Kring,,, Kring,,,
Setelah pulang sekolah...
Nadia tampak ricuh membereskan buku-buku di meja nya, sedangkan Rissa sudah tampak rapih menggendong tas ranselnya siap untuk pulang. Di ambang pintu kelas, seketika Rissa menoleh kebelakang mendapati Nadia yang masih saja sibuk dengan ritualnya.
"Lelet" desis Rissa"Bantuin kek"jawab Nadia
"Bantu nunggu aja"cengeh Rissa
"Unfaedah,sana tunggu diluar"teriak Nadia
"Iya-iya gue tunggu diluar" jawab nya dengan sedikit kesal
"Buruan lo, gue gak suka nunggu"susulnya di ambang pintu
Diluar, suasana tampak ramai. Orang-orang sangat bergembira untuk pulang, banyak murid berlalu di depan kelas Rissa terdengar bisikan suara mereka yang berjalan sambil bercerita,banyak pula siswa yang bersiap dilapang bawah sana untuk mengikuti ekstrakulikuler basket. Sejuk, yap sore hari memang terasa sejuk, Rissa memejamkan matanya menikmati suasana sambil menyangga dagu lancipnya sembari tersenyum dengan jilbab putih yang menambah cahayanya.
Dibawah sana ada beberapa pasang mata yang memandang senyumannya. Banyak diantara mereka yang memujinya."Cantik.. " batin gibran dibawah sana
Beberapa menit kemudian...
"Hust... "Tiup Nadia ketelinga Rissa"Jangan macam-macam" sigap Rissa hendak memukulnya
"Stop.. Stop.. Nadia, gue Nadia" jawab nya melindungi diri
"Ayook, cepetan abang gue nih bisa-bisa jadi lumut digerbang"gertak Rissa
"Eubuset hayuk buru,horror gue kalo denger abang lo"tarik Nadia ketakutan
"Bwahahak, masih aja takut ama abang gue nih anak" tawanya dalam hati
Rissa hanya menurut kemana tangannya pergi membuntuti Nadia,derap langkah mereka cukup cepat, Nadia memang benar-benar takut dengan abangnya Rissa, pasalnya Rissa selalu menakut-nakutinya setiap kali menceritakannya. Selain itu juga Nadia selalu percaya begitu saja apa yang dikatakan temannnya itu, Rissa suka melihat ekspresi Nadia yang ketakutan, baginya itu sangat lucu. "Ada yah temen kocak macam gini" batinnya sumringah
*Gibran pov
"Tak dung... tak... dung dung... tak" suara ketrokan kardus
"Yoi... yoi... hap... hap... " Daniel bersorak menambah ruyuh koridor sekolah
"Elahhh, lo berdua napa sih yang satu nakol-nakolin kardus, yang satu yoi-yoi an" protes gibran menempelkan tangan dijidatnya seolah merasa pusing dengan tingkah mereka
"Yaudah maaf ran" cengir Varo memperlihatkan giginya
Gibran pun menoleh kedepan dan berjalan kembali menuju ruang Osis"Hustt, gak seru ya dia, tumbenan" bisik Daniel pada Varo
"Dia emang gitu dari lahirnya K U D Aniel" jawab Varo manyun-manyun
"K U D Aniel, singkatan dari kurang daging, niel itu panggilan Daniel. Nama buatan Varo, itung-itung bahan hujatan katanyeee..." Author
"Eh loo B A D A K" Refleks Daniel dengan pedas
"B A D A K, hujatan khusus dari Daniel buat Varo, Varo emang paling item diantara mereka bertiga, jadi suka dihujat Badan Daki, jadilah nama khusus B A D A K untuk Varo" Author
Riuh suasana pulang sekolah memang sudah biasa, ya SMA Nusa 1. Sekolah yang terkenal sangat ketat, siswa-siswi sangat dibatasi oleh aturan sekolah, jadi terasa seperti kebebasan jika bel sekolah sudah berdering, bel pulang adalah hal yang sangat dinanti-nantikan kebanyakan orang.
Tiba-tiba...
"Grusukk,,,gedebaghhh" suara jatuh
"Bwahahak,,," tawa Gibran renyah
"Ebuset eloo jatuh Niel" ucap Varo cengo
"Pee.. A.. loo, buruan tolongin" pinta Daniel sambil mengerutkan dahinya
"Untung lo, murid-murid lain pada suka pulang, kalo kagak mampus loo diketawain mereka" Author
"Authorr,,, "amuk Daniel
"Kaburr" Author
"Sini-sini" sigap Gibran menyodorkan tangannya
"Ini kresek lagi maen masuk-masuk aja ke sepatu gue, euhh.. " tarik Daniel pada sebuah kresek disepatunya dengan kesal
"Biar adem kali sepatu loo, kresek pengertian gitu aja lo marah-marahin, dasar loo boloinnn..." tawa Varo memakinya
"Sini kardus loo" rebut Daniel
"Nah pake ini ya bentar pala loo" ucap Daniel dengan sabar
"Trokkk... Trokk..." ketuk Daniel mengeluarkan emosinya
"Arrgghhh, K U D Aniel... Loo ya" lari varo mengejar Daniel yang lebih dahulu pergi
"Bwleee" ejek Daniel dengan sengaja
"Nasib-nasib , Ctctct... " ucap Gibran menanggapi tingkah mereka
Gibran memperhatikan mereka sampai tidak terlihat puncak rambutnya sedikit pun, kemudian Gibran memungut kresek yang menyandung di sepatu Daniel tadi dan membuangnya pada tempat sampah."Brushh" suara didalam tempat sampah sana
"Hahh"lelah suara Gibran
Banyak sekali tugas nya hari ini, begitu berat menjadi kelas XII menurutnya,akhir-akhir ini pula ia harus menyediakan berbagai macam proposal untuk pengangkatan anggota osis baru,semoga saja adek-adek kelasnya nanti bisa lebih baik darinya,harapnya sambil menengadah menatap ruang adek-adek kelasnya.
"Cantik... " batinnya ketika mendapati Rissa yang tengah tersenyum memejamkan matanya
Mohon maaf atas keterlambatan publish part baru kami, harap selalu senang dengan karya-karya kami berdua
Selamat malam
#pandatirek213 :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Peculiar(PandaTirek)
Teen Fiction" Cantik-cantik kok cuek, gak baik " celetuk Gibran Risa masih tetap dengan tatapan jutek nya. Gibran mengerti akan tatapan itu " Senyum itu ibadah " lanjutnya ''Audzubillahiminassyaitonirrojimm, huh dasar kentang " balasnya asal .... '' Senyummu d...