Innamal A'malu Binniat

33 10 0
                                    

"Rissa bangun nak, sudah hampir siang ini"
ucap mama sambil menggucangi tubuh anaknya

"Yaampun momyyyy apaan sih, dikira banjir eh malah main ciprat aja dingin tau" jawab Rissa sambil mengerucutkan bibirnya

"Momy - momy kamu kira ini mumi apa?"

"Mama udah bosen bangunin kamu Rissa, coba aja kakak kamu Satria masih dirumah ini, toh kamu pasti skakmat sama dia" lanjut sang mama

Ya abangnya yang super duper nyebelin, dingin juga, tapi tampannnnn sangat, siapalagi kalo bukan bangSatt haha bang Satria maksudnya dia sudah bekerja guys di Lampung tepatnya

"Aduhh maa...jangan bawa - bawa bangS..mpphhh" sebelum melanjutkan perkataannya Lidya segera membukam mulut anaknya

"Stttt...sudah jangan panggil abang kamu kayak gitu gak baik sama yang lebih tua" ucap mama pelan

"Habisnya nama abang Satria si jadi ya supaya lebih enteng gitu manggilnya" sambil nyengir menampilkan deretan gigi putih nya

"Udah ah mandi sana, mama tunggu di bawah ya" ujar sang mama lalu meneruskan langkahnya menuju lantai bawah

•••••

Setelah siap, Rissa langsung kebawah untuk makan bersama.

Di ruang meja makan, terdapat dua orang yang sangat ia sayang dan membuat ia mengerti apa tujuan dari hidup siapalagi kalo bukan ayah - Farhan dan mama - Lidya

"Assalamu'alaikum semuaaa" ucap Rissa sambil mengecupi pipi kedua orang tuanya

"Wa'alaikumussalam sayang" jawab mereka

Setelah duduk di kursinya, Rissa menampilkan wajah murung sehingga membuat bingung kedua orang tuanya

"Loh kok anak papa mukanya murung gitu sih, ada apa hm?"

"Pahh, tadi mama sebut - sebut nama abang pas lagi bangunin adek, kan adek jadi rindu. Kapan balik nya si tu orang" ucapnya seperti mengadu pada sang papa

"Ha? Gak salah denger nih adek rindu abang?" 

Heran, karena jika Satria pulang yang ada bukan rindu tapi malah ribut kayak tom and jerry

"Ishhh papa ah, adek tuh rindu pengen jailin abang" jawabnya sambil menampilkan deretan gigi putih nan tersusun rapi

Mama Lidya yang mendengar penuturan putrinya itu hanya bisa tersenyum, betapa bahagianya ia memiliki anak seperti Satria dan Clarissa walaupun dibalik itu semua sifat kedua sang anak sungguh memerlukan energi yang cukup banyak.

"Udah ya, sekarang makan! Nanti kalian terlambat siapa yang repot" ucap mama menengahi

"Siappp maBosss" jawab keduanya serempak disertai kekehan kecil

Hanya terdengar suara dentingan sendok, garpu yang bersentuhan dengan piring dalam ruangan tersebut, semuanya fokus dalam makannya masing-masing.

"Dek cepetan udah hampir terlambat ini, kamu emang mau dihukum?" ucap papa setengah berteriak dikarenakan sang anak tak kunjung muncul setelah makan tadi

Rissa yang mendengar suara tegas sang papa kini bergegas mencari sosok mamanya lalu menciumi tangannya serta berucap salam

"Maa adek pergi dulu ya, doain supaya banyak cogan yang naksir hehe" ucap Rissa sambil menyalami mama nya

"Trukk,,, kamu ini belajar yang benar cogan-cogan aja bilangnya, mau uang jajan nya papa kurangi? Hah" getrok papa Rissa memukulnya pelan
"Aaa sakittt,,," ucap Rissa dramastis

"Makanya sekolah jangan nakal-nakal" ucap papa Rissa meluruskan

"Rissa gak nakal kok, cuman bilang gitu doang lagian bercanda juga" jawabnya manyun-manyun

"Niatnya nakal, jelek itu. Kan Innamal A'malu binniat, amalan itu tergantung niatnya" colek papa ke hidung Rissa menasehatinya

"Ah iya pah risa faham, hee" cengir Rissa

"Eh iya maa, yaudah Rissa pergi assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam hati - hati"

Suka? suka dong, suka? Suka ya? Iya gitu? Hehe, Author maksa ini mahh,
buntutin selalu tiap partnya, jangan lupa komentar, baik itu saran atau pujian hehe, biar Author nya semangat
Please Readers
PandaTirek,..

Peculiar(PandaTirek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang