Dubai-16

829 110 24
                                    

Sungguh saat ini Jisoo tidak ingin melihat pria muda yang bermarga Kim itu. Ya, Kim Taehyung.
Bukan karena apa-apa, setiap dia melihat Taehyung, dia akan teringat dengan mendiang Jinyoung. Mungkin karna mereka sedarah, mereka terlihat sedikit mirip di mata Jisoo.

"Iya Jen, lagi refreshing sama anak-anak, mereka baru selesai UN." balas Jisoo

"Ohhh, gimana kesayangannya aunty. Lancar ujiannya?" tanya Jennie kepada triplets.

"Iya lancar aunty." jawab Jeno, memimpik kedua kembarannya.

"Kayaknya bunda ganyaman deh" batin Jaemin memulai telepati triplets.

"Masa sih? Biasa aja ah." jawab batin Nako dengan tidak peka.

Sedangkan Jeno hanya diam saja, memperhatikan keadaan. Jisoo yang sedang mengalihkan pandang menatap Sungai Han. Dan Taehyung yang kerap mencuri-curi pandang ke Jisoo.

"Ohh bagus deh kalo gitu, gimana kalo tikar kita digabung aja? Sekalian piknik bareng." ide Jennie yang membuat Jisoo menoleh kepadanya. Sangat tidak mungkin untuk menolak, walau ia sungguh sedang tidak ingin bersamaan dengan Taehyung.

"Iya boleh, Nini." ujar Jisoo, dengan senyumannya. Orang-orang tidak akan tahu bahwa itu adalah senyum yang terpaksa.

Jennie dan Taehyung mulai membentang tikar, dan menyusun makanan mereka diatasnya. Dibantu dengan Jeno dan Jaemin.

"Oh iya Soo, denger-denger lo bakal jadi pemimpin Park Corp ya? Wah selamat yaa." ucap Jennie sambil memegang tangan gue, tidak lupa dengan gummy smilenya. Sebelumnya Jennie khawatir karna Jisoo resign dari perusahaan Taehyung, bagaimana Jisoo akan menghidupi anak-anaknya? Tetapi setelah tau Jisoo akan menjadi CEO, Jennie sangat bersyukur dan bahagia. Dia turut senang akan berita itu.

"Iya Jen, 2 minggu lagi gua pindah ke Dubai. Tapi gue masih takut." balas Jisoo, mengeratkan tangannya digenggaman Jennie.

"Nggaa, gausah takut. Skill lo tuh bagus banget, dulu pas sma aja lo paling pinter. Tenang aja, lo pasti bisa! Iya kan, Tae?" tanya Jennie setelah dia berbicara panjang lebar.

"Iya, pasti." ucap Taehyung singkat, namun jelas dan yakin. Karna Taehyung sangat tahu bahwa Jisoo berpotensi tinggi, kemampuan Jisoo tidak perlu diragukan.

"Hmm, bunda sama paman kenapa, awkward banget." lagi-lagi Jaemin memulai telepati mereka.

"Gatau deh, mungkin karna bunda abis resign." balas Nako acuh, sambil memakan kimbap kesayangannya.

"Menururmu kenapa, Jen?" tanya batin Jaemin, melempat pertanyaannya kepada Jeno.

"Mungkin bener yang dibilang Nako." jawab Jeno, dia sebenarnya tau apa yang terjadi, tetapi dia memilih untuk bungkam.

"Ngomong-ngomong, gue nikahan 8 bulan lagi. Awas lo kalau lupa!" Jennie mempoutkan bibirnya, Jisoo terkekeh akan temannya itu.

"Iya mana mungkin lupa lah, ayo makan ngomong terus lo." Jisoo mengoles nutella keatas roti tawar, tentunya akan diberikan kepada Jeno.

"Nana mau selai rasa apa?" Jisoo bertanya kepada Sang Tengah. Sedangkan yang ditanya nampaknya hanya melamun.

"Paman Taehyung kenapasih mandangin Bunda terus." batin Jaemin, Jeno dan Nako yang mendengar ikut menoleh kepada Taehyung. Memang benar, Taehyung sedang memperhatikan Jisoo, Secara terang-terangan.

"Na?" ulang Sang Bunda,

Jaemin pun tersadar, "Iya kenapa, Bun?"

"Duh mau selai rasa apa bunda bilanggg." Jisoo sangat gemas kepada anaknya yang satu ini.

I Won'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang