Part 29

12K 1.2K 58
                                    

Jimin memandang Taehyung yang memunggunginya. Ia melihat tangan Taehyung yang terus terpaut dengan tangan Seokjin yang terbebas dari infus namun tersemat Pulse Oximeter di jari tangannya. Taehyung benar-benar tidak beranjak semenjak Jimin pulang ke Dorm. Keadaan Seokjin sudah stabil dan sudah di pindahkan ke ruang perawatan biasa, namun sang kakak sepertinya masih betah memejamkan matanya.

Jimin berjalan ke arah Taehyung dan meremat pudak sahabatnya itu yang terlihat rapuh. Jimin memikirkan bagaimana sikap Taehyung yang lebih memilih hiatus dan lebih memilih jujur tentang dirinya pada Army dan Publik. Pasti berat untuk Taehyung, Jimin tahu itu. Namun Jimin juga yakin, Taehyung tak selemah itu. Bertahun-tahun ia menyembunyikan masalahnya dari member lain termasuk dirinya. Ahh, kecuali Yoongi mungkin.

Tatapan Jimin kini beralih pada Seokjin. Ia juga tidak habis fikir bagaimana bisa Seokjin mengorbankan dirinya sendiri demi melindungi Taehyung? Bahkan sudah 2 kali. Tidak, bukan hanya Taehyung. Namun semua member sepertinya akan ia lindungi keselamatannya.
Jimin jadi ingat saat dulu ia di teror. Ada yang ingin membunuhnya secara terang-terangan. Membuat Jimin dan member lainnya pun panik dan khawatir. Jimin begitu takut, sangat takut. Namun dengan percaya dirinya Seokjin menggunakan outfit yang sama persis dengan Jimin. Tujuannya untuk mengecoh si peneror jika itu benar-benar terjadi. Iya, sebegitunya Seokjin melindungi adik-adiknya dari semua ancaman yang mengancam mereka.

"Taehyung-ah."

Taehyung tak bergeming. Tatapannya masih terus terpaku pada Seokjin.

"Lebih baik pulang dulu. Kau pasti lelah semalaman menjaga Jin hyung."

"Jim.."

"Ya?"

"Apa keputusanku ini benar?"

"Benar Tae, sangat benar." Jawab Jimin yakin.

"Tapi Jin hyung?"

"Jangan terus menyalahkan dirimu sendiri. Kau bisa habis di pukuli Yoongi hyung kalau kau terus seperti itu."

Taehyung terkekeh pada Jimin yang berusaha untuk menghiburnya.

"Maafkan aku Jim."

"Minta maafnya nanti saja. Setelah semua selesai. Dan saat Jin hyung bangun."

Taehyung mengangguk. Ia terperanjat saat tangannya merasakan gerakan dari tangan yang sedari tadi ia genggam. Taehyung segera memencet tombol darurat di sebelah Bed Seokjin.

Taehyung dan Jimin sedikit menyingkir saat dokter dan perawat masuk untuk memeriksa keadaan Seokjin.

"Bagaimana dokter? Tadi tangan Jin hyung bergerak." Tanya Taehyung saat sang dokter selesai memeriksa Seokjin.

"Tenanglah, semuanya sudah baik. Kita hanya tinggal menunggu ia sadar. Mungkin beberapa menit lagi. Tak ada yang perlu di khawatirkan." Jelas sang Dokter membuat Taehyung dan Jimin bernafas lega. Mereka membungkuk hormat pada sang dokter saat dokter itu pergi.

"Aku akan menghubungi hyung yang lain dan Jungkook." Ucap Jimin yang di angguki oleh Taehyung. Sementara Jimin menghubungi member lain, Taehyung kembali pada kursi di sebelah ranjang Seokjin.

Perlahan namun pasti, mata sayu yang sudah 3 hari terpejam itu mengerjap pelan.

"Hyung!"

Seokjin menoleh ke arah sumber suara. Ia tersenyum tenang.

"Tae.." Ucapnya parau. Meskipun mulut Seokjin tertutup masker oksigen, Taehyung tahu kalau Seokjin menyebut namanya.

"Syukurlah tidak amnesia lagi -- Argh! Yaa! Park Jimin!" Celetuk Taehyung. Namun ia mendapat pukulan di belakang kepalanya beberapa saat setelah berbicara. Seokjin hanya terkekeh pelan di balik masker oksigennya.

Hold Me Tight - Kim Seokjin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang