chapter-06

320 16 1
                                    

Tidak menerima sider
Vote aku selalu maksa ntar kalian dapet pahala:v
.
Happy reading ❤️
.
.
A

rsen memasuki pekarangan rumahnya dengan motornya.
"Sore mang Diman". Sapa Arsen pada satpam rumahnya.
"Sore den Arsen baru pulang den?". Ucap mang Diman.
"Iya mang biasa habis kencan". Ucap Arsen terkekeh.
"Mamang kalah nih sama Aden". Ucap Diman bergurau.
"Haha mamang kan udah laku. Inget istri dirumah mang jangan khilaf, masuk dulu ya mang". Arsen terkekeh.
"Iya den siap". Ucap diman

Arsen memang akrab dengan satpam rumahnya. Arsen kerap sekedar ngobrol santai dengan satpamnya. Bahkan Arsen juga kadang sering meminta solusi pada mang Diman jika punya masalah. Karena mang Diman memang sudah berkerja sangat lama bahkan sebelum Arsen lahir di keluarga Jonathan.

"Assalamualaikum yuhuu spada Arsen ganteng pulang". Teriak Arsen saat memasuki pintu rumah.
Tiba-tiba ada yang melempar bantal ke arah Arsen yang teriak-teriak nggak jelas.
"Aduh. Kok dilempar sih mi nanti muka Arsen yang ganteng ini bisa lecet kena bantal".omel Arsen.
"Udah berapa kali mami bilang jangan teriak-teriak di dalam rumah ini bukan hutan". Omel Sinta tak kalah lantang dari Arsen.
"Kalian ini ada apa si ribut terus pusing papi dengernya". Ucap jonathan yang keluar dari kamarnya.
"Anakmu tuh pi muka subhanallah kelakuan astaghfirullah". Kesal Sinta.
"Eh kok papi si mi itu kan anak mami juga. Kita bikinnya kan bareng diranjang yang hot dan bergairah mami lupa?". Ucap jonathan.

Arsen memutar bola mata dengan jengah. Ia sudah biasa mendengar perkataan yang menjerumus dewasa dirumahnya sendiri. Karena mameng orang tua Arsen selalu bar bar jika sedang debat tidak peduli ada anaknya yang masih dibawah umur mendengar percakapan mereka. Tapi justru ini yang membuat keluarga Jonathan terlihat harmonis dengan candaannya.

"Anak mami yang ganteng ini baru pulang capek habis menimba ilmu supaya jadi orang yang sukses dan kaya raya sampai rumah bukan disambut malah dikasih keributan". Ucap Arsen kesal.
"Ya ampun pede kumat, mami nggak masak sen kamu beli aja sana". Ucap sinta santai.
"Kebiasaan nggak masak malah sibuk pacaran padahal umur udah tua". Sindir Arsen pada kedua orang tuanya lalu pergi ke kamar.

Arsen merebahkan tubuhnya di kasur. Menatap langit-langit kamarnya, sempat terbesit wajah cantik Renatta dalam angan-angannya. "Lo bikin gue gila". Gumam Arsen lalu tersenyum simpul.

Arsen keluar dari kamar mandi setelah menyegarkan tubuhnya dengan air hangat. Segera ia meraih ponselnya untuk mengajak sahabatnya sekedar nongkrong biasa.
Setelah itu Arsen keluar kamar dengan stelan cassual nya. Kaos hitam lengan pendek , celana jeans hitam dan sneakers putih. Membuatnya terlihat sangat tampan.

"Mami papi Arsen keluar ya mau nongki-nongki sama temen-temen". Ijin Arsen .
"Iya hati-hati dijalan". Ucap Sinta.

Skip.

Arsen dkk sudah berada di cafe tempat biasa mereka nongkrong.
"Tumben ngajak nongkrong". Ucap Arfin.
"Bukan tumben tapi sering". Ucap Devan.
"Bukan sering tapi tiap hari kita diajak Arsen nongkrong udah kayak emak-emak ghibah". Reno.
"Bilang aja Lo pada seneng kan gue traktir tiap hari". Ucap Arsen.
"Haha itu number one". Ucap Devan.
"Muke-muke kismin". Sindir Reno.
"Gue kaya cuma gue lagi nabung buat masa depan". Ucap Devan.
"Masa depan? Cewek aja Lo kagak punya". Balas Reno membuat semua terkekeh.
"Anying Lo". Kesal Devan.

"Eh itu Renatta bukan si". Ucap Arfin saat melihat Renatta lewat didepan cafe tempat mereka nongkrong.
"Ngapain tuh cewek sendirian malem-malem di depan cafe". Ucap Reno.
"Samperin tuh bidadari kesayangan Lo". Ucap Devan pada Arsen.
"Nggak usah Lo suruh juga gue mau samperin bidadari gue". Ucap Arsen lalu pergi menghampiri Renatta.

My Popular HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang