Chapter-04

363 22 0
                                    

Bel pulang sekolah semua murid berhamburan untuk pulang. Ada yang nongkrong nongkrong dulu ada yang langsung pulang ada yang ekschool.

Renatta berjalan menyusuri koridor bersama kedua sahabatnya. " Ren Lo pulang sama siapa? Mau bareng nggak?". Tawar Freya.

"Gue naik angkot". Ucap Renatta sedikit mengulas senyumnya, saat bersama sahabatnya renanta sering menunjukan senyumnya walau hanya sedikit.

"Bener nih? Yaudah kita balik duluan ya Lo hati hati dijalan". Ucap Manda lalu pergi bersama Freya.

Renatta berjalan sendirian menyusuri koridor. Berjalan menuju gerbang ke halte sekolah.  Mendung seperti nya akan turun hujan dan Renatta menunggu di halte sendirian menunggu angkutan umum yang datang tapi tak kunjung datang. Kedinginan tentu saja Renatta kedinginan ia tak membawa jaket, Renatta menatap lurus ke arah hujan melamunkan apa yang harus ia lakukan.

Suara mobil yang berhenti dihadapanya memberhentikan kegiatan melamun Renatta. Turunlah seorang cowok menghampiri Renatta. "belum pulang?". Tanya cowok itu.

Renanta tak menjawab karena terkejut cowok yang menghampirinya adalah cowok yang baru saja ia kenal tadi siang, tak lain tak bukan cowok itu adalah Arsen. Arsen tak sengaja melihat Renatta di halte sendirian di tengah derasnya hujan seperti ini.

"Ren?". Arsen membangunkan lamunan Renatta karena Renatta tak menjawab pertanyaannya.

"Nunggu angkot".

"Jam segini angkot udah nggak lewat lagian hujan juga".

Tak ada jawaban dari renatta. "Gimana kalo Lo gue anterin ?".

Masih tak ada jawaban dari renatta.

"Udah ayok". Arsen menarik lengan Renatta untuk masuk kedalam mobilnya. Renatta hanya pasrah mengikuti langkah Arsen karena jika ia menolak ajakan Arsen ia tidak tahu sampai kapan akan menunggu di halte.

"Nih pake jaket gue biar nggak dingin"
Arsen menyodorkan jaketnya untuk Renatta kenakan.

"Makasih". Renatta menerima jaket dari Arsen dan memakainya.

Arsen tersenyum karena Renatta tidak menolak jaketnya. "Kembali kasih". Arsen menyalakan mobilnya dan melaju dengan kecepatan rendah karena hujan yang lebat , Arsen takut jika menimbang kecepatan akan terjadi sesuatu.

Susana hening hanya derusan air hujan yang terdengar dari dalam mobil. Sampai akhirnya Arsen bertanya. "Rumah lo dimana? Kalo Lo diem aja gue nggak tau arah jalan pulang Lo". Ucap Arsen menanyakan alamat rumah Renatta.

" belok kanan". Ucap Renatta sangat irit kata dengan ekspresi datarnya. Arsen hanya mengangguk petunjuk Renatta.

Setelah sampai di depan rumah Renatta turun dari mobil Arsen langsung nyusul Renatta untuk membukakan pintu mobilnya. "Jadi ini rumah lo? Besar juga". Ucap Arsen sambil melihat rumah Renatta. 
"Mampir ?". Tawar Renatta, tidak sopan jika Renatta langsung menyuruh Arsen pulang apalagi baju Arsen yang basah kuyup karena mengantar Renatta pulang.

"Pengenya si gitu tapi gapapa gue langsung balik aja, nanti gue mainya lain kali aja pasti gue kerumah Lo kok". Ucap Arsen.
"Tunggu". Ucap Renatta pada Arsen saat Arsen hendak balik badan. Arsen  mengangkat sebelah alisnya. "Jaket". Renatta menyodorkan jaket yang Arsen pinjamkan tadi. Arsen menerima jaket nya lalu pergi menuju mobilnya. Renatta menatap kepergian Arsen dan masuk kedalam rumahnya.

"Ekhm dianterin siapa tuh". Goda Derren yang sedari tadi diambang pintu menyaksikan adegan adik kesayangannya diantar oleh seorang cowok. Ini sebuah peningkatan , karena Renatta yang notabennya tidak banyak teman tiba tiba pulang diantar cowok ganteng pula.

My Popular HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang