(2). tag eins

748 50 67
                                    

"Inget, ketika kalian keluar dari sini, jangan banyak tingkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Inget, ketika kalian keluar dari sini, jangan banyak tingkah. Anggep aja kalian manusia pure blood," Titah sang ayah, atau Raja dari Kastil Transylvania.

"Iyaa Pah, Arlios jagain deh mereka semua,"

7 anak mix blood itu terlihat bosan, yaa, ini sudah ke 1001 kalinya sang Ayah menasehati mereka, dengan kata kata yang tidak dimodif.

"Gih berangkat, jangan lupa minum darah dulu!"

Terdengar konyol bagi kalian, para pure blood, tetapi ini adalah hal yang lumrah bagi mereka.

"Beneran, kalo kayak gini terus gue mau tinggal di dunia nya pure blood aja. Capek dibacotin Papa melulu," Gerutu Fidelya ketika mereka sudah keluar dari kastil.

"Del, gue rekam nih. Tinggal kirim ke Pa—"

"Koleksi tulang manusia lo gue sita!"

Nave langsung bungkam.

"SMA Danabrata.." Nadin membaca tulisan yang terpampang di sebuah plang.

"Sudah sampai, Tuan dan Nona," Ucap sang Supir.

"Eh, iya pak, makasih ya,"

–•–

"Cha, kelas berapa?" Tanya Sharon ketika mereka sampai di koridor.

"XI IPA 2"

"Oooww...."

"Lo kelas berapa Ron?"

"X IPA 1"

"Ah, lo enak. Yang kasian Nave, XI IPA 4, disana darah nya seger semua. Ntar kalo identitasnya ketauan bisa mampus,"

"Echaa, ini dunia pure blood! Kalo ada yang denger gimana?!" Bisik Radea.

"Anjrit gue lupa!"

"P..Permisi, anak baru ya? Kenalin, saya Aryasa, Ketua OSIS SMA Danabrata, kalian kelas berapa? Biar saya anterin,"

Seorang pemuda tampan datang menghampiri 5 perempuan rempong itu.

"Eh, anterin Echa sama Nadin aja, mereka di XI IPA 1," Setelah mengatakannya, Sharon, Radea, dan Fidel segera berlari.

Alasan pertama, darah dari pemuda bernama Aryasa itu sangat segar. Bisa khilaf mereka. Kedua, Aryasa ganteng. Takut pada kepincut. Terakhir, mereka gatau OSIS itu apa, jadi ya...

"Baik, sebelah sini ya," Aryasa menuntun Echa dan Nadin menuju kelasnya.

"Kelas lo dimana?" Tanya Echa basa-basi. Nadin sama sekali tidak memperhatikan keduanya, ia terlalu sibuk dengan membalas pesan-pesan dari sang Ayah.

Metanoia - 00-04LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang