Bagian 4

30 3 0
                                    

"La."

Calla menoleh, baru saja dia akan membuka pintu kamarnya, Arwan sudah memanggilnya. Mereka baru saja sampai ke rumah, setelah pergi dari Mall tadi sore.

"Kenapa, Mas?"

"Kamu kenapa sih sama Alghar?"

Kirain apaan. "Nggak kenapa-kenapa kok, Mas."

"Cara kamu lihat dia itu nunjukkin kalau ada apa-apa lho, La."

Calla menarik nafas, kini badannya benar-benar menghadap Arwan, kakinya lalu melangkah mendekat ke arah Arwan, dengan kedua tangan yang kini dilipat di depan dada. "Kalau begitu, kasih tahu aku dulu, ada hubungan apa Mas Arwan sama Kakaknya si Alghar?"

Arwan mengernyit, kenapa malah jadi dia yang di interogasi oleh Calla.
"Nggak ada apa-apa."

"Bohong. Mas Arwan pacaran sama dia, kan?"

Arwan terkekeh. "Udah gede ya sekarang? Udah tahu pacar-pacaran."

"Mas aku udah kelas tiga SMA yaa! Aku ingetin kalau Mas lupa," ketus Calla.

"Iya, itu juga kan baru di mulai."

"Ya intinya udah kelas tiga Mas Arwan."

"Iya iya, Adik Mas udah gede sekarang. Yaudah sana masuk kamar, udah malam. Besok sekolah, kan?"

Calla mendengus, Arwan memang selalu seperti ini, jika ditanya dan dia tidak mau menjawabnya, maka dia akan langsung mengalihkan pembicaraan. Tapi tunggu dulu, kenapa Arwan malah menutupi hubungannya dari dirinya? "Jawab dulu, Mas Arwan ada hubungan apa sama Kak Diandra?" tanyanya lagi, memaksa.

"Enggak ada, La. Cuman teman."

"Aku tahu lho, Mas itu jarang temenan sama cewek. Lagipula, Mas kan udah kerja, sedangkan Kak Diandra masih Mahasiswi. Gimana ceritanya bisa temenan coba?"

"Memangnya temenan itu harus mandang usia dan tingkatan, La?"

Calla memutar bola matanya kesal. "Aku janji nggak akan bilang sama Bunda," ujarnya memelas, sungguh dia sangat penasaran dengan hubungan Arwan dan Diandra.

Arwan terkekeh. "Apasih yang kamu pikirin, La? Mas bukan anak remaja yang takut ketahuan pacaran sama orangtua kali. Mas udah dewasa."

"Yaudah kalau gitu kasih tahu aku. Mas pacaran kan sama Kak Diandra?"

"Mas udah ngomong jujur, lho. Mas harus jawab kayak gimana lagi?"

Calla mengalah, percuma juga memaksa Arwan untuk berkata yang sebenarnya kalau dia tidak mau menjawabnya. Dia sangat yakin, kalau Arwan dan Diandra mempunyai hubungan khusus, dia juga sangat yakin kalau sekarang Arwan sedang berbohong, dan sedang menutupi sesuatu darinya. Dia tahu betul Arwan seperti apa, bahkan kalau ditanya, antara Bunda dan Ayah serta dirinya, siapa yang lebih mengenal Arwan. Maka jawabannya adalah dirinya, karena dia sangat-sangat mengenal Arwan, dan tahu betul orang yang seperti apa Arwan itu.

"Yaudah aku ke kamar dulu."

Arwan mengangguk. "Good night, La. Tidur yang nyenyak ya," ujarnya, tangannya kini mengusap lembut kepala Calla.

Calla mengangguk. "Mas Arwan juga. Good night too, Mas," jawab Calla, kakinya lalu berjinjit untuk mengecup pipi Arwan, kebiasaannya.

"Yaudah gih masuk kamar."

Calla hanya tersenyum membalas Arwan, dia kembali berbalik untuk beranjak mendekat ke arah pintu kamarnya, dan tangannya hendak membuka gagang pintu, namun Arwan sudah kembali memanggilnya.

"La."

Calla kembali menoleh, menatap ke arah Arwan.

"Alghar kayaknya beneran sayang sama kamu, dan dia juga anaknya baik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlgharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang