12

129 25 0
                                    

"Lo masih mau disitu?" Tegurnya ketika Allen tak kunjung pergi dari tempatnya. Dengan sigap ia langsung membukakan pintu dengan lebar dan memberikan jalan kepada Felix dan petugas medis pun segera memberikan pertolong kepada gadis malang itu.

Iya, Felix lah yang berdiri didepan pintu dengan Nana digendongannya. Wajah gadis itu sangat pucat.

Tak berselang lama pintu dibuka lagi dengan tergesa dan menampakkan Serim dengan nafas yang terengah-engah dan peluh yang membanjiri dahinya.

"Nana gimana?" Tanya nya ketika menghampiri dua orang itu, sedangkan Felix dan Allen hanya menggelengkan kepalanya, mereka belum mendapatkan informasi apapun dari dokter itu.

"Kalian temannya?" Tanya dokter itu.

"Saya kakaknya!" Jawab Serim cepat.

"Dia keracunan, dia makan apa saja tadi? " Serim mengingat ingat apa saja yang gadis itu makan.

"Susu, dia minum susu yang kayanya udah expired " Jawabnya.

Dokter itu mengangguk lalu menyerahkan beberapa obat yang telah diambilnya.

"Diminum sehabis makan, jika tidak ada perubahan bawa ke rumah sakit"

"Terimakasih". Ucap mereka bersamaan dan dokter itu hanya mengangguk lalu pergi dari situ.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi Yukyung melihat itu semua, bagaimana tidak, dia masih disini hanya terpisah beberapa ranjang saja dari milik Nana.

"Lix tolong ambilin tas Nana". Ucap Serim sembari menggendong gadis itu.

"Gue yang nyetir". Ucap Allen lalu dengan cepat ia segera mendahului langkah Serim. Mereka pun langsung menuju rumah sakit terdekat.



🌙🌙🌙


"Kak Serim" Ucap gadis itu lemah.

"Ah iya dek? Serim lagi keluar bentar, kamu haus?"

"Kak Allen?"

"Iya dek ini aku" Jawabnya lalu mengusap kepala gadis itu.

Mulutnya yang hendak terbuka pun kembali terkatup ketika ia mengingat apa yang sempat dia dengar beberapa waktu lalu.

"Pengen kekamar mandi? Apa pusing?" Tanya nya lagi.

Nana hanya menggeleng lalu mengalihkan pandangannya, ia tidak ingin menatap Allen, hanya itu saja.

Allen menghela nafasnya, mengapa akhir-akhir ini gadis itu berubah seolah bukan seperti Nana yang ia kenal. Pintu terbuka dan menampakkan sosok Serim dengan tas besar yang berisi keperluan gadis itu selama beberapa hari kedepan.

"Loh udah bangun kamu dek?" Tanya Serim meletakkan tas itu sembarang lalu menghampirinya.

Serim mendekat dan memeluk adik kecilnya itu dengan erat. Air matanya hampir tumpah namun ia berusaha menahannya, dan hal itu membuat Allen hampir tertawa jika ia tidak ingat ini bukan waktu yang tepat untuk tertawa.

"Bikin kakak khwatir aja kamu" Ucapnya lalu mencubit pipi Nana hingga memerah.

"KAK SERIM SAKIT!" Teriaknya, dan dua anak adam itu hanya tertawa mendengar teriakannya, ternyata walaupun sedang sakit teriakannya masih sama saja, memekakkan telinga.

"Ah iya iya ampun" Ucapnya sembari menghindari pukulan gadis itu.

"Nanti mama sama papa balik dek" Nana yang sedang berusaha memukuli Serim pun diam lalu menatap kakaknya penuh harap.

"Iya bener ga boong"

"Asik!" Pekiknya lalu memeluk Serim erat.

"Heboh banget kaya orang pacaran, kasian Allen cuma ngeliatin hahaha" Mereka semua diam dan menatap kearah pintu yang menampakkan Yukyung dengan parsel buah ditangannya.

"Bukannya kamu sakit?" Tanya Allen ketika dia mulai memasuki ruangan.

"Gapapa kok udah mendingan" Ia meletakkan buah buahan itu di nakas samping ranjang gadis itu.

"Makasih ya kak" Ucap Nana dan hanya dibalas anggukan oleh Yukyung.

"Cepet sembuh ya"

"Iya kak makasih lagi ya"

"Iya sama sama"

Allen dan Serim hanya diam duduk diatas sofa melihat mereka mengobrol berdua.

"Btw felix tadi kemana?". Tanya Allen ketika tidak menemukan sosoknya.

"Tadi pulang dulu katanya ntar kesini lagi" Allen pun mengangguk paham.

"Astaga anak mama kok bisa sakit sih!" Ucap seseorang yang cukup membuat mereka kaget.

"Mama?!" Tanya Allen heran.

"Diem, kamu diem dulu". Ibunya langsung menghampiri Nana yang duduk diatas ranjangnya lalu memeluknya erat.

"Kok kamu bisa sakit sih dek? Mama khawatir tau astaga"

"Hehehehe keracunan, ma"

"Kamu tuh ya lain kali kalo makan itu hati hati". Ucapnya lalu mengusap kepalanya lembut dan Nana hanya mengangguk pelan.

Yukyung yang melihatnya hanya bisa tersenyum kecut. Sepertinya dia sudah kalah dalam urusan mendapatkan hati ibunya Allen.

"Mama kok tau Nana disini?" Tanya Allen kepada ibunya yang tengah menyuapi gadis itu.

"Felix yang ngabarin mama"

"Oooooo"

"Trus kamu sendiri kok gabilang sama mama kalo Nana lagi sakit?"

"Ga sempet ma" Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Serim sedari tadi tersenyum melihat interaksi itu, adiknya benar benar menganggap ibu Allen seperti ibunya.

"Loh siapa ini?" Tanya ibunya yang baru saja menyadari ada gadis lain diruangan ini.

"Ah Yukyung tante" Jawab Yukyung lali memberikan salam kepada ibu Allen.

"Owalah, gebetanmu, Rim?"

"Bukan ma!" Sahut Serim cepat membuat ibunya Allen nampak puas bisa menggodanya.

Langit sudah tampak berwarna jingga dan semakin gelap. Waktu berlalu begitu cepat. Dan mereka pun berniat untuk undur diri karena jam sudah menujukkan pukul enam tepat.

"Kamu mau pulang juga? Nebeng kita aja ayo"



































Tbc

Palette ▪ Allen MaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang