15

132 25 0
                                    

"Adek pulang" Tak ada sahutan sama sekali, mungkin karena kakaknya belum pulang, pikirnya.

Dengan malas iapun berjalan kearah kamarnya, melemparkan tas nya keatas meja belajar lalu menghempaskan dirinya diatas kasur empuk miliknya.

Matanya menerawang ke segela  penjuru ruangan. Ia mencoba memejamkan matanya, namun sialnya usahanya menjadi sia-sia karena ucapan Felix lah yang malah terputar dengan jelas dikepalanya.

Ia mendengus sebal, memilih mengganti bajunya dan segera turun untuk mengisi perut kosongnya.

"Loh kapan balik kak?" Tanya-nya ketika ia melihat Serim tengah duduk tenang dengan eskrim ditangannya.

"Baru aja kok"

"Ooooo" Gadis itu duduk didepannya sembari menyuapi dirinya sendiri dengan makanan yang dibawanya.

"Dek nanti temen-temen kakak mau kesini loh" Nana mendongakkan kepalanya, teman-temannya? itu artinya Allen pasti juga datang.

"Siapa aja?"

"Hangyul sama Seongjun" Jawabnya sembari mencuri satu suap makanan milik adiknya itu.

"Makan sendiri ih!" Protes Nana ketika melihat tingkah kakaknya itu.

"Kak Allen ga ikut?"

"Allen? Gatau tadi katanya mau nemenin Yukyung dulu" Kenapa lagi-lagi harus gadis itu.

"Oh" Ia pun segera mencuci piringnya lalu berniat mengambil eskrim-nya.

"KAK SERIM ESKRIM KU KOK DIABISIN!" Mendengar itu Serim hanya menujukkan wajah tanpa dosanya lalu berlari kearah pintu depan. Tak tinggal diam Nana-pun mengejarnya demi mengambil kembali eskrim terakhirnya. Serim pun membuka pintunya dan langsung berlari keluar.

"KAK OJUN AWAS!" Teriaknya ketika ia tidak bisa menghentikan lajunya dan melihat Seongjun tengah berdiri didepan pintu. Melihat hal itu dengan sigap Seongjun pun langsung memggeser tubuhnya dari depan pintu.

Nana memejamkan matanya erat, namun ia kembali membuka matanya ketika ia tidak merasakan dinginnya lantai menyentuh kulitnya.

'Loh kok gue ga jatuh?' Batinnya

Ia melotot kaget ketika ia ternyata tengah berada dipelukan seseorang dan segera melepaskan pelukan orang itu ketika ia melihat siapa yang memeluknya.

"Ma-maaf kak hehe" Ucap Nana canggung sembari mengusap tengkuknya.

"Gapapa kok dek" Allen mengusap kepala gadis itu gemas.

Iya, Allen yang menangkap gadis itu.

"Lo ga capek apa dek punya kakak kaya dia?" Tanya Hangyul yang sudah geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua bersaudara itu.

Sedangkan Serim hanya tertawa ringan dan tentu saja dengan wajah tak berdosanya. Nana pun segera masuk kedalam kamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia rasanya seperti baru saja menyelesaikan sebuah lari marathon, jantungnya berdegup sangat kencang.

"Tenang tenang kalem kalem kalem" Ucapnya menenangkan dirinya sendiri. Sayangnya degupan jantungnya tak berkurang sama sekali, bahkan nafasnya juga terasa sesak dan pipinya memanas ketika mengingat kejadian tadi.

Iapun segera pergi ke balkonnya hendak mencari udara segar, ia membuka kancing baju teratasnya dan mengipasi wajahnya yang sudah sangat merah itu. Dengan yakin dia mengambil botol minumnya dan menyiram wajahnya dengan air itu.

"Dek..." Mendengar panggilan itu Nana pun langsung reflek menoleh kearah pintu kamarnya yang terbuka lebar.

"...wow" dengan sigap Ia segera mengancingkan bajunya lagi dan mengeringkan wajahnya menggunakan tissue ditangannya.

"KAK ALLEN KOK GA NGETUK PINTU DULU SIH" Ia tidak sengaja berteriak karena merasa benar-benar malu, tentu saja, bagaimana tidak Allen telah melihat hal memalukan tersebut.

"Maaf dek!" Allen segera menutup pintu itu kembali,  jantungnya juga berdegup tak kalah cepat hingga telinga-nya pun ikut memerah.

Nana segera mengganti bajunya yang sedikit basah itu dan mencoba menetralkan nafasnya. Dengan hati hati dia kembali membuka pintu kamarnya, dan dia bisa melihat Allen masih berdiri tak jauh dari pintu kamarnya.

"Ah iya kenapa kak?" Tanya-nya senormal mungkin seakan tidak ada hal memalukan yang baru saja terjadi tadi.

"Aku mau ke supermarket beli camilan, kata Serim kamu suruh ikut buat beli stok camilan juga" Nana menganggukkan kepalanya paham, iapun segera mengambil dompet dan ponselnya lalu menyusul Allen yang sudah menunggunya di mobil.

Sudah 5 menit lamanya namun hanya hening ada yang ada, suasana begitu canggung karena beberapa alasan, terutama karena hubungan mereka yang akhir-akhir ini semakin merenggang. Hingga akhirnya mereka berdua tiba ditempat yang mereka tuju.

"Kak?" Ia memberanikan diri membuka suaranya.

"Iya dek?"

"Kata kak Serim tadi kakak gaikut?"

"Ah iya hehe"

"Emang ga jadi nganter kak Yukyung?" Tanya Nana hati hati, persetan dengan rasa gengsi, kini dia harus membuang itu jauh jauh.

"Oh itu, gajadi dek, lagipula Yukyung kan bisa pergi sendiri kenapa harus sama aku" Allen terkekeh sembari memasukan camilan ke troli-nya.

"Bukannya kalian akhir-akhir ini deket ya?"

"Perasaanmu doang kali dek, aku biasa aja kok sama dia" Diam diam gadis itu tersenyum, entah kenapa dia merasa sangat bahagia.

"Kamu mau beli apalagi?"

"Ah udah kak, ayo" Mereka-pun segera berjalan menuju kasir dan membayar semua belanjaan itu.

Selama perjalanan pulang mereka terus bercanda, dan hal itu membuat Allen merasa bahagia dan lega disaat yang bersamaan. Ia telah memantapkan hatinya, ia akan memprioritaskan gadis disampingnya ini.























Tbc❤

Palette ▪ Allen MaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang