The Beginning

21 6 1
                                    

Happy reading_^

****

"San kenapa berhenti.."

"Aku udah ga kuat lagi sof, istirahat dulu yukk" jawab Sania sambil ngos-ngosan

"Tapi premannya semakin dekat san,nanti kalo kita ditangkep gimana?"

"Aku beneran udah ga kuat lagi sof,kaki aku pegel"

"Yaudah..aku juga cape sih, kita ngumpet yuk"

"Ayuk"

Aku dan Sania bersembunyi di balik pohon mangga yang cukup besar. Sebelumnya kami sedang bermain kejar kejaran dengan anak anak ditaman kompleks. Namun karena terlalu bersemangat aku dan Sania sampai lari keluar kompleks. Saat hendak pulang ke rumah kami bertemu dengan seseorang yang tidak kami kenal dari arah berlawanan.  Orang itu memiliki postur tubuh yang sangat tinggi dan besar dibandingkan aku dan Sania. Tinggi badan kami berdua saja hanya sebatas pinggangnya.

Penampilannya jauh dari kata rapi, rambutnya yang panjang dan keriting diikat sembarangan, bajunya sobek pada bagian lengan sehingga menunjukkan tato seorang gadis pada lengannya tersebut,sorot matanya juga sangat menyeramkan,dan wajahnya penuh dengan bekas luka. Ku sebut dia preman. Orang itu semakin mendekat kearah kami, sehingga membuat kami ketakutan. Aku menggenggam tangan Sania kemudian mengajaknya lari sejauh mungkin dari orang tersebut.

Melihat kami berlari,preman itupun mengejar tanpa ampun. Langkahnya cepat sekali membuat aku dan Sania semakin takut.

Aku tidak tahu apa yang diinginkan preman itu dari kami berdua. Kami terus berlari tak tentu arah dan Sania tiba tiba saja berhenti. Ia mengatakan bahwa ia kelelahan. Aku tidak bisa memaksakan Sania untuk berlari lagi karena akupun merasa kelelahan seperti dirinya. Aku menoleh kebelakang dengan was was, dari kejauhan terlihat preman itu sedang berlari kearah kami dengan kencangnya. Aku segera mengajak Sania bersembunyi. Nasib baik masih bersama kami karena preman itu tidak melihat persembunyian kami.

"Aman sof?"

"Aman san,yuk pulang"

Bentar dong sof, kaki ku masih pegel nihh duduk lagi yahh" bujuk Sania kepadaku

"Eh buset ga sembuh sembuh tuh pegelnya. Yaudah deh bilang ya kalo udah enakan"

"Yeayy makasih sofiaaa, oh iya makasih ya sof selama ini kamu selalu baik sama aku, selalu jagain aku,dan selalu ada buat aku..Sania sayang banget sama sofiaa" ucap Sania sambil memelukku

Aku membalas pelukan Sania

"Iya sama sama san, itulah gunanya sahabat, selalu ada dalam kondisi apapun, Sofia juga sayang Sania kok"

"Sofia janji ya sama sania kalau kita bakal jadi sahabat sampai kapanpun. Apapun masalah kita kalau udah gede nanti,kita tetap jadi sahabat" ucap saniaa

"Iya janji..Sania juga yaa" ujar Sofia

"Pastinya dong..pulang yuk sof kaki aku udah baikan nih"

*****

Ditengah keramaian kantin sekolah,aku melamun teringat masa kecilku bersama Sania. Sahabatku sejak kecil hingga sekarang.

Pertama kali kenal Sania saat aku ikut papa ke kantor. Aku bertemu dengan Sania karena ia pun sedang ikut dengan papanya yang akan meeting dengan papaku disana. Aku bermain seharian dengan sania. Sedangkan para papa sibuk membahas kerjasama perusahaan mereka. Papaku dan papanya sania bukan sekedar rekan bisnis melainkan mereka memang berteman baik. Hingga hari hari selanjutnya sania selalu meminta papanya untuk mengantar sania ke rumahku untuk bermain. Saat itu masih berumur 5 tahun. Kami selalu bersama sama. Sampai pada saat memasuki bangku SMA kami harus berpisah namun masih berada di kota yang sama, Jakarta.

OUR (Kita Adalah Sebuah Pilihan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang