Pukul 8 malam, aku yakin kak Tae Hyung akan memarahiku karena pulang terlalu malam.
Aku pikir lewat pintu belakang adalah solusi terbaik.
Aku melapas alas kakiku, mengikat setiap ujung talinya dan menggantungnya di leherku.
Aku mulai berjalan dengan mengendap dan memastikan semua keadaan aman.
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Sudah seperti gerak jalan saja instruksiku.
Kanan
kan habis kanan kok kanan lagi.
"KIRI!!"
"Ohhh astagaa ya ampun, KUCING GARONG!"
Sontak tubuhku terjatuh di lantai karena mengerem mendadak tanpa aba-aba.
Aku dapati sesosok pria yang kupanggil kak Tae Hyung berdiri di tengah pintu dengan melipat kedua tanganya.
"Yah, Choi Nari!"
"Eihh, Kak kau tampan malam ini, kau nampak seperti kepala sekolah tempatku belajar dengan baju yang kau masukkan ke dalam celanamu itu"
"Kau ini, hyaaaaa!!!!, tidak merasa bersalah dengan pulang larut!"
"Ya ampun kak, aku tidak akan melarikan diri darimu, aku hanya pulang sedikit larut, salahkan saja mataharinya karena berganti shift terlalu cepat"
"Kau ini seorang gadis, kau pikir aku tidak pusing mencarimu? Kau pikir mudah menjaga seorang gadis? Eoh?"
"Aku gadis seterong kak!, kau tak perlu khawatir"
"Kau dari mana?"
"Melihat film di bioskop bersama kekasihku"
"Setelah itu?"
"Hanya melihat film kak!"
"Sampai selarut ini?"
"Aku menonton filmnya dua kali kak, pemainya tampan. Kakak tau Park Seo Joon? Dia bermain dalam film itu, tetapi dia hanya muncul beberapa menit saja, aku menyukainya, sangat, lantas aku menonton ulang"
"Oh astaga dragon, lalu Kau pulang dengan siapa?"
"Diantar supir bus kak"
"Kenapa bukan kekasihmu yang mengantar?"
"Ehm, dia berkata jika tubuhnya lelah"
"Tinggalkan pria brengsek itu, dia mengajakmu berkencan dan membiarkanmu pulang sendiri"
"Aku mencintainya kak, poppo-nya sangat hebat"
Ucapku sembari mengacungkan dua jempol.
"Hyaaaaa, cuci muka sekarang!"
"Waeyo?"
"Aku tidak ingin kau terkena rabies!"
"Dia bukan anjing kak!"
"Lalu apa? Membiarkan seorang gadis pulang sendirian malam hari bukankah terlalu bagus sehewan anjing daripada kelakuanya? Anjing saja setia kepada pemiliknya!. Sudah jangan membantahku!"
Astaga kak, kau sangat lucu ketika marah. Sungguh, aku sangat bahagia karena kau memarahiku, aku merasa seseorang telah peduli denganku.
Selama ini, tidak ada yang peduli denganku kecuali bapak satpam tua yang menjaga rumahku dulu ketika aku masih kaya, ayah yang sibuk di perusahaan, ibu yang sibuk dengan teman sosialitanya, aku berani taruhan jika saat itu aku tidak pulang mereka tidak akan menyadarinya.
Tak jarang aku membuat ulah sehingga orang tuaku mendapat surat cinta dari guru konseling.
Pada akhirnya, asisten rumah tanggaku yang mendatangi undangan tersebut.
Menyedihkan, ah tidak. Biasa saja, aku sudah menjalaninya selama hampir tujuh belas tahun!.
"Baiklah, aku akan memutuskanya besok."
"Semudah itu?"
"Eihh, kau yang meminta aku hanya menurutinya, aku tidak akan mati hanya memutuskan satu kekasihku!"
"Mwo? Ada berapa kekasihmu?"
Aku mencoba menghitung jumlahnya, menggerakkan setiap jariku berkali-kali.
"Aku tidak yakin, sepertinya tiga belas".
"Hyaaaaa, kau ber-ternak apa bagaimana eoh?!, gadis nakal!"
"Mereka memintaku kak, dan aku hanya menerimanya, aku ini orang baik kak, dan aku tidak tega menolak"
"Gadis baik gundulmu!, putuskan semuanya!".
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
1. DESTINY || Completed✔
Fanfictionayah menjualku kepada seorang bandar narkoba. dan hidupku terselamatkan dengan sebuah takdir yang baru Created 11/05/2020 -coming soon 13/05/2020- full stories