7

675 56 1
                                    

Matahari kini sudah berganti shift dengan bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari kini sudah berganti shift dengan bulan.

Dari matahari dan bulan kita dapat belajar jika sesuatu akan bersinar pada waktunya.

Sama sepertiku, aku juga akan bahagia pada waktunya.

Kapan?

Tidak mengerti-

Taburan bintang sedang bersembunyi di balik tebalnya awan yang sedang menjatuhkan airnya menyentuh permukaan bumi.

Hujan begitu deras dan malam semakin larut.

Bukan salah kak Tae Hyung, ini salahku karena mengajaknya berjalan-jalan sepulang dari makam.

Berteduh di sebuah halte bukanlah masalah, aku sangat menyukai hujan, dengan susah payah aku menahan diri untuk tidak membasahi tubuhku dengan air hujan.

Aku menyukai hujan. Jika aku berteduh, itu berarti aku bohong jika menyukainya.

Tapi kata kak Tae Hyung nanti aku sakit jika bermandi hujan, dia tidak ingin repot katanya.

Aku menyutujuinya. Asal, besok dia harus memberiku 10 ribu won atas imbalanku menurutinya.

Aku duduk berdampingan dengan Kak Tae Hyung, menikmati hujan dengan memainkan kakiku yang menggantung.

Kak Tae Hyung melepas jaketnya, menempatkan benda tersebut di atas bahuku.

Aku dapat merasakan jika kak Tae Hyung menyurai rambutku agar jaket itu terpasang dengan sempurna.

Sekilas, tangan kak Tae Hyung terhenti, aku menatapnya dengan penuh maksud.

"Abaikan jika kau melihatnya"

"I-ini"
Kak Tae Hyung berusaha menyentuh luka sialan yang berada di bawah telinga tepatnya di leherku.

"Satu tahun lalu, ketika aku berusaha kabur dari sekolah. Aku tergelincir ketika melewati tangga"

"Jadi, ini terluka karena kau terjatuh di sekolah? Dasar gadis nakal!"

"Itu dipukul oleh ayahku"

"Maksudmu?"

"Ketika aku tergelincir di sekolah, aku koma selama satu minggu, mungkin lebih, yang jelas aku tidak tau tepatnya berapa lama aku koma. Sebelum kehilangan kesadaranku, aku merasakan darah mengalir deras dari kepalaku. Ketika aku sadar, aku tidak menemukan siapa-siapa"

Aku berusaha tegar dan menahan air mata sialan itu.

"Ketika aku pulang dari rumah sakit keadaan di rumah begitu kacau, aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, bahkan tepat saat itu aku menemukan ayahku sedang pesta narkoba dengan beberapa wanita di rumah"

Air mata sialan itu kini mengalir tanpa dosa melewati pipiku.

"Beberapa hari setelah itu, sebelum keadaanku benar-benar pulih, aku memarahi ayahku karena meminum alkohol dengan seorang wanita berada di pangkuanya, ayahku memarahiku dan memecahkan botol alkohol serta melemparkanya hingga mengenai leherku"

"Aku tidak mengerti mengapa ayah menjadi seperti itu, seseorang yang sangat berwibawa dan aku banggakan kini menjadi seorang monster, semakin hari ayahku semakin menggila akan perbuatanya dan berakhir seperti yang kau tau, ayahku menjualku"

"Ibu meninggalkanku, sejujurnya aku tidak begitu merasakan kehilangan karena memang ibu tidak pernah ada untukku, ibu terlalu sibuk dengan dunianya. Pulang malam, berfoya-foya dan hal memuakkan lainya"

"Aku mengerti jika ayah sibuk dalam pekerjaanya, aku mengerti ayah tidak ingin membuatku hidup dalam ke susahan.. aku hanya tidak mengerti mengapa ayah berubah secepat itu!"

Kini tangisku meledak, airmataku bersaing dengan derasnya air hujan.
Di tariknya tubuhku dalam pelukkan hangat kak Tae Hyung.

Aku tidak ingin seseorang mengasihaniku, aku tidak ingin terlihat lemah..
Aku berusaha sekuat tenaga untuk terlihat kuat sekalipun duniaku sudah hancur.

"Ada aku sekarang, kau tak perlu kuatir"

"Aku hancur, duniaku sudah hancur. Sangat menjijikkan untukku, bahkan aku sudah tidak ada hak atas tubuhku sendiri"

Tubuh yang sedang memelukku itu kini berdiri, menarik tanganku dan membawaku menangis dalam hujan.

Semakin lama tangan itu membawa tubuhku menuju tengah jalan.

Apa dia akan membunuhku? Mati mungkin pilihan yang tepat untukku

"Lihatlah kendaran di sekelilingmu, sekalipun kau hancur dunia tetap berjalan. Dunia tetap berputar seperti biasanya, waktu terus bergerak maju, kau tidak bisa terpuruk dalam kehancuranmu, kau harus melangkah maju mengikuti kemana arah bahagia itu bergerak"

Suara lantang itu menembus derasnya hujan, kedua tangan kekarnya menggerakka  kedua bahuku seolah ingin membangunkanku dari kehancuran.

Aku hanya bisa menangis, meluapkan emosiku selama ini mengalir dan menghilang bersama derasnya hujan.

****

1. DESTINY || Completed✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang