2

1.8K 86 2
                                    

Setiap pukul 9 malam aku akan menuruni anak tangga menuju lantai satu, dimana tempat yang pantas disebut sebagai tempat maksiat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap pukul 9 malam aku akan menuruni anak tangga menuju lantai satu, dimana tempat yang pantas disebut sebagai tempat maksiat.

Tempatku sendiri berada di lantai paling atas, terpisah dengan satu ruangan kosong dari kamar pria yang membeliku.

Aku hanya perlu memakai pakaian yang sudah pria itu siapkan, tidak terlalu menggoda namun terasa pas mengikuti lekuk tubuhku, tugasku hanya menuangkan air berakohol, membawakan hidangan dan membersikan meja sisa para pelanggan.

Aku bukan jalang, pria itu tidak benar-benar menjadikanku sebagai jalang, bahkan dia sama sekali tidak pernah menyentuhku, dia hanya memintaku untuk ber-sekolah dan hidup dengan tenang.

Lalu, pekerjaan yang aku jalani setiap malam itu aku lakukan hanya untuk mendapat uang tambahan, bukan berarti aku kekurangan. Aku hanya tidak ingin sepenuhnya menjadi parasit.

Bahkan awalnya aku tidak mendapat izin untuk melakukan pekerjaan itu. Dengan pertimbangan yang alot akhirnya aku mendapat persetujuan dengan beberapa syarat.

Tidak ada baju seksi, dilarang meminum alkohol, tidak ada sentuhan fisik dengan pengunjung dan harus masuk ke kamar pukul 10 malam.

Yah, aku hanya bekerja satu jam setiap hari. Uang yang aku dapat aku simpan sebagai tabungan yang nantinya akan aku gunakan untuk menebus tubuhku dari hak-nya.

Selama dua minggu bersamanya, aku merasakan mendapat perlindungan yang sesungguhnya, seperti apa aku harus menyebutnya? Bandar narkoba yang berhati selembut salju?.

Entahlah.

"Tugasmu hanya bersekolah, pekerjaan ini tidak pantas untuk gadis sepertimu, apa aku begitu menyeramkan untukmu? Aku akan memastikan kau tidak akan hidup dalam kekurangan" begitu ucapnya.

Pria itu bernama Kim Tae Hyung, belum ku ketahui motifnya membeliku.
Sejak awal aku mempersiapkan diri jika saja dia berencana menyentuhku, tubuhku miliknya, aku tidak ada hak untuk memberontak, namun kenyataan yang aku dapat justru sebaliknya. Pria itu memperlakukanku dengan sangat baik, setiap pagi aku akan diantar ke sekolah dengan motor hitamnya, tidak ada seragam ketat, tidak ada rok 10cm di atas lutut. Bahkan dia tidak segan-segan merobeknya jika aku mengabaikan semua itu.

Mengejutkanya lagi, Kim Tae Hyung menawarkan bagaimana jika aku kembali ke sekolah internasionalku?
Tidak, tidak, aku menolaknya, aku benar-benar menjadi parasit jika menyetujuinya terlebih aku terlalu malu untuk kembali kesana.

Soal ayahku, aku mendengar kabar jika kini dia menjadi buronan polisi atas kasus pencurian.

Entah aku harus bereaksi seperti apa, apa aku harus bersedih? Tapi orang itu sudah tega menjualku, apa aku harus berbahagia? Bagaimanapun dia orang yang mau tidak mau harus aku akui sebagai ayahku.

Layar ponselku menunjukkan angka 23:45, hampir tengah malam. Namun kini aku sedang di sibukkan dengan tugas sekolahku.

Yah, aku hanya gadis berusia tujuh belas tahun yang duduk di kursi kelas 2 SMA, bukan kah dunia terlalu kejam denganku yang seharusnya menikmati masa-masa remaja?.

Dengan buku dalam rengkuhan tangan yang menempel di dadaku serta bulpen  berwarna biru yang mengait di telingaku, aku mengendap-ngendap ke ruang kerja Kim Tae Hyung.

Di ruangan itu, biasanya dia akan membuat rekapan hasil pengedaran narkoba atau mungkin dia sedang mengerjakan tugas kuliahnya?

Jangan salah, meskipun dia menjalani pekerjaan haram tetapi dia adalah seorang mahasiswa di dua kampus sekaligus, tidak tanggung-tanggung, dia memang orang yang cukup cerdas.

"Kak, apa aku menggangumu?" Ucapku pelan di balik pintu yang sedikit terbuka dan menampilkan kepalaku saja.

"Oh, Choi Nari. Tidak, apa kau memerlukan sesuatu?" Jawabnya sembari merapikan beberapa lembar kertas yang berada di atas mejanya.

"Aku tidak bisa mengerjakan soal bahasa jepang, bisa membantuku?" Ucapku sembari meletakkan buku di depanya sembari menunjuk bagian mana yang aku tidak bisa.

"Baiklah akan aku jelaskan, hanya ini saja?" Ujar kak Tae Hyung sembari melihat deretan soal yang ada di depanya.

Sepertinya soal itu terlalu mudah untuknya, tidak ada ekspresi kebingungan yang ada hanya anggukan kecil secara konstan.

"Halaman 124 sampai 131"

"Hyaaa, bukan kah kau di sekolah  sudah belajar? Lalu apa yang kau pahami selama ini? Apa yang kau lakukan dari tadi di kamarmu?"

"Aku sudah berusaha mengerjakanya dan aku hanya mendapatkan jawaban nomor 5 saja, kepalaku terasa terbakar karena ini terlalu susah untukku"

"Apa aku harus memasukkanmu kelas privat?"

"Tidak, tidak. Aku terlalu malas untuk itu, kau tidak perlu menghambur-hamburkan uangmu untuk menjadikanku pandai, itu semua akan sia-sia" ucapku sembari memajukan kedua bibirku.

"Aigo, baiklah, mari kita selesaikan soal ini"

"Kak, aku ada sebuah ide" ucaku dengan bersemangat seolah telah menemukan gugusan planet baru.

"Katakan!"

"Bagaimana jika kita mengerjakan ini dengan memakan sayap ayam, sepertinya akan enak. Aku sudah membayangkan betapa lidahku merasakan sensasi pedasnya" di akhir kalimatku aku membasahi bibir bawahku dengan lidah sembari membayangkan kenikmatan makanan itu.

"Kau!" Ujarnya sembari memukul puncak kepalaku dengan pensil yang dia pegang.

"Pesan lah, aku tidak mau sepanjang penjelasanku yang ada hanya sayap ayam yang berputar di atas kepalamu".

"Beri aku 30 ribu Won"

"Untuk apa uang sebanyak itu?".

"Aku akan memesan ayam 15 ribu Won, 5 ribu Won untuk minuman dingin di supermarket, 5 ribu Won untuk kue ikan, dan sisanya untuk kubelikan pulpen lucu yang aku lihat di tempat fotokopi dekat sekolahku"

"Dua minggu lalu kau menangis dijual ayahmu, sekarang lihat lah aku yang hampir menangis melihat tingkahmu"

"Aih kak, kau tidak akan bangkrut dengan uang 30 ribu Won"

"Aku mengerti alasan ayahmu menjualmu"

"Hyaaaa..."

"Tidak, tidak.. aku hanya bercanda aww-aw tolong jangan cubit perutku, aw-aw sudah sudah segera pesan dan kerjakan ini"

"Aku tidak mau mengerjakanya"

"Kenapa?"

"Aku sudah kehilangan selera, jadi Kakak harus mengerjakanya untukku"

"Dan kau?"

"Aku akan memakan pesananku sembari mengawasi kakak supaya tidak kabur"

"Dasar gadis nakal"
Ucap kak Tae Hyung sembari melempar penghapus ke arahku yang kini sedang duduk bersandar di sofa dengan meluruskan kaki.

*****
Ga habis pikir aku tuh sama kelakuan si kenari🤣🤣🤣..

Tandai bagian yg typo yahh..

1. DESTINY || Completed✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang