5

874 64 3
                                        

"Kak, rok sekolahku robek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, rok sekolahku robek. Bisa kau jahitkan untukku?"

"Lakukan sendiri!"

"Aku tidak tau caranya kak, dulu asisten rumah tangga yang akan mengurusnya atau aku akan membeli baru"

"Sekarang kau harus mandiri Nari-yaa, kalau tidak bisa menjahit sendiri, besok belilah yang baru!"

"Tidak usah kak, kalau beli baru aku tidak yakin akan bertahan satu bulan. Kau saja yang menjahitnya"

Ujarku sembari meletakkan rok yang robek di bagian belakang itu tepat di atas mejanya.

Lantas aku membawa kakiku melangkah menuju sofa yang kini berada di sisi depan meja kerjanya.

Aku mengambil camilan yang berada di atas meja, membawanya dalam pangkuanku dan segera aku nikmati sembari duduk manis.

"Bokongmu tidak lah besar, kenapa rokmu bisa robek seperti ini? Untung saja tepat di bagian reselting jadi jahitanya tidak akan mengganggu"

Rok sekolahku diangkat dengan kedua tanganya untuk memastikan bagian mana yang robek.

"Waktu melompati pagar sekolah aku tidak sengaja merobeknya kak"

"Hyaaa, kau ini bukan tarzan. Kenapa melompati pagar sekolahmu yang tinggi itu?"

"Aku tidak menyukai matematika, membosankan!".

"Dasar gadis nakal!, mau jadi apa kau jika sering membolos?"

"Aku akan menjadi pengusaha sukses kak"

"Jangan bermimpi jika pelajaran matematika saja kau membolos!".

"Kak, kecerdasan seseorang tidak bisa hanya dilihat dari nilai matematikanya saja, kalau nanti aku memiliki perusahaan aku tinggal memperkejakan seseorang yang pandai dalam bidangnya, aku hanya perlu membayar seorang ahli matematika, perpajakan, negoisasi dan semacamnya kak!, kau lupa jika aku pebisnis yang handal?".

"Kau bukan pebisnis handal, kau hanya handal membodohiku!".

"Itu tandanya aku lebih pandai darimu bukan?"

"Hyaaa!!".

Aku merasa menang setelah membuatnya kesal. Aku tertawa hingga camilan di pangkuanku tercecer di lantai.

Keheningan menyelimuti ruangan berbentuk persegi yang kini aku tempati, dapat aku saksikan tangan terampil kak Tae Hyung yang sedari tadi menjahit rokku yang robek.

Terampil darimana? Memasukkan benang dalam jarum saja hampir setengah jam, tapi aku suka usahanya.

Lanjutkan kak!

"Kak"

"Ehm"

"Sejak kapan kau jadi bandar narkoba?"

"Ucapkan lebih elegan"

"Sejak kapan kau menjadi fasilitator pecandu narkoba?".

"Kurang ajar!" Kak Tae Hyung membalas ucapanku dengan melempar benang yang berada di depanya.

"Dua tahun lalu"

"Tapi aku tidak melihat para pelanggan bar-mu di bawah yang memakai narkoba, mereka hanya minum saja"

"Memang, aku tidak akan membiarkan mereka memakai narkoba di sini, sistem penjualanku hanya di luar rumah"

"Lalu, tujuanmu membuat bar di bawah?"

"Kau akan tau suatu hari nanti, belum saatnya. Kau masih terlalu kecil"

"Aihh. lalu, kakak memiliki orang tua?"

"Hyaaa, kau pikir aku terlahir dari pecahan batu yang terbelah? Kau pikir aku terbuat dari campuran mentega dan tepung?".

"Aih, aku bertanya kak. Lalu dimana orang tuamu?"

"Kau mau bertemu denganya?"

"Untuk apa? Kau ingin memperkenalkan aku sebagai calon menantunya?"

"Maksudmu?"

"Bukan kah kau menyukaiku? Bukan kah itu alasanmu membeliku?"

"Aku menyukaimu? Itu tidak akan terjadi selama aku masih waras!".

"Kau terlalu jual mahal kak, sejujurnya kau bukanlah tipeku. Jadi kau jangan berharap lebih, aku akan membayar untuk membeli diriku darimu" ucapku sembari menjentikkan kedua jariku.

"Kau tau berapa uang yang aku keluarkan untukmu?"

Aku hanya mengangkat sekilas bahuku sebagai jawaban tidak tahu.

"Yang jelas, kau tidak akan sanggup membayarnya".

*****

1. DESTINY || Completed✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang