"Kau memakai jaketku ke sekolah?"
"Ehm, jaket kakak bagus, aku menyukainya"
"Baiklah, segera naik ke motorku sebelum kau terlambat memasukki kelas"
Dengan susah payah aku menaiki motor hitamnya, tubuhku tidak terlalu tinggi tepatnya 160cm, dengan rok sekolah bukankah terlalu kejam untukku menaiki motor ini?
"Kak, besok beli lah mobil"
"Aku tidak membutuhkan mobil"
"Tapi aku butuh, lihat lah. Bukan kah ini terlalu menyiksaku?"
"Sebenarnya siapa yang tersiksa di sini?"
"Lalu kenapa kau membeliku jika kau merasa tersiksa?" Ucapku sembari memajukan kedua bibirku.
"Dengan uangku, aku tidak harus mempunyai alasan suka untuk sekedar menghabiskanya, lihatlah koleksi Gundam di kamarku. Mereka tidak bisa apa-apa, bahkan tidak menguntungkan untukku, tapi aku membelinya hanya sekedar untuk memenuhi ruangan dan sekedar menghabiskan uangku"
"Jadi, kau membeliku hanya untuk memenuhi ruangan kosong di rumahmu?"
"Anggap saja sperti itu" ucapnya sembari tertawa puas.
"Hyaaaa!, kau-"
"Sudah, sudah. Aw-aww sudah, jangan mencubit pinggangku, nanti kau bisa jatuh Awww-aw sudah hentikan Nari-yaa, Kim Nari tolong hentikan.! Ampun Nari-yaa.. maafkan aku"
Seperti ini lah kekacuan kami setiap hari, berebut kamar mandi di pagi hari, menghabiskan roti panggang dengan penuh tawa, bahkan tidak jarang kami membahas tayangan drama korea yang semalam kami tonton bersama.
"Berhenti di fotokopi dekat sekolahku kak" ujarku sembari menunjuk tempat fotokopi yang berada seratus meter di depan.
Tidak lama dia memberhentikan motornya tepat di depan toko yang aku maksud, aku menariknya untuk masuk ke dalam toko itu.
"Ini pulpen yang aku inginkan semalam, bentuknya lucu kan. Atasnya seperti boneka Cooky"
*Cooky karakter BT21
"Segera ambil dan bayar lah"
"Aku akan mengambil tujuh, mereka semua ada tujuh"
"Untuk apa banyak-banyak jika kau tidak suka menulis"
"Aihh, aku tidak harus suka untuk membelinya, aku hanya ingin memenuhi kotak pensilku"
Ucapku sembari memandang wajahnya dengan menampilkan wajah polos yang di buat-buat serta senyuman manis dan mata berkedip cepat."Kakak yang harus membayarnya" aku menyerahkan tujuh macam pulpen yang aku ambil ke tanganya.
Kedua mata monoloid itu memandangku tanpa berkedip dengan menampilkan bibir yang kini membentuk seperti huruf O.
"Bukan kah semalam kau sudah meminta uang untuk membeli bulpen?".
"Kau kan kaya kak, kau tidak akan bangk-" belum selesai kalimatku terucap Kim Tae Hyung sudah berjalan menuju arah kasir.
Tepat lima menit sebelum gerbang sekolahku di tutup.
Aku segera menuruni motor yang mmebawaku kesini."Aku akan masuk sekarang"
"Tunggu"
Tiba-tiba saja tangan Tae Hyung merapikan rambutku yang berantakan.
"Sudah"
Aku mengulurkan tanganku untuk menerima jabatan darinya.
"Apa?""Aih, bukan kah aku harus belajar menyalami tangan kakak yang sudah merawatku seperti seorang ajushi yang merawat keponakanya".
"Kauuuu!-"
Sebelum mendengar omelan khas dari mulutnya aku segera berlari memasukki halama sekolah.
"Aku akan pulang telat, aku akan diantar ke kasihku" ucapku sembari berlari tanpa memperdulikan dia mendengar atau tidak.
*****
Dikit banget part ini, sengaja sih. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
1. DESTINY || Completed✔
Fanficayah menjualku kepada seorang bandar narkoba. dan hidupku terselamatkan dengan sebuah takdir yang baru Created 11/05/2020 -coming soon 13/05/2020- full stories