"ekhm, Dira!"
Deg
"addduuuhh, mati gw"***
"Eee..ee, ekh papaa" ucapku sambil menampilkan deretan gigiku agar aku terlihat santai.
"dari mana aja kamu jam segini baru pulang?" tanya papa padaku dengan tegas
"aa.. aa..anuu, ab..." baru saja aku ingin membuka suara untuk mengeluarkan alibi supaya aku terbebas dari pertanyaan papa, tapi papa keburu memotong pembicaraan ku.
"abis ketemu anak-anak berandal itu kan?" potong papa
"hah? Akh e..ee " ucapku gugup di sertai rasa takut juga bingung
"apa?.. kamu udah gk bisa ngelak lagi dari papa, papa udah tau semua kegiatan kamu hari ini. Mulai dari kamu bolos sekolah, sampai kamu nongkrog-nongkrong gk jelas di cafe bareng mereka." Jelas papa.
What? Papa kok bisa tau sih semua kegiatan gw hari ini? Dari mana?. Ow astagaaaa, gw baru inget, papa kan punya anak buah yang bertugas ngawasin gw.
"kenapa kamu diem...? Kamu masih inget kan ucapan papa tadi pagi?"
"ucapan yang mana?" jawab ku agak ketus, karna aku sudah ulai kesal dengan kelakuan bodyguard papa yang selalu membuntuti kemanapun aku pergi.
"papa bilang kalau kamu berani coba-coba kabur dari pak Mus, kamu akan dapat hukuman dari papa." Jelas papa
"papa mau hukum aku apa lagi? Sita mobil? Kan mobil aku udah lama di sita sama papa. Apa mau sita kartu ATM? Kan ATM aku udah papa ambil dulue, sekarang aku Cuma pegang satu buat uang jajan aku. Atau papa mau ambil handphone aku? Ya kali handphone aku di sita juga, trus kalau aku mau komunikasi gimana? Hah?" ucapku panjang kali lebar.
"papa gk akan sita itu semua, karna itu sama sekali gk ngefek ke kamu" jawab papa
"trus papa mau hukum aku apa?" tanyaku ketus dibarengi rasa penasaran.
"besok kamu akan tau jawabannya, yang jelas mulai besok sampai seterusnya kamu gk akan bisa buat kumpul-kumpul gk jelas lagi sama temen berandal kamu itu" jelas papa
"what? Papa bercanda ya? Bercanda ini mh pasti." Tanya ku pada papa.
"papa serius. Dan mulai besok kamu tidak usah sekolah, karna kamu sudah papa pindahkan ke sekolah yang ishallah bisa membuat mu berubah." Ujar papa
"pindah? Aku bahkan belum mengurus surat-surat kepindahan ku pah." Tanya ku sambil menunjukan muka
kekecewaan ku pada papa dengan dihiasi sorot mata yang berlinang dan siap luruh kapan saja.
"untuk urusan itu sudah di atur oleh sekertaris papa. Besok pagi kamu harus siap-siap,karna kita akan berangkat hari itu juga. Masalah barang-barang kamu, sudah di siapkan oleh bunda. Satu hal lagi. Jangan pernah kamu mencoba buat kabur dari rumah untuk malam ini, karna papa melakukan penjagaan ketat di sekeliling rumah. Dan kalau sampai kamu berani kabur dan tertangkap, papa pastikan hukuman kamu jauh lebih berat dari pada ini." Ujar papa dengan tegas serta menampilkan wajah garang nya.
Air mataku tiba-tiba jatuh tanpa aku perintah, entah kenapa aku sangat marah pada papa yang sudah sangat mengekang kehidupan ku. Aku sungguh lelah dengan ini semua, aku ingin hidup bebas tanpa kekangan orang tua yang sangat menyiksa.
Author pov's
Memang ya kebanyakan seorang anak hanya ingin di mengerti, mereka tidak pernah mau memahami terlebih dahulu tindakan orang tua terhadap dirinya. Mereka selalu beranggapan bahwa orang tua nya selalu egois dengan kehidupan pribadi nya, padahal nyatanya mereka selalu ingin yang terbaik untuk anak-anaknya walaupun berbeda cara penyampaian nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [On Going]
Fantasy⚠awas baper⚠... Takdir ku yang menentukan jalan hidupku, di usiaku yang baru menginjak 18 th mengharuskan ku untuk membangun dan menjalani bahtera rumah tangga dengan lelaki yang jauh lebih dewasa dariku. Ya, aku lah Adira Azzahra si wanita yang jau...