Hari ini adalah hari jum'at hari kebebasan bagi santri/santriwati di pondok Nurul Iman, karna di setiap jumat mata pelajaran umum diliburkan hanya kegiatan mengaji yang tetap dilaksanakan, dan para santri di bebaskan untuk keluar gerbang walau hanya sekedar jalan-jalan.
Tapi nampak nya kebebasan tidak berpihak pada Dira, karna dia harus tetap belajar untuk mengejar ketertinggalannya bersama 'Beruang Kutub nya' .
"Ya elaahh kesian bat si jadi gw.. orang² pada liburan, jalan², jajan, lah gw malah suruh belajar. Sama beruang kutub lagi! ". Gerutu Dira dengan kaki yang terus melangkah menuju ndalem.
Membutuhkan waktu beberapa menit untuk sampai ke ndalem, dan ndalem sudah mulai nampak dari penglihatan Dira.
Dira memperlahan langkahnya ketika melihat 'Beruang kutub' itu tengah membuka kan pintu mobil untuk seorang wanita yang sebaya dengan Gus Azzam, namun sayang Dira tak sempat melihat wajahnya karna wanita itu keburu masuk ke dalam mobil, dan mobil pun melaju meninggalkan area pesantren.
"Lah, tu orang kok malah pergi sih? Terus belajar nya gimana dong?" tanya Dira pada dirinya sendiri.
"Tau gitu mah mending gw ikut Aisya aja jalan-jalan, toh si 'Beruang kutub' juga gk ada" ucap Dira memutuskan untuk pergi dari area ndalem.
Baru saja Dira membalikkan badan nya, tiba-tiba otak dan isi hati nya berseteru.
"Bentar, kalau gw pergi dari sini terus si Gus nya tiba-tiba pulang yang ada repot!, bisa² dapet hukuman lagi gw, hukuman kemaren aja belum gw tuntasin." ucap Dira dengan wajah frustasi.
" tapi.. Gw pen jalan² sumpek bat dah di pesantren mulu" ucap nya lagi
"Yaudah lah, masuk aja. Sekalian numpang makan ke umi, xixixi." putus Dira.
Kini Dira sudah berada di depan pintu ndalem, dan berusaha mengetuk pintunya sambil mengucap salam. 1 kali, 2 kali, 3 kali, tak kunjung mendapat jawaban.
Nampak tak ada kehidupan smaa sekali dari ndalem, namun Dira memutuskan untuk mengetok pintunya lagi.
"Assalamualaikum... (Tok... Tok...tok..) "
" Umii, Assalamualaikum. Ada orang gak di dalem?" (tok...tok..tok..)
"Ass..." ucapan Dira terpotong ketika melihat tanda2 seperti pintu nya akan di buka
"Assalamualaikum umii," ucap Dira tersenyum sambil mencium tangan umi Maryam.
"Wa'alaikumussalam, nak" jawab umi Maryam dengan senyum manisnya seraya mengusap kepala Dira.
"Maaf ya sayang nunggu lama, di rumah cuma ada umi. Tadi pas kamu ketok ketok pintu juga umi lagi sholat" ucap umi Maryam memberi penjelasan terhadap Dira yang kini merespon dengan wajah kebingungan.
"Sholat, sholat apa umi..?" Dira bertanya untuk mendapat jawaban dari kebingungan nya ini, karna di pikirnya gak mungkin sholat shubuh di jam segini.
"Sholat dhuha" jawab umi sambil tersenyum, Maryam memaklumi kepolosan Dira yang memang notabene masih sangat memerlukan pengetahuan agama yang lebih dalam.
"Owhhh....." balas Dira sambil mengangguk kan kepalanya.
"Yaudah yuk masuk dulu, owh ya kamu udah sarapan? Kalau belum umi ambilkan yah?" tawar umi
"Ehh, gak usah mi. Dira gak enak" jawab Dira sambil menyeringai tidak enak. Walau pun nyatanya Dira memang sangat lapar karna belum sarapan.
"Ih gak usah malu² sayang, anggap aja rumah sendiri" ucap umi maryam
"Toh, nanti juga ini bakal jadi rumah kamu juga, hihihi" gumam Maryam sambil terkekeh kecil dan meninggalkan Dira.
"Iya umi? Umi ngomong apa? Dira kurang denger!" jawab Dira dengan raut bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [On Going]
Fantasy⚠awas baper⚠... Takdir ku yang menentukan jalan hidupku, di usiaku yang baru menginjak 18 th mengharuskan ku untuk membangun dan menjalani bahtera rumah tangga dengan lelaki yang jauh lebih dewasa dariku. Ya, aku lah Adira Azzahra si wanita yang jau...