"Sekarang ikut umi yu! Kita ke asrama putri, untuk bertemu dengan teman-teman mu." ajak umi
Aku hanya mengangguk patuh.
***
Kini aku dan umi tengah berjalan menuju asrama putri, jaraknya tidak terlalu jauh dari ndalem jadi tidak terlalu melelahkan.
Sesampai nya kami di asrama putri, umi langsung mengajakku naik ke lantai atas menuju kamar yang akan aku tempati, sepertinya kamar ku ada di lantai 2.Tok tok tok tok... Tok tok tok tok...
"Assalamu'allaikum..." ucap umi, tapi tidak ada jawaban
"Assalamu'allaikum... Aishaa?? Rara?, kalian ada di dalem?" ucap umi sekali lagi
"Wa'allaikusalam umi" ucap 2 orang perempuan yang tiba-tiba muncul dari belakang ku. "Maaf umi, kamar kita kosong. Semua lagi pada mendengar ceramah di masjid, dan ini baru selesai jadi kami baru bisa kembali ke kamar sekarang" ucap salah satu di antara mereka. Sebelum dia bicara, tak lupa mereka mencium punggung tangan umi terlebih dulu.
"Maaf ya umi, kita jadi buat umi menunggu di sini" tambah si wanita satu nya lagi
"Iya gpp kok" balas umi di sertai dengan senyuman
"Maaf umi, apa ada yang umi butuh kan dari kami" tanya wanita berhijab hitam, dia yang tadi berbicara lebih dulu.
"Ini loh, kalian kedatangan teman baru" ucap umi sambil tersenyum senang "Dira sini nak" umi memanggil ku, aku pun mendekat ke arah mereka
"Nah, ini nama nya Dira. Umi harap kalian bisa jadi teman sekamar yang baik ya! Owh iya, Dira ini dari sekolah umum, dan baru masuk pesantren hari ini, jadi kemungkinan Dira banyak tertinggal materi. Nanti umi minta tolong sama kalian untuk bantu ajar kan pada Dira ya!" jelas umi dengan lembut nan tegas
"Assalamu'allaikum Dira, kenalin nama saya Aisha" ucap wanita yang mengenakan kerudung hitam, yang baru ku ketahui bahwa nama nya Aisha
"Wa'allaikusalam, kenalin gw Zahratunisa Nadira" jawabku malas,
Nampak nya kedua wanita ini sedang terkejut. Apa ada yang salah dengan ucapanku?
Beberapa saat kemudian, umi membisikkan sesuatu kepada Aisha, entah apa yang mereka bahas. Aku hanya bisa melihat raut wajah dia yang seketika berubah menjadi lebih santai, tidak kaya tadi yang terlihat seperti abis liat hantu.
"Tolong di maklumi ya, Dira ini baru mau belajar untuk menjadi lebih baik" ucap umi
Aku hanya bisa mendengar kalimat itu, karna hanya itu yang di ucapkan umi tanpa perlu berbisik pada mereka.
Author pov's
Maryam terlihat sedang membisikkan sesuatu kepada Aisha, Maryam mencoba memberi tahu pada mereka berdua tentang Dira dan kebiasaan nya yag sangat aneh kalau itu di tunjukan di lingkup area pesantren seperti ini.
"Dira memang gaya bicara nya masih terdengar kurang sopan, dia juga belum tahu banyak tentang tata krama di pondok ini. Jadi, umi mohon sama Aisha untuk bantu Dira ya.." bisik umi pada Aisha
"Tolong di maklumi ya, Dira ini baru mau belajar untuk menjadi lebih baik" ucap umi
"Baik umi, Aisha akan berusaha membantu semampu Aisha" jawab Aisha
"Yaudah, kalau gitu ajak Dira masuk ke kamar, buat Dira nyaman tinggal di sini ya!" ucap Maryam sambil tersenyum lembut
"Iya umi, pasti. Kita berdua akan berusaha menjadi teman sekamar yang baik untuk Dira" balas Rara
"Dira.., silahkan kamu masuk dan bereskan barang-barang kamu. Selepas itu kamu boleh istirahat atau kalau kamu tidak lelah kamu bisa jalan-jalan ke sekitar pondok, nanti biar di temani sama Aisha dan Rara." jelas maryam pada Dira
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Menentukan [On Going]
Fantasy⚠awas baper⚠... Takdir ku yang menentukan jalan hidupku, di usiaku yang baru menginjak 18 th mengharuskan ku untuk membangun dan menjalani bahtera rumah tangga dengan lelaki yang jauh lebih dewasa dariku. Ya, aku lah Adira Azzahra si wanita yang jau...