Marin POV
Happy reading ♥️
Aku,mama dan papa sedang sarapan bersama diruang makan. Tradisi ini memang diwajibkan dikeluargaku.
Jika makan siang dan malm sulit untuk dilakukan setidaknya saat sarapan semua harus bisa.
"Marin,jangan lupa hari ini feeting baju sama alan" ucap mama
"Hmm"
"Kok jawabnya gitu"
"Iya mama"
"Sudah cepat sarapan, Alan udah nunggu kamu didepan"
"Ha!!??...kok mama nggk bilang kalau Alan didepan"
" Anak papa udah buruan ke depan nanti kamu telat loh" ucap papa.
"Iya pa"
Aku bergegas pamit. Kenapa Alan tbtb mau jemput aku kerja. Dah gitu nggk ada ngabari lagi.
Ini kali kedua aku bertemu dengan alan, pertama saat malam dimana orgtua kami memutuskan utk menjodohkan kami. Dan anehnya aku degdegan ketemu dia.
"Masuk!" Ucapnya ketua.
Kau masuk kedalam mobilnya. Walaupun aku juga tidak suka dengan perjodohan ini tapi Alan lebih suka menampilkan wajah ketidaksukaannya dan seakan melampiaskan amarahnya ke aku
"Kalau bukan paksaan orgtuaku. Aku nggk Sudi membuang waktu pagi² hanya menjeput wanita yang lemah sepertimu"
"Kamu pikir aku suka. Bahkan aku baru tau 5 menit yg lalu bahwa kamu akan jemput aku"
"Alasan"
"Walaupun aku lemah. Aku tdak pernah memaksa org utk menolongku"
Setalah itu suasana kembali sepi. Dan aku hanya melamun, dan tanpa sadar alan memberhentikan mobilnya
"Sepertinya aku sampai sini aja. Kamu bisakan jalan kaki dikit lagi. Aku buru²."
Dengan kesal aku membuka sabut pengamanku dan keluar dari mobil nya tanpa sepata katapun lalu aku membanting pintu mobilnya dengan keras karena sangat kesal.
"Dia pikir dia yg kesal dengan perjodohan ini? Aku juga disini kesal. Bahkan aku ingin menghilang. Bagaimana bisa aku memilki calon suami kasar seperti itu. Yg ada aku akan lebih cepat mati" omelku selama perjalanan menuju gedung tempat aku magang.
***
"Woahhh...Gilak yaa kerja dibalik layar" ucapku sedikit lelah mengikuti mba Laras.
"Hmmm...tapi menyenangkan karena bisa melihat secara langsung proses penyuntingan acara tv"
"Benar Lo. Ternyata penyiaran berita dan acara hiburan itu beda banget"
"Yah dah jelas beda dong mir"
"Iya sih...maksud aku acara hiburan lebih santai daripada berita. Pembawa caranya aja tegang banget"
"Mungkin karena ini acara berita dan kesannya jangan sampai salah pemberitaan. Apalagi acara live "
"Iyasih...tapikan Ale, sepertinya Lo lebih cocok jadi jurnalistik dibanding berada di team kreatif"
"Iya sudah perintah. Lagian ini kan cuma magang"
Tbtb dering hpku berbunyi
"Gue angkat telpon dulu ya Ale"
Yg menelponku itu adalah Alan. Dia bilang sudah menunggu dipatkiran.
Aku pun kembali ke tempat Alesya dan pamit padanya
"Gue sepertinya harus cabut deh. Nyokap nyuruh datang ke butik " ucapku bilang nyokap karena aku hanya ingin saja. Rasanya menjelaskan bahwa Alan yg menelpon membuat ku semakin kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Perfect
RomanceIni adalah kisah dari 2 sudut pandang pemeran wanita yang merasakan ketidaksempurnaan nya dalam hidup. Beban hidup yg selalu menjadikannya terlihat lemah. Mencoba untuk terlihat baik² saja dan menjalankan hidup dengan normal. Menutupi kesedihan yang...