Marin POV
Happy reading ♥️
Saat makan siang dengan alesya, tbtb Alan menelponku dan mengatakan kalau dia menungguku di parkiran.
Aku kesal dengan kebiasaannya yg tbtb datang tanpa memberi kabar. Karena hal ini aku merasa tidak enak dengan alesya. Padahal bundanya sudah menyiapkan bekal siang untuk kami berdua.
Sesampai diparkiran aku langsung menuju kemobilnya yang pastinya sudah aku kenalin.
"Kenapa nggk kabarin dulu kalau kamu mau kesini" omelku.
"Terserahku" ketusnya
Sungguh menyebalkan menghadapi laki² seperti ini.
"Aku dengar pria yang direstauran adalah CEO ditempatmu magang?"
"Hmmm" ucapku singkat karena masih kesal
"Berani sekali menjawabku dengan begitu " kesalnya
"Iya...dia pak Marcel CEO ditempat aku magang" ucapku dengan nada lumayan sedikit tinggi
"Ohh, jadi kamu berani menaikkan nada bicaramu sekarang"
Hufftt!!! Dasar pria emosian, kesalku yg bisa aku lontarkan dalam hati
"Maaf" ngalahku
"Jangan-jangan kamu kesal karena aku datang tbtb padahal kalian berduan"
"Alan!" Kali ini aku berani menyebut namanya tanpa takut
Dia hanya menunjukan senyuman sinisnya
" Kenapa nggak dia aja yg kamu nikahi, kenapa harus aku aku. Dasar wanita merepotkan"
Aku yg mendengar ucapannya, membuat mataku menjadi panas seperti akan ada air yang jatuh dari mataku. Aku menatapnya dengan tatapan marah karena ucapannya.
Dia juga menatapku, kami berdua bertatapan tidak ada yang bicara. Seakan-akan mata kami yang sedang berbicara dan bertengkar.
"Ah...aku masih harus bekerja. Sebaiknya kamu pergi jika tidak ada yg perlu dibicarakan" ucapku akhirnya sebelum air mataku akan jatuh didepan Alan.
Dia hanya diam. Dan aku keluar dari mobilnya lalu melangkah dengan cepat menuju tempat yg sepi.
Aku menangis ditempat sepi ini. Aku benar² merasa aku tidak pantas hidup lebih lagi. Tuhan terlalu baik memberi waktuku sepanjang ini. Dan kali ini utk pertama kali aku ingin pergi dari dunia ini.
Alan benar aku tidak pantas untuk siapapun, karena aku hanya wanita yg akan merepotkannya.
Wanita yang harus bergantung dengan obat jika asma ku kambuh. Aku wanita yg sakit-sakitan.
Setelah puas menangis aku mencuci muka ke toilet lalu membenarkan diri agar tidak terlihat berantakan. Walaupun mata bengkak ku masih kelihatan.
Aku pergi ke ruangan kerjaku dan ternyata alesya juga ada disana.
"Hai" sapaku untuk menutupi kekacauanku
"Aku pikir lo nggk balik kerja lagi" ucap alesya
"Ah...dia cuma sebentar saja"
"Lo baik-baik aja kan?" Tanyanya
"Memang aku kenapa le? Ya baik² ajalah. Kan aku baru ketemu tunaganku" bohongku tapi sepertinya tetap terlihat oleh alesya.
"Rin, Lo udah gue anggap lebih dari sahabat gue. Jadi kalau ada masalah Lo bisa berbagi cerita ke gue" ucap alesya sambil memegang tanganku.
Sebenarnya banyak hal yg ingin aku ceritakan ke alesya. tapi, aku tidak mau membuat alesya khawatir karena aku tau hidup alesya sudah penuh dengan beban dan aku tau hati alesya sama hancurnya dengan hatiku tapi, hanya beda topik aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Perfect
RomanceIni adalah kisah dari 2 sudut pandang pemeran wanita yang merasakan ketidaksempurnaan nya dalam hidup. Beban hidup yg selalu menjadikannya terlihat lemah. Mencoba untuk terlihat baik² saja dan menjalankan hidup dengan normal. Menutupi kesedihan yang...