Alesya POV
happy reading ♥️
sekarang aku lagi mengetik rondom acara yang kata mba Merry ini untuk dibagikan kepada artis program acara komedi nanti saat melakukan breafing .
"akhirnya selesai juga. tinggal di print aja " ucapku senang
sambil menunggu mengeprint, aku menyenderkan badanku ke kursiku lalu memejamkan mataku karena agak sakit akibat dari radiasi komputer tadi.
baru beberapa detik memejamkan mata, hpku berdering. teryata ada panggilan masuk. aku terkejut dengan nama seseorang yg tertera di panggilan masukku.
"ngapain pria aneh ini menelponku" bantinku
"iya pa..." ucapku tergantung
"sekarang datang keruanganku" ucapnya langsung tanpa mengucapkan kata pembuka terlebih dahulu dan lebih parahnya lagi dia langsung mematikan sambungab telponnya
" dasar pria aneh" kesalku
"udah selesai kamu ketik alesya?" tanya mba Merry yg tanpa aku sadari keberadaannya.
"udah mba, ini" ucapku sambil memberikan beberapa kertas yg sudah terprint
"makasih ya Ale"
"sama-sama mba" sambil tersenyum
setelah itu aku langsung melangkahkan kaki keruangan pak Marcel. aku sangat berhati² untuk masuk keruangan pak Marcel. jujur saja aku tidak mau karyawan berpikir yang tidak² tentang diriku yang baru jadi anak magang sudah berhadapan langsung dengan sang CEO
ketika aku mau membuka pintu, ternyata ada seorang wanita yang keluar dari ruangan pak Marcel.
"kamu sudah ditunggu sama pak Marcel. saya Ririn sekertaris nya"
"iya mba, saya segera masuk"
"silahkan"
aku pun masuk keruangannya, ternyata pak Marcel sedang duduk di singgasananya sambil serius membaca berkas² yang sangat penting.
"apa butuh waktu lama untuk sampai keruangan saya"
"saya ada kerjaan yang harus saya selesaikan pak"
"apa itu lebih penting dibandingkan perintah saya"
"maaf pak"
"mendekatlah"
akupun melangkah mendekatinya .
"hari ini ada acara ulang tahun papaku. jadi setelah pulang kerja kamu tunggu saya di parkiran. kita akan datang keacara itu"
"tapi pak..."
"tidak ada alasan untuk menolak. ini hukumanmu"
"pak..." cobaku lagi untuk menolak
"keluarlah"
aku heran dengan bos tampanku ini, jika dia hanya mengatakan hal itu kenapa dia tidak mengirim lewat pesan atau bisa menelponku. ini sangat berisiko jika menemuinya langsung keruangannya. bagaimana ada karyawan yang melihat terus berpikir aneh², kan yang kena masalah aku.
aku pun melangkah keluar dengan kesal dan tidak peduli dengan pintu yang aku tutup dengan kasar. jika pria aneh itu marah aku tidak peduli, kekesalan ku tidak terbendung lagi.
***
jam kerja ku sudah selesai, sekarang waktunya pulang. mendengar kata pulang aku teringat dengan ucapan pak Marcel yang menyuruhku menunggunya diparkiran."Le, gue antar lo pulang ya" ajak Marin
"tidak usah Rin, kebetulan gue tidak langsung pulang. ada urusan "
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Perfect
RomanceIni adalah kisah dari 2 sudut pandang pemeran wanita yang merasakan ketidaksempurnaan nya dalam hidup. Beban hidup yg selalu menjadikannya terlihat lemah. Mencoba untuk terlihat baik² saja dan menjalankan hidup dengan normal. Menutupi kesedihan yang...