When You're Coming Back

5.1K 78 8
                                    


Hujan selalu mengingatkanku padamu, katamu nyanyian hujan yang gemericik adalah lagu nina bobo terbaik di dunia. Mengingatkanku pada hari itu, saat kau terlelap dibahuku. Aku bisa merasakan hangat hembus napasmu. Sekarang pun mungkin kau sedang terlelap entah dibahu milik siapa, karena hujan sedang menyanyian lagu nina bobo untukmu.

"PING!!!"

"Aku udh di depan nih"

Aku mengintip dari jendela kamar, Accord gold itu tetap mengkilap walau diterpa hujan.

"Ya, sebentar"

Aku bercermin untuk kesekian kalinya, memastikan semua baik-baik saja.

Aku menutupi kepalaku dengan tas genggam hitam kesayanganku dan sedikit berlari menuju pria yang sedari tadi melemparkan senyum padaku.

"Kamu keliatan pucat,"

"Aku nggak apa-apa, kok. Mungkin karena hujan kali."

"Syukurlah."

Pria itu menginjak gas perlahan. Pada keningnya aku dapat melihat raut kecemasan. Dan aku sendiri dapat mendengar detak jantungku yang berderu kencang. Dua tahun lebih kami tidak berjumpa dan kini harus duduk berdampingan. Kaku, tidak seperti dulu.

Sebenarnya ada rekan kami satu lagi, Merlyn yang mungkin sudah sampai di lokasi. Aku, Roy dan Merlyn adalah sahabat sejak di bangku SMA. Kami sama-sama hobi menyanyi dan sudah banyak lagu yang kami ciptakan. Tapi mungkin karena kesibukan kami atau memang belum ada niat untuk mempublikasikan, sampai sekarang karya-karya kami hanya kami saja yang menyanyikan.

Tapi hari ini Merlyn ingin mempertemukan kami dengan beberapa temannya yang memiliki hobi yang sama dan mensponsori beberapa organisasi musik di negeri ini.

BASEMENT FULL

Mata Roy membaca tulisan itu seperti melihat hantu.

"Kamu oke, Roy? Disana masih banyak yang kosong." Aku menunjuk parkir outdoor.

Roy memutar kemudi dengan wajah kesal, "Harus parkir diluar."

"Kenapa? Takut mobilmu lecet?" candaku.

"Nggak lah," jawabnya sambil tersenyum.

Setelah parkir dengan sempurna, aku memutuskan untuk langsung keluar.

"Tunggu, Zie!!"

Dia sibuk mencari sesuatu di kursi belakang.

"Ada yang ketinggalan, ya?"

"Nggak juga sih,"

"Loh terus?"

"Diluar hujan, Zie. Sebentar ya!"

"Hujannya nggak deras, Roy!"

"Kita harus tetap pakai payung, Zie!

Matanya tajam menatapku bebeberapa detik, kemudian sibuk mencari sang payung.

"Gerimis kecil begini nggak akan membunuh kamu."

Tok!! Tok!!

Seorang security mengetok jendela mobil menawarkan payung dark blue dengan tulisan Merlyn's Hotel. Roy menyambutnya seolah telah mencapai surga setelah kematian. Dia keluar dan membukakan pintu untukku.

Dibawah payung seperti ini memaksa kami harus saling berdekatan sedekat-dekatnya. Aroma Terre D'Hermes dari tubuh Roy tercium maskulin. Roy kini tumbuh menjadi seorang pria tampan rupanya. Pembawaannya yang maskulin dan easy going pasti banyak sekali wanita yang mendekatinya.

Sad StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang