Part 30

3.2K 135 4
                                    

"Sha," panggil Oliver dengan suara agak bindang dan serak karena tertutup helm.

"..." Sasha diam, orang yang berdiri di sampingnya ternyata mengenalnya.

Oliver melepas helmnya sehingga seluruh wajahnya terlihat jelas dengan rambut messy helm yang membuatnya seperti cool bad boy.

"Oliver .." Sasha tidak mengira yang ia sangka sebelumnya adalah penculik ternyata Oliver.

"Ya, ini gue. Kok lo kaget gitu sih?" Tanya Oliver

"Nggak apa-apa."

Dalam batin Sasha, mengapa Oliver menemuinya lagi? Dan mengapa angkot tidak ada satupun yang lewat?

"Chat gue nggak lo bales."

Oliver membuat pernyataan atau pertanyaan?

"Ha?"

"Abis ini lo mau kemana? Udah mulai sore loh,"

"Oh, itu gue mau ke toko buku.."

Oliver senang ia ada kesempatan untuk bertanya-tanya

"Gue anter gimana?" Tawar Oliver

"Ng, nggak usah.. aku tunggu angkot aja." Tolak Sasha

"Gue tadi lewat terminal udah sepi Sha, udah sore"

"Oh, kalo gitu aku mau pesen ojek online aja." Sasha buru-buru mengambil hp di dalam tasnya.

Oliver tersenyum dalam hati,

"Aduh, kok nggak ada ya?" Sasha bergeming.

"Nggak ada ya? Kan hari ini ojol banyak yang nggak jalan soalnnya baru demo.." Jawab Oliver lagi.

Sasha masih diam berharap masih ada ojek online yang beroperasi.

"Ada kok," Dalam hati Sasha senang akhirnya ada ojek online yang beroperasi.

Tapi, ada chat lewat aplikasi tersebut dari abang gojek,

"Maaf mbak, cancel aja ya.. perut saya mules. Maaf banget ya mbak .."

Oliver melirik muka masam Sasha, lalu jatuh ke layar ponsel Sasha.

"Kenapa?" tanya Oliver

"Ehm, abang gojeknya nggak bisa juga,"

"Tuh kan, gue anter aja. Keburu malem juga nggak bagus kan?"

Mau tidak mau, ia mengiyakan ajakan Oliver.

"Iya udah, tapi merepotkan nggak ini?" Tanya Sasha agak malu setelah sekian kalinya ia menolak tawaran Oliver.

"Nggak lah, santai aja. Lo tunggu sini, gue tadi bawa sepeda tapi gue parkir di seberang jalan. Gue ambil dulu."

Sasha melihat sepeda Oliver. Sambil menunggu Oliver, Sasha merapikan roknya yang ternyata sepeda Oliver mungkin akan membuat rok Sasha sedikit terangkat.

Oliver melepas jaket yang ia pakai.

"Nih, pake helm dulu."

Sasha lalu naik ke boncengan Oliver.

"Nih, mungkin lo butuh buat nutupin.."

Belum selesai Oliver berbicara, sudah dipotong Sasha.

"Iya, makasih." Sasha mengambil jaket tersebut untuk menutup pahanya.

"Pegangan Sha, biar safety." Oliver mengambil tangan Sasha lalu menaruhnya di samping perutnya.

Oliver mengendarai motonya pelan-pelan, takut Sasha tidak terbiasa dengan kecepatan tinggi.

Sasha tidak enak untuk berpegangan di sisi perut Oliver, ia sedikit demi sedikit melepas pegangannya.

"Sha," Panggil Oliver agak teriak

"Iya?" Jawab Sasha yang juga agak teriak

"Pegangan yang bener.."

Suara Oliver tidak begitu terdengar oleh Sasha karena bertepatan ketika truk juga melaju dari lawan arah.

"Gimana?"teriak Sasha lagi

Dengan lembut, oliver meraih tangan kiri Sasha lalu menaruhnya lebih depan dari pegangan awal tadi.

"Nggak apa-apa, gini aja biar aman." Ucap Oliver

Sasha terus diam sampai di tempat tujuan dengan tangan yang kaku berpegangan pada Oliver.

Tiba di toko buku, Sasha buru-buru melepas pegangannya pada Oliver. Ketika Sasha akan turun, ia mengurungkan niatnya. Ia melihat toko tersebut sudah tutup.

"Sha, tutup tuh, gimana? Lo mau cari toko buku lain?"

"Eh, nggak usah. Pulang aja, aku pulang sendiri aja ya," Sasha hendak turun dari motor namun dicegah oleh Oliver.

"Dibilangin nggak ada ojek, lagian udah sore. Gue anter sekalian aja." Ucap Oliver sambil sedikit menoleh pada Sasha.

"Udah, nurut aja." Lanjutnya.

Sasha mau tidak mau ikut Oliver karena memang jalanan tidak ada kendaraan umum yang bisa membawanya pulang.

"Iya."

Oliver melajukan motonya lagi. Di tengah-tengah perjalanan, di sebuah kedai yang cukup ramai anak sekolahan, Oliver menghentikan sepedanya.

"Sha, gue mau beli makan dulu ya," Ucap Oliver sambil melepas helm

CUPU ●[END]●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang