Kisah Rendy & Artoria

25 5 0
                                    

Uwu...
Selamat Membaca

.

.

.

.

.

Bagaimana Artoria bisa mengenal Rendy? Hubungan apakah yang terjalin di antara mereka? Kenapa Rendy berniat melenyapkan Artoria?

Kisah mereka di mulai setahun yang lalu...

.

.

.

.

Drap Drap Drap

Suara langkah kaki seorang gadis melangkahkan kaki nya tergesa gesa melewati lorong panjang bercat putih itu. Ia mengabaikan semua tatapan orang orang yang melihat ke arah nya.

Semua orang memandang nya heran. Bagaimana tidak heran? Lihat lah! Penampilan gadis itu...rambut pirang pudar tampak sedikit acak acakan,rok selutut nya kotor bahkan di sisi sebelah kiri sobek,tak lupa di bagian lengan sebelah kiri terdapat luka yang mengeluarkan darah yang sudah mengering dan di pelipis kanan nya mengeluarkan darah segar. Dan lebih parahnya lagi,ia berjalan santai walau agak terkesan terburu buru seolah olah luka di lengan dan di pelipis nya hanya kotoran yang menempel.

Langkah sang gadis terhenti di ujung lorong tepatnya di hadapan pintu yang berdinding kaca buram. Ia mendorong pelan pintu lalu melangkahkan kaki nya masuk kedalam dan menarik semua perhatian manusia di dalamnya.

"Ah! Astaga! Kau belum mengobati luka mu?" Ujar seseorang setelah sadar dari kegiatan nya menatap gadis itu.

Gadis itu menggeleng lemah. Ia berjalan menghampiri seseorang itu lantas memeluknya erat,menyembunyikan wajahnya dalam dekapan seseorang itu.

"Hey! Darah mu bisa menempel pada baju ku!" Ucap seseorang itu sambil mendorong gadis tersebut agar melepas pelukannya.

Merasa jarak diantara dirinya dengan sang gadis cukup,ia menatap gadis itu dengan tatapan sedu.

"Aku sungguh khawatir..."

"Aku tak apa apa Sena! Kau lihat? Aku sehat!"ujarnya sambil merentangkan kedua tangannya.

Seseorang yang di ketahui bernama Sena itu menatap sinis gadis yang ia anggap idiot tersebut. Tanpa ba bi bu lagi ia menarik pergelangan tangan gadis tersebut,menyeret nya untuk duduk lalu di obati.

Dan gerak gerik kedua manusia dengan gender sama itu tak luput dari penglihatan seorang pemuda di sudut ruangan. Pemuda itu menatap lekat gadis pirang itu lalu tersenyum.

Setelah memastikan bahwa luka gadis pirang itu telah di obati,lantas pemuda dengan setelan rapi itu menghampiri mereka.

"Maaf...saya benar benar merasa bersalah atas kejadian yang menimpa mu...Sena dan umm-" ujar pemuda itu menatap bingung gadis pirang itu.

"Ah! Artoria"gadis pirang itu tersenyum kikuk.

"Oh! Sekali lagi...saya benar benar minta maaf Sena Artoria! Apa yang bisa saya lakukan untuk menebus kesalahan yang telah saya perbuat?" Ujar pemuda dengan senyum tipis di wajah nya

Assassin !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang