Ternyata benar. Apapun kita, siapapun kita, bagaimanapun kita, dan apapun keinginan kita dalam menjalani hidup. Kita akan tetap memiliki penderitaan dan permasalahan. Karena mungkin itu syarat wajib untuk hidup. Dan setiap orang punya rasa penderitaan yang berbeda. Mungkin ada juga yang sejenis namun pasti ada perbedaannya. Bayangkan saja sekarang kita sedang menjadi seorang yang sangat amat kurang dari cukup dalam hal materi. Saat kita melihat seseorang yang kaya raya berjalan di hadapan kita dengan berpakaian rapi. Jas hitam, kemeja berdasi, celana mahal, sepatu pantovel mancung mengkilap, menenteng sebuah berkas tugas. Kita membayangkan betapa nikmatnya hidup sukses dengan harta berlimpah, yang intinya tidak punya masalah keuangan. Bukankah begitu? Di sisi lain yang tidak kita ketahui, bahwa sebenarnya orang kaya itupun berandai betapa tenangnya hidup seperti kita yang tidak pusing memikirkan keuangan, tugas menumpuk, bekerja seharian demi membangun kekayaan orang lain. Mereka ingin sekali sesekali merasakan ketenangan dalam hidup. Jadi apapun, siapapun, dimanapun, bagaimanapun, dimanapun kita. Kita semua pasti memiliki penderitaan masing-masing. Sesuai derajat kita.
Orang kaya punya masalah keuangan, gelandanganpun punya masalah keuangan. Orang tampan punya masalah dengan ketampanannya, orang jelek bermasalah dengan ketampanannya. Orang pintar pusing, orang bodoh pun merasakan pusing. Orang yang memiliki badan yang tinggi punya masalah dengan badannya yang tinggi, selalu saja kepalanya terbentur Ketika memasuki angkutan umum, orang pendek pun punya masalah dengan badannya itu, ia tidak bisa masuk kepolisian karena keterbasannya, padahal cita-citanya ingin manjadi polisi.
Penderitaan memang sakit. Tapi bukankah nikmatnya sehat akan lebih terasa setelah merasakan sakit? Bukankah air mineral akan lebih nikmat saat diminum setelah tubuh kita lelah berkeringat akibat olahraga? Bukankah pemandangan alam dari puncak gunung akan terasa sangat indah setelah kita berjuang mendaki melelahkan kaki? Segala sesuatu itu ada pasangannya. Senang, sedih. Menangis, tertawa. Sakit, sehat. Panjang, pendek. Hitam, putih. Kita tidak akan bisa membedakan mana hitam mana putih jika putih hitam itu tidak pernah ada dimuka bumi.
Aku bilang begini bukan menyuruh kita untuk sama-sama membuat masalah lalu merasakan penderitaan. Masalah dan penderitaan akan datang dengan sendirinya kok. Jangan mencari-cari masalah lah hanya karena ingin dewasa. Yang kita butuhkan itu solusi dan jalan keluar dari suatu masalah itu. Jalan keluar bukan berarti kabur, namun hadapi.
Apakah masalah itu membahayakan? Jawabannya tergantung. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Tergantung bagaimana kita menghadapinya. Tergantung bagaimana kita menyelesaikannya. Ibarat ujian sekolah. Mendapat nilai kecil itu bukan karena soalnya yang sulit, namun karena jawabannya yang salah. Mengapa bisa salah? Karena kita tidak mau belajar.
Jangan takut akan suatu masalah dan penderitaan. Itu adalah syarat menuju kebahagiaan dan kesuksesan. Hadapi seberat apapun masalahmu, nikmati sepedih apapun penderitaanmu. Jangan coba-coba kabur dan menghilang dari penderitaan. Ia akan selalu hadir dalam hidup sebagai salah satu guru yang sangat berharga.