Secret in Love | Part 10 ~ Kajian Sore

109 6 2
                                    

"Jangan pernah mencela seseorang ditengah proses hijrahnya, karena kamu tidak tahu rahasia dibalik sikapnya yang membuatmu berhak untuk mengkritik keputusan nya. Jika ingin melakukan sesuatu---dukunglah dia, karena kamu tidak tahu seberat apa ujian yang harus ia hadapi demi keputusannya itu~"

- Putriansyah Asma Rahayu



"Buruan, Zee! Malah bengong, elah."

Zee mengerjap banyak. Tersadar dari lamunan nya, ia menatap Arka sebal. "Human gak boleh berisik!" cetus nya galak. Arka mendengkus kesal namun tak membalas. Zee menatap sekeliling kelas nya yang kosong---hanya tinggal mereka bertiga saja yang belum pulang. "Semua nya udah pulang?"

"Hem." gumam Arka malas.

Zee menatap sahabat kembar nya polos. "Kalian gak pulang?"

"Kita nungguin lo!" sahut Arka kesal.

"Eh? Kok gitu?" Zee berkedip heran. "Kalian kalau mau pulang ya pulang aja,"

"Dan biarin lo di sini sendiri?" sahut Aiden cepat, tatapan nya berkilat tak suka.

"Sebentar lagi catatan aku selesai. Tapi, karena kalian di sini ... Catatan aku kapan selesai nya? Jadi, kalian pulang duluan aja."

"Catatan?" beo Arka. Zee mengangguk lugu. "Aelah! Udahlah jadi siswa itu jangan rajin-rajin amat." tambah Arka berdecak kesal.

"Gak bisa gitu dong!" balas Zee sewot.

Arka berdecak. Ia mengambil ponsel Zee yang tergeletak asal di meja, lalu membuka icon camera---ponsel gadis itu yang memang tak memakai pengaman---menjepret tulisan di papan tulis. Ia memberikan kembali ponsel tersebut pada pemilik nya. "Udah, 'kan?"

Zee berbinar saat menatap foto di ponsel nya. "Masyaallah, Arka! Aku bahkan gak kepikiran sama sekali. Alhamdulillah, semakin ke sini, kamu semakin pintar." ucap Zee memuji sekaligus menjatuhkan.

"Jadi maksud lo, sebelum nya gue bodoh? Iya?!" sungut Arka meradang.

Zee berkedip lugu. "Zee gak bilang gitu."

"Serah! Cepet beresin buku-buku lo terus kita pulang!"

"Sore ini, ada Kajian sore di Masjid." ucap Zee tiba-tiba.

"Terus?" tanya Aiden heran.

"Aku mau ikut," Zee berucap tegas. Manik nya menyorot lembut. "Jadi ... Kalian pulang aja duluan. Aku akan kabarin Gio kalau aku pulang telat." tambah nya santai.

"Gak bisa!" sentak duo A itu bersamaan. Zee mengernyit. "Ini hari pertama lo sekolah dan lo mau pulang telat?!" tanya Aiden tajam. Zee mendengkus samar. Protective, lagi. "Pokok nya lo harus ikut kita pulang! Sekarang!" titah Aiden tegas.

"Gak mau!" Zee buang muka sembari bersidekap kesal. "Aku mau ikut Kajian sore. Titik!"

Arka melotot galak. "Lo mau kita di rebus sama Gio terus di jadiin Sate panggang sama bokap lo?!"

"Jangan lebay! Daddy sama Gio gak sekejam itu!" kilah Zee jengah.

Gak. Sekejam. Itu?!

Lo gak tahu apa-apa tentang mereka, susu Zee!

Aiden memijat pelipis nya yang mendadak pening. "Zee, dengerin gue," pinta nya dengan suara lelah. Zee merengut tak terima. "Lo bisa ikut Kajian sore kapanpun, tapi ... Kesehatan lo jauh lebih penting." jelas Aiden lembut.

Secret in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang