Secret in Love | Part 11 ~ Cantik-Cantik Ceroboh

66 6 0
                                    

"Siapa aku yang berhak marah saat dia bersama dengan yang lain. Oh hati ... Tenanglah---sadarlah ... Dia bukan siapa-siapa bagi mu~"

---Kenzo Immanuel---



Setelah Kajian Sore selesai, Zee mengurus beberapa hal terkait untuk masuk ke ekstrakulikuler Rohis. Kini, gadis cantik itu tengah duduk di undakan teratas tangga Masjid sembari mengikat tali sepatu nya asal. Sedikit mengeluh, saat berulang kali gagal lalu tersenyum senang saat telah selesai mengikat tali sepatunya walau simpul tali sepatu nya terlihat pendek sebelah dan berantakan.

Asma yang tengah berdiri di sisi serong kanan Zee pun meringis, saat melihat hasil simpul tali sepatu gadis itu. "Gitu ngiket tali sepatu nya, Zee?"

"Zee gak bisa ikat tali sepatu, Kak." cengir Zee polos. Lalu mendengkus sebal. "Zee gak suka pakai sepatu tali. Inipun terpaksa karena Zee buru-buru tadi." curhat Zee.

"Kalau kamu gak bisa pakai sepatu tali---terus, siapa yang ngiketin tali sepatu kamu selama ini?" tanya Asma tak bisa menyembunyikan rasa penasaran nya.

"Bi Indah," sahut Zee cepat. "Tadi pagi aja diiketin tali sepatunya. Padahal Zee udah nolak, tapi bi Indah tetap aja maksa. Yaudah deh," tambah Zee menggedikan bahu.

Asma terbelalak---tak percaya mendengarnya, mulutnya pun ikut terbuka sedikit. Sudah besar tapi tak bisa mengikat tali sepatu?! Luar biasa, pikirnya menggeleng heran.

Zee terkikik geli. "Kakak lucu," celetuk nya polos.

Sontak, Asma lantas menutup mulut nya, lalu tersenyum kikuk. Ia tak menyadari, jika seseorang yang melihatnya dari kejauhan itu tengah tersenyum simpul.

Manis nya bidadari gue...

"Bukan muhrim!" celetuk Arsyaf datar.

Aryan segera mengalihkan pandang lantas tersenyum kikuk saat mendengar celotehan sahabat nya itu. "Habisnya, bidadari gue manis banget, Fi." bela nya santai.

"Istighfar, Ar."

"Astaghfirullahal'adzim." sahut Aryan patuh. Pemuda yang baru memulai untuk mendalami Islam itu menggeleng heran beberapa kali. "Kalau Asma selalu semanis ini ... Bisa-bisa gue diabetes, Fi." keluh nya tersenyum tengil. Arsyaf terkekeh geli. "Yuk, pulang," ajak Aryan.

Arsyaf menganggkuk.

"Tapi, kadang juga Gio yang buat simpul sepatu Zee, walau di paksa," tambah Zee menyengir polos. "Atau juga ... Duo A atau Kevin," tambah nya polos.

Asma mengangguk walau tak tahu siapa yang gadis ini bicarakan. Ia kurdet kecuali tentang eskulnya. Tetapi ia sangat yakin, pemuda yang dibicarakan gadis ini adalah the most wanted boy di sekolah elite ini---gadis ini memang terkenal di kelilingi oleh para cogan.

Zee berdiri setelah mengibas---ngibas belakang rok abu-abu nya yang sedikit kotor dengan tangannya. "Ayo, Kak. Kita pulang," ajak Zee.

"Iya,"

Mereka kemudian berjalan beriringan---hendak pulang dan diselingi obrolan ringan. Asma banyak tertawa pelan saat bersama Zee. Sikap menggemaskannya, sikap konyolnya---membuat Asma merasa lebih ceria.

Zee terus berceloteh ria dan tak sengaja menginjak simpul sepatu nya yang terlepas. Gadis itu memekik saat tubuhnya condong ke depan---hendak jatuh, namun...

Seseorang menahan tubuhnya. Zee mendongkak---melihat siapa yang telah menyelamatkan nya. "Zo?"

Kenzo menatap Zee datar, namun manik hitam bening nya berkilat tak suka. Bibir tipis kemerahannya terkatup rapat---menahan segala kekesalan dalam dirinya atas kecerobohan gadis itu. Pegangan nya pada tubuh atas Zee terlepas saat gadis itu sudah berdiri dengan benar.

Secret in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang