Secret in Love | Part 12 ~ Dua Insan di Bawah Senja

137 8 0
                                    

"Tuhan adalah seniman terbaik di alam semesta. Di mana Ia mampu menciptakan segala keindahan tanpa cacat. Senja adalah salah satu Mahakarya-Nya yang sangat indah. Di mana ... Senja mengajarkan pada kita---bahwa yang terlihat indah itu tak, 'kan kekal dan abadi kecuali Sang Pencipta-Nya sendiri~"

---BeautifulSea25---



Gerbang Sekolah, Jakarta International School---Jakarta | 17.30 PM

"Gio, dimana? Zee nungguin kamu daritadi."

"Gue latihan basket."

Zee mencebik kesal. "Bohong! Buktinya, Zee gak ngeliat kamu latihan di lapangan sekolah."

"Gue sama team, latihan di tempat lain." jawab Gio datar. Zee semakin cemberut. "Lo di mana?" tanya Gio.

"Di depan gerbang. Nunggu uncle Tio."

Gio menghela napas lelah. "Yaudah tungguin aja. Jangan kemana-mana. Bentar lagi juga sampai."

"Tapi---"

Sambungan terputus. Gio memutuskan sambungan telpon secara sepihak.

Zee menghela napas kecewa. "Kenapa kamu jauhin Zee, Gio? Apa salah, Zee?" gumam Zee serak---menahan tangis. "Kalau kamu memang masih belum bisa menerima pernikahan orangtua kita---gak kayak gini cara nya, Gio." tambah nya terisak pelan.

"La tahzan. Innallaha ma'ana~"

Zee menghapus cepat airmata yang sempat mengalir di pipi nya dengan dengan punggung tangan kanan nya. Ia menoleh ke samping---menatap seorang pemuda tinggi yang berdiri satu meter dari nya. Pandangan nya lurus ke depan---seolah enggan melihat Zee. Gadis itu terkesiap saat mengetahui siapa sosok tampan tersebut.

"Kak Keros?" beo Zee.

"Kak Keros?" ulang Arsyaf mengernyit---menatap Zee bingung.

"Kak Ketua Rohis," jelas Zee polos.

Arsyaf menggeleng heran. "Kamu bisa aja." celetuk nya memalingkan wajah---enggan menatap sosok cantik yang selalu membuat jantung nya berdebar kencang.

Zee menyengir polos. "Kakak belum pulang?" tanya Zee ramah pada ketua Rohis tersebut.

"Kalau saya masih ada di sini, artinya saya belum pulang." sahut Arsyaf datar, tanpa menoleh.

Zee memanyunkan bibir nya sebal---sangat menggemaskan. Bukankah pemuda ini terkenal dengan senyum dan keramahan nya? Lalu, di mana letak sikap ramah nya sekarang? Pikir Zee terheran-heran.

"Nama nya juga basa-basi, Kak."

"Kamu sendiri? Kenapa belum pulang?"

"Zee lagi nunggu jemputan." jawab Zee sembari menatap kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya.

"Lama?"

Zee mengernyit, tanpa menoleh. "Apa nya?"

"Jemputan nya," jelas Arsyaf datar. Lagi. Tanpa menoleh.

Secret in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang