Mawar akan mekar.

18 2 0
                                    

Athanasia Dafychi W.

    Tidak ada gadis yang se-nekat ini, hanya bermodal 'ingin tahu' Athanasia  meminta kebebasan nya sendiri. Tentu, permintaan nya sangat ditentang kedua orang tuanya. Bahkan ayahnya tidak bisa berkutik oleh permintaan gadis yang kerap dipanggil Hanas

"Ayah, aku bisa. Tolonglah percaya, ini hidupku."

     Menjalani kehidupan atas kehendaknya dan menolak semua bantuan orang tuanya adalah pilihan Hanas. Siapa yang bisa menebak jalan pikirnya? Meninggalkan semua kemewahan demi hidup mandiri.












❁ཻུ۪۪⸙͎.                  BUNGAKU MEKAR

    Sudah sekitar 7 bulan aku mengambil keputusan ini. Tentu, aku sangat menikmatinya. Kebebasan yang aku idamkan, kemandirian yang aku dapatkan dan jangan lupa pengalaman hidup yang membuatku semakin merasa hidup.

Aku duduk di cafe sembari memperhatikan kendaraan berlalu-lalang, menghitung berapa mobil berwarna hitam yang tertangkap mataku. Bibirku sedikit menyunggingkan senyuman ketika dering telponku berbunyi.

Line

Arund

Dimana?
Sudah siap?
Jangan lupa loh!!!
Ah iya! Pakai pakaian yang rapih 😡

Nanas
Siap nyonya!
Sudah berada di cafe.
Dengan pakaian rapi
Kemeja putih dengan rok hitam.
Rapi bukan?

    Aku sedikit tertawa melihat chat sahabatku ini, sangat galak.
Hari ini adalah hari pertamaku berkerja, kehidupan yang aku pilih membutuhkan banyak biaya hidup, tentu aku tidak akan memakai biaya orang tuaku.

Aku bekerja sebagai Guru private, memang tidak seberapa tapi cukup untuk kebutuhanku sejauh ini.

BYUR

"DASAR COWOK GA TAU DIRI! MASIH BERUNTUNG GUE MAU SAMA LO! BISA-BISANYA LO MALAH MINJEM DUIT KE GUE? KITA PUTUS."

What the f**k.
Oke, untuk kali ini aku bisa mengumpat. Ya karena tidak ada manusia yang sempurna.

Tapi kenapa aku harus ikut basah atas pertengkaran orang di belakangku ini?
Aku menatap ke arah belakang tempat aku duduk, berharap seseorang akan minta maaf atas perbuatannya. Namun yang ku lihat hanya seorang pria yang tertunduk lemas, serta seorang wanita yang memancarkan aura ganas.

Aku memilih tidak protes atas kelakuannya, seram.

Aku mendengar helaan nafas yang sangat jelas, aku lagi lagi melirik keadaan di belakangku. Tanpa sengaja aku melihat wajahnya, pria cukup tampan dan cukup kasihan.

"Mas, gapapa?" Aku hanya spontan melakukan nya tanpa maksud apapun.

"Lo ga liat baju gue basah?!"

Pria itu beranjak pergi dari cafe, aku hanya memperhatikan nya dalam diam. Apa salahku? Aku hanya bertanya

Destin contrastéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang