Huhuhu Nez minta maap karna hampir lupa mau up story yg ini. Maap bgt ya.
Cekidot joh
Happy reading
Abaikan typoSetelah Donghyuk berada di luar gerbang, Chaerin langsung menutup gerbang besi berwarna biru itu.
Donghyuk menundukan wajahnya dalam. Rintikan airmatanya kembali menetes membasahi wajahnya yang sembab. Donghyuk sudah bertekad. Ia pun menghapus airmatanya dan berjalan meninggalkan gerbang rumah yang sudah lama ia tinggali bersama Ayahnya itu.
~•Don't Cry•~
Sesuai keputusan Chaerin, Donghyuk pergi dari halaman rumah yang sudah lama ia tinggali itu.
Disinilah Donghyuk berjalan sendiri tanpa arah. Sebuah jalan bertanah coklat yang bertebing. Entahlah mau kemana tujuannya sore itu.
Ia berjalan dengan sedih. Ia bahkan tak mengharapkan kepergiaannya yang seperti ini. Tapi sepertinya keadaan mengharuskannya untuk pergi jauh dari dua orang yang telah ia anggap sebagai keluarganya.
Wajahnya tertunduk mengarah jalanan bertanah coklat terang disana. Tak ada lagi rintikan airmata yang keluar menyusut penglihatannya. Hanya saja wajah sembab itu masih nampak begitu jelas. Ingin sekali ia kembali menangisi kejadian hari ini. Dimana dia harus kehilangan segalanya. Ibu, Kakak, bahkan seorang Ayah yang sangat Donghyuk cintai itu.
Namun semua sudah terjadi dan menyisakan luka yang mendalam.
Donghyuk semakin jauh menaiki tebing yang rupanya tak begitu jauh dengan sungai besar disana.
Tanpa Donghyuk sadari, seseorang memandangnya sayu. Dimatanya, dia nampak sangat merindukan Donghyuk. Pria itu berjalan lambat mengikuti langkah Donghyuk. Ada semburat kebahagiaan diwajahnya.
Dia adalah Kwon Jiyong. Ayah kandung dari Kwon Donghyuk.
Ingin sekali ia menyapa Donghyuk atau bahkan memeluk putra satu-satunya itu. Namun, ia kembali mengurungkan niatnya mengingat kejahatan yang sempat ia lakukan sampai berakhir Jiyong yang menyerahkan Donghyuk pada adiknya sendiri.
Jiyong tidak mau jikalau Donghyuk akan mengetahui kebenaran pahit ini. Yang Jiyong tau, Donghyuk sudah aman dengan adiknya, Kwon Seungri.
Akhirnya ia hentikan langkah membututi Donghyuk. Membiarkan lelaki manis itu berjalan semakin menjauhinya. Membiarkan pria muda itu pergi dan menghilang dari pandangan sayunya. Persetan dengan rasa rindu, Jiyong merasa telah tak memiliki hak untuk menyebut Donghyuk sebagai putranya.
Ia pun berbalik berniat untuk berjalan berlawan arah dari putranya itu. Dengan berat hati, ia langkahkan kakinya menjauhi tempat. Dan membuat keduanya berjalan semakin jauh dari kikisan jarak.
Malam hari itu cukup dingin. Namun Donghyuk masih berjalan tak tau arah. Rasanya kakinya begitu pegal. Sejak sore tadi dia hanya berjalan tanpa arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry //hiatus
Fanfiction[TOBAT DULU YE] Dia menangis sepanjang waktu. Mungkin tidak pernah terlihat secara nyata, namun siapa sangka batinnya sungguh tersiksa atas apa yang selalu ia alami dalam hidupnya. O.s.t : No one else - ulala session Start : 14, April 2020 Finish :...