Cekidot joh
Happy reading
Abaikan typoDonghyuk semakin terkejut mendengarnya. Mulutnya yang mungil membentuk huruf O dan matanya membulat sempurna. Apa yang sudah dia lakukan selama ini, astaga.
Sedangkan Bobby menyeringai merasa puas dengan raut keterkejutan Donghyuk.
~•Don't Cry•~
Hari itu, Jinan berjalan kesal di gang perumahannya. Karna ya, lagi-lagi ujian praktek nya sebagai Presenter gagal. Sudah berapa kali Jinan kehilangan kesempatan untuk meraih cita-citanya.
Ia masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan kesal. Sangat kesal. Ia bahkan sampai membanting pintu gerbang rumahnya.
'Bruk..'
"Hwaaa..!!! Hhiks...ottoke?!!! Hiks.."
Sesampainya menjatuhkan badannya kasar di atas kasurnya, Jinan berjingkrak jengkel. Merasa tak puas, ia berteriak kesal dan melempar-lempar bantal. Mengacaukan keadaan kamarnya dalam hitungan detik saja. Masa bodo jika ibunya akan memarahinya. Sejauh ini, Jinan tak perduli dengan teriakan ibunya.
Chaerin pulang dengan kantong plastik berisi sayuran. Dengan rasa letih, ia membawa barang belanjaannya ke dalam dapur.
Tapi, ada yang janggal. Samar-samar ia dapat mendengar kegaduhan. Dan sepertinya dia tau di mana kegaduhan itu berasal.
"Kwon Jinhwan..!"
Wajahnya berubah panik dan berlari menuju kamar putranya. Dengan kekhawatirannya yang memuncak, ia langsung menggebrak kamar putranya.
'Brakk'
"Omo..!" Ia terkejut saat melihat keadaan kamar yang benar-benar kacau.
Jinan?
Dia terlihat berantakan di atas kasurnya. Bahkan lelaki itu menutupi dirinya dengan selimut.
Chaerin yang masih begitu terkejut, mulai melangkah maju mendekati putranya terbaring. Ia dudukan diri di dekat putranya, Lebih tepatnya pinggiran ranjang.
"Jinan-ah"
Tangannya terangkat untuk menyingkap selimut yang menutupi tubuh mungil putranya. Hatinya hancur saat melihat pemuda manis itu menangis tersedu-sedu. Tangannya bergerak untuk mengelus surai hitam putranya.
Namun
"Eomma..!! Kau pergilah!! Hiks..aku tidak ingin melihat wajahmu! Hiks.." Jinan menepisnya dengan kasar.
Chaerin semakin sakit hati dengan kondisi putranya.
"Jinan-ah...ada apa?..katakan pada Eomma" tanyanya menyendu.
Jinan membuka wajahnya dari tangkupan tangannya dan merubah posisinya menjadi duduk dengan jengkel. Ia menatap ibunya dengan mata sembabnya.
"Jika saja eomma punya uang!!, Jinan pasti bisa ke London untuk sekolah!! Hiks..Jika eomma tidak mengusir Dong-saengi!!, Jinan bisa sekolah di sana!! Hiks..Jika Eomma tidak kelewatan membocorkan tentang Donghyuk!!, Appa tidak akan meninggal!! Hiks..semua ini salah Eomma!! Ah..hhiks" Jinan memecahkan tangisannya membuat Chaerin ikut sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry //hiatus
Fanfiction[TOBAT DULU YE] Dia menangis sepanjang waktu. Mungkin tidak pernah terlihat secara nyata, namun siapa sangka batinnya sungguh tersiksa atas apa yang selalu ia alami dalam hidupnya. O.s.t : No one else - ulala session Start : 14, April 2020 Finish :...