📄eps 11

77 12 8
                                    

Anyeong ^^

Dah lama g ketemu di sini

Kalian masih ada yg bertahan?..Nez butuh kalian sampe ending hiks..hiks..bertahan ya dan kasih Nez banyak cinta ^^

Cekidot joh






Happy reading
Abaikan typo
































Siang itu, Lee Chaerin keluar rumah dengan membawa begitu banyak uang. Entah apa yang akan ia lakukan dengan semua uang itu.

Ia berjalan sedikit cepat hingga ia sampai di depan gedung tinggi. Ia tersenyum begitu lebar dan sepertinya ia akan berinvestasi.










Di lain tempat Pak Kang yang kita ketahui adalah Kwon Jiyong, terlihat tengah duduk di dalam kamarnya yang tak begitu lebar. Ia membuka album foto putranya.

Dari menampilkan Donghyuk kecil sampai Donghyuk sekarang. Ia jadi sangat merindukan putranya dan ingin sekali memeluk putranya. Tapi, kondisinya yang tidak memungkinkan membuatkannya hanya menangis. Sesekali ia akan memukul dadanya merasa kesakitan.

Hal yang membuatnya sakit ketika ia sadar bahwa putranya hidup sendiri.

Kemudian ia berpikir tentang adiknya, Seungri. Ia pun langsung memasukan kembali album fotonya ke dalam laci nakas. Setelahnya ia langsung bergegar keluar kamar dengan mantel kebesarannya.

Tapi tanpa Jiyong sadari, ia menjatuhkan selembar foto Donghyuk saat berusia 8 tahun di depan nakas, lebih tepatnya samping kursi.

























Jiyong berjalan setelah memarkirkan mobilnya di pinggiran jalan dekat kedai-kedai jalanan. Ia mulai menyusuri gang pertokoan kecil dengan sebuah note berisi alamat.

Setelah dirasa menemukan apa yang ia cari, ia pun langsung berlari mendekati salah satu restorant kecil tersebut.

Ia mencoba melongok ke dalam restoran dengan mengintip pintu kaca yang ternyata di kunci menggunakan gembok.

Ia semakin bingung karna isi restoran tersebut begitu kumuh seperti tak terawat beberapa bulan ini. Jiyong mencoba mencari tau dari seseorang yang kebetulan juga melewatinya.

"Ee permisi.."

"Nde?"

"Apa kau tau, di mana pemilik restoran ini sekarang? Dan sejak kapan restoran ini tutup?" Tanya Jiyong sopan pada si wanita tua.

"Oh?..pemilik restoran ini sudah meninggal satu bulan lalu..karna istrinya memiliki banyak hutang, restoran ini dijual sekitar dua minggu lalu..apa kau saudaranya?" Ucapnya memberi tahu.

Jiyong terkejut atas informasi yang ia dapat. Ia benar-benar menyesal karna tidak tau tentang kejadian yang menimpa pada adik satu-satunya.

"K-khamsahamnida.." hanya itu yang Jiyong ucapkan. Ia terlalu bingung untuk mengekspresikan semua ini.

Jiyong pun berjalan lemas menuju mobilnya dengan pandangan kosong. Si wanita tua itu menjadi bingung atas sikap Jiyong.

'Grek....'

"Hiks..hhhiks..saengi hiks..hhiks.."

'Dug..dug..'

"Hiks..haarghh...hiks.."

Jiyong menangis di dalam mobil sambil memukul-mukul stir mobilnya. Ia merasa terpukul atas kematian adiknya. Bahkan tangisannya terdengar seperti sebuah cekikan yang menyakitinya. Yang bisa ia lakukan hanya menyesal dan membanting-bantingkan kepalanya pada stir mobil. Berharap semua itu bisa mengulang kejadian dan menyelamatkan adiknya.
































Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Cry //hiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang