📑eps 6

122 18 7
                                    

Cekidot joh

























Happy reading
Abaikan typo





































Sedangkan pria itu menghembuskan nafasnya lega. Beruntung dia tak lagi mendapat kejaran namja manis itu.

"Astaga....ahhh....dia sangat galak huft...aku harap tidak akan bisa bertemu dengannya lagi" helanya merasa lega.

~•Don't Cry•~






























Hari yang cukup baik untuk berbelanja dipusat perbelanjaan. Karna hari itu tak begitu banyak diskon yang besar-besaran sampai membuat banyak ibu rumah tangga untuk saling berdesakan. Bagi orang yang mampu, tanpa diskon adalah waktu baik untuk berbelanja.

Wanita paruh baya ini terlihat tengah menggerek troly pembelajaannya sembari melihat-lihat beberapa daging sapi. Tangan kirinya sibuk memegangi ponsel mahalnya ketika ia juga memeliki panggilan dengan seberang.

"Eum..Yunhyeong baru mengabariku kalau dia pergi kencan dengan putramu, Choi Junhoe..kau tenang saja, kurasa putramu tidak lagi melupakan putraku itu" ucapnya sembari mengambil satu bungkus daging sapi yang terlihat masih begitu segar menurutnya.

"Aahh geurae..tapi tolong maafkan putraku atas tindakannya kemarin..." jawab seberan yang kini tengah duduk disebuah resto bedar bersama beberapa kawanannya.

"......"

"Nde...kalau begitu, nikmati belanjamu..jangan lupa berhati-hati saat dijalan"

'Pip'

Ia memutuskan panggilannya dan menyeruput kopi dimejanya.

"Kasian Jang Da-ra..dia harus bertahan menghidupi keduanya putranya sendiri. Menjadi eomma tunggal pasti akan sangat menyiksanya dan beban yang berat untuknya" kata salah satu wanita yang juga duduk digerombolan para ibu kaya ini.

"Eumm..mau bagaimana lagi, suaminya dibunuh" sahut satunya lagi menimpali.

"Aku harap pelakunya dipenjara seumur hidup. Dia harus mendapatkan hukuman yang setimpal" timpal lainnya.

"Kudengar pelakunya memiliki satu putra yang masih kecil waktu itu dan istrinya sudah meninggal? Kasihan anaknya. Pasti dia berada dipanti asuhan sekarang" ujar lainnya lagi.

"Aahh geurae?..kurasa itu pantas. Putranya pantas hidup tanpa orang tuanya. Dan mereka pantas dipisahkan sebagai hukuman. Ahhh aku merasa kasihan dengan Jang Da-ra..dia harus mengalami semua ini sendiri. Oh tapi, kedua putranya itu belum tahu kalau Appanya meninggal karna dibunuh kan?" Timpal si wanita paruh baya yang baru saja memutuskan panggilannya dengan nyonya Jang Da-ra.

"Tentu saja belum. Jang Da-ra menutupi kematian suaminya dari anak-anaknya. Anak-anaknya hanya tau kalau Appanya meninggal karna kecelakaan. Ahh aku jadi kasihan dengan mereka" kata wanita seumuran dengannya menjawab.

Setelahnya keempat para ibu kaya itu terdiam dengan gerutuannya masing-masing.

'Drt......'

Getaran panjang memusatkan perhatian empat wanita bersuami itu. Sipemilik pun menoleh yang ternyata dia adalah wanita yang baru saja memutuskan panggilan dengan Dara sebelumnya.

'Suami tercinta is calling...'

Melihat Id layar yang tertera membuatnya terkejut dan menjadi heboh. Ia pun segera mengangkat panggilan suaminya setelah memberi isyarat untuk tetap diam pada teman-temannya agar tak membuat gaduh.

Don't Cry //hiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang