04 - Berangkat Bareng

45 7 4
                                    

Happy Readinggg❤

                                          ***

Sinar matahari masuk melalui celah - celah gorden. Fanny membuka matanya karena merasa silau.

Ia meregangkan tubuhnya. Mengucek matanya. Ia baru sadar akan sesuatu.

Bagaimana bisa ia tertidur sangat nyenyak?

Dan kenapa ia bisa tidak bangun tengah malam?

Ini sungguh mengherankan.

Fanny mengalami insomnia. Biasanya ia tidak bisa tidur sampai jam satu malam.

Ia pernah tidak bisa tidur sampai jam empat pagi. Dan itu benar benar menyebalkan. Karena ia harus menahan kantuk disekolah. Dan ia berharap semoga hal itu tidak terulang kembali.

Dan terkadang ia bisa tidur tepat waktu tapi terbangun ditengah malam dan tidak bisa tidur kembali.

Dan yang terjadi saat ini itu benar benar mengherankan Fanny. Mungkin saja keadaan Fanny mulai membaik.

Ya mungkin saja.

                                       ***

Fanny turun dari tangga menuju ruang makan dengan memakai seragamnya lengkap.

"LO?!"

Fanny melotot. "Selamat pagi Fanny"

Ryan duduk dikursi, menatap Fanny dengan senyumannya.

"Ngapain lo ada dirumah gue?" ucap Fanny ketus.

"Kita kan mau berangkat bareng" jawab Ryan.

"Gue gak mau" tolak Fanny.

"Fanny, kamu berangkat bareng Ryan." ucap Novi tegas.

Fanny mendengus kesal. Jika Novi sudah berkata dengan nada tegas seperti itu, ia tidak bisa menolaknya.

"Iya bu" ucap Fanny terpaksa.

Fanny mengambil satu lembar roti tawar rasa pandan dipiring diatas meja lalu mengunyahnya.

"Bu, Fanny pulang sekolah nanti kerumah Ryan"

"Kenapa?"

"Mau mampir, kemarin udah ngomong ke Mama Tika. Tapi Fanny pulang dulu mau mandi sama ganti baju, boleh kan?"

"Iya boleh"

Fanny selesai memakan rotinya.

"Fanny berangkat ya" Fanny mencium tangan Novi.

Ryan juga mencium tangan Novi. "Hati hati ya"

"Iya bu"

"Iya tan"

                                         ***

"Lo bisa gak turunnya"

"Gak"

Ryan membantu Fanny turun dari motornya. Ryan menggenggam tangan Fanny untuk menopangnya.

Netijen heboh.

"What?! Kok bisa sih Fanny bareng Ryan"

"Pakek pegangan tangan lagi aduh"

"Dedek patah hati abwang"

Fanny langsung melepaskan tangan Ryan setelah ia turun dari motor Ryan.

Fanny berlalu pergi meninggalkan Ryan diparkiran tanpa mengucapkan terima kasih.

A Million InjuriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang