Happy Reading All❤
***
"Loh Ryan?"
"Tante Novi?"
Fanny mengernyitkan dahinya heran. Bagaimana bisa ibunya dan Ryan saling mengenal?
Fanny mencium tangan Novi, diikuti oleh Ryan. Novi tersenyum lalu menyuruh Ryan dan Fanny masuk kedalam rumah.
"Ayo masuk Ryan. Fanny, kamu juga sini masuk"
Merekan bertiga berjalan menuju ruang tamu.
"Ryan duduk dulu ya, Tante mau bikin minum dulu"ucap Novi ramah seraya mendudukkan Ryan di sofa.
"Gak usah repot - repot, tan"
"Gak ngerepotin kok"
"Fanny, kamu keatas dulu, mandi dan ganti baju terus temenin Ryan disini"ucap Novi.
"Iya bu"
Novi pergi kedapur untuk membuat minuman sedangkan Fanny menaiki tangga menuju kamarnya, meninggalkan Ryan sendirian diruang tamu.
Fanny meletakkan tasnya dimeja belajar. Mandi dan mengganti pakaiannya. Fanny turun dari tangga menuju ruang tamu menghampiri Ryan.
Ryan melihat Fanny yang sudah duduk di sofa. Gadis itu memakai kaos kebesaran putih polos dan memakai hotpants.
"Ngapain lo liat liat?! Mau gue colok mata lo?!" ucap Fanny nyolot karena merasa risih ditatap oleh Ryan.
"Yaelah galak amat sih" ucap Ryan mencibir.
Fanny berdiri. "Ikut gue"
"Kemana?"
"Ikut aja sih"
Ryan ikut berdiri dan berjalan dibelakang Fanny, mengikuti Fanny menaiki tangga.
Fanny berhenti didepan pintu coklat, kamarnya. Tangannya memegang handle pintu lalu membukanya.
Tempampanglah kamar Fanny. Tembok bercat biru dengan langit langit kamar bercat biru gelap dengan hiasan cat kuning berbentuk bintang dengan ukuran kecil dengan jumlah yang tak terlalu banyak.
Fanny beralih menuju sisi kanan kamarnya. Ia duduk dilantai dengan alas karpet berwarna merah.
Didepannya sudah ada monitor dan tangannya sudah memegang konsol game.
"Sini" Fanny menepuk - nepuk karpet disebelahnya. Isyarat agar Ryan duduk disitu.
Ryan yang masih didepan pintu berjalan menuju Fanny. Ryan duduk disebelah Fanny dengan tangannya yang sudah memegang konsol game sama seperti Fanny.
"Yes gue menang" Ryan berteriak seraya mengangkat kedua tangannya yang terkepal tinggi tinggi.
"Baru satu kali menang aja udah girang amat lo" ucap Fanny kesal.
"Yee biarin" balas Ryan sambil memeletkan lidahnya mengejek kearah Fanny.
Ryan tertawa sangat keras sambil memegangi perutnya melihat muka masam Fanny.
"Hahahaha"
Tawa Ryan terhenti karena teriakan Novi.
"FANNY! RYAN! SINI MAKAN DULU!"
"IYA BU" balas Fanny berteriak.
Fanny dan Ryan sampai di ruang makan. Terlihat Novi sedang membawa mangkuk besar berisi ayam rica rica dari dapur.
"Nah mumpung ada Ryan disini sekalian aja makan malam bareng, kamu gak keberatan kan Ryan?"
"Enggak kok tan, Ryan malah seneng" Ryan duduk dikursi yang berhadapan dengan Fanny.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Injuries
Ficção AdolescenteApakah salah jika ia mengharapkan hidup yang lebih lama? Apakah salah jika ia ingin menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan? Jika ia tidak bisa menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan,setidaknya biarkan ia merasakan apa itu kebahagiaan sebelum ia...