Warning!
-Terjadi kejadian tidak mengenakkan pada para husbu kalian-
---------
"S-suara sirine itu!" Doppo berdiri.
"G-gawat," Jakurai bergumam.
"Semuanya! Ayo kita siapkan barikade segera!" lanjutnya.
Semua bergerak. Samatoki dan Rio hendak mengangkat sofa, Jiro mengambil armchair, saburo mengambil meja, Ichiro kulkas, Hifumi dan Doppo mengambil benda berat di kamarnya masing-masing.
Sementara.. Gentaro terpaku di sana, membeku kebingungan.
"K-kedua temanku masih berada di luar sana." Ia tidak tega. Pikirannya bercampur aduk. Keringat dingin mengucur. Tidak biasanya dia panik seperti ini.
"G-gentaro!" Jyuto berteriak, mencoba menghentikan Gentaro yang berlari menuju pintu depan.
Gentaro telah memegang gagang pintu tersebut, tetapi Jakurai menarik tangannya supaya berhenti.
"Percaya pada mereka akan selamat! sekarang kita harus meminimalisir jumlah korban-"
"Korban? Berarti Ramuda dan Dice itu termasuk korban?" Gentaro tersenyum miris.
'Siapa lagi yang selalu menemaniku di Shibuya? Aku telah kehilangan teman masa kecilku! Aku harus kehilangan teman-teman dekatku juga sekarang?
Mungkin aku adalah orang yang paling berfikiran tenang di antara mereka. Tapi kali ini.. aku harus melakukannya. Aku ingin kehilangan kendali satu kali saja demi apa yang aku inginkan..
Dari dulu.. bullyan mereka.. Aku tidak pernah melawan karena aku tahu kalau itu buruk.. Hidup di pekarangan miskin, aku tidak bisa menyanggahnya. Aku bisa saja melawan mereka, mengamuk, baku hantam, seperti laki-laki lain lakukan..
Tapi aku tidak bisa melakukannya!
Jadi, izinkan aku mengamuk dan menyalahi aturan..
Satu kali saja...'
"S-suara sirine-nya masih belum berhenti!" Doppo yang sedang mengangkat kasurnya keluar kamar ketakutan setengah mati.
Gentaro tidak mengindahkan perkataan Jakurai, ia membuka pintu.
BUGH!
"O-OI! JYUTO!"
Kepala Gentaro mendarat si atas lantai apartemen itu, tergeletak pingsan akibat pukulan keras di tengkuknya.
"M-maaf, Gentaro. Aku harus menghentikanmu." Jyuto menyeret Gentaro menjauh dari pintu. Ia ditidurkan di sisi tembok.
"Cepat barikade!" Jyuto berbalik berteriak.
"Gaaahh!" Samatoki dan Rio mendaratkan sofa di depan pintu.
Tepat saat sofa itu menutup pintu, satu lengan zombie keluar dari pintu.
Perlahan.. Para zombie bisa menggeser balik sofa sedikit demi sedikit.
"Tambah lagi" Jiro dan Saburo mendorong armchair dan meja.
Bugh!
Zombie di luar mulai menumpuk, menggedor-gedor pintu tersebut.
"Masih kurang!" Doppo masih berusaha mengeluarkan kasurnya karena menyangkut di lawang pintu.
"Apa? Masih kurang?!"
"Rumah sakit berpenjaga saja bisa mereka tembus apalagi tempat ini!" Teriak Doppo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous World (Hypnosis Mic)
Fanfiction"A-apa yang terjadi?!" Hypnosis Microphone Zombie Attack! AU Tak ada yang berbicara satupun, bisa dikatakan kejadian yang melanda kotanya membuat mereka shock. Kota mereka sekarang seperti kota mati. Tidak ada orang yang lewat satupun kecuali monste...