Chapter 3

944 172 63
                                    

"Ini Gila.." Gentaro berucap sembari melihat ke luar jendela.


"Dunia sebelumnya juga sudah gila, menurutku." Ramuda tampak santai dengan fenomena ini. Ia duduk membelakangi Gentaro sembari memakan permen.


"Ramuda," panggil Gentaro.

"Ada apa?"



"Apa kau.... terkejut dengan tragedi ini?" Gentaro sangat ingin bertanya kenapa Ramuda bisa begitu santai dengan hal ini.

"Aku terkejut kok."

Gentaro menatap belakang kepala Ramuda dengan intens.




"Aku... terkejut kok."

Jawaban kedua, Ramuda memutar kepalanya, menatap Gentaro.

Baru pertama kali ini Gentaro melihat wajah sedih Ramuda, walau ekspresinya tidak terlalu mencolok. Tetapi bagi orang yang bersifat ceria seperti Ramuda, jarang sekali baginya memasang wajah dengan ekspresi itu.

Gentaro kehilangan kalimatnya. Ia merasa sedih juga. Bagaimana dengan keadaan temannya yang di rumah sakit?

Dan juga..




"Dice.." kata Gentaro tiba-tiba.

Ramuda menoleh.

"Kita harus mencarinya."



Baru saja Ramuda mau menjawab, nada dering ponselnya mengumandang.

"Ah, maaf Gentaro. Aku angkat telepon dulu ya~"

Ramuda pergi ke kamarnya.




Flashback on


"Ramuda!"

Gentaro membuka pintu wc umum dengan keras. Ramuda yang sedang mencuci tangan hanya menoleh padanya.

"Apa ada Gentaro?"

"Kita haru keluar dari sini!" Gentaro sudah menarik tangan Ramuda.

"Sebenarnya ada a-"

Orang-orang menerjang masuk ke toilet saling seret.

"Tutup pintunya!"

BRAK!

Gentaro dan Ramuda hanya bisa menonton kejadian yang di depannya.

Sekitar 5 orang yang masuk ke toilet tersebut. Sebagian besar yang lainnya menggedor-gedor pintu toilet dengan keras.

"BUKA!"

"TOLONG!"

"AAAAHHHH!"

Lalu hening..

Ramuda yang tangannya masih digenggam Gentaro masih bingung.

Dangerous World (Hypnosis Mic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang