4. *Status baru*

3.5K 277 11
                                    

🌚Happy Reading🌚
..
..

Pagi ini senyuman bahagia tak pernah luntur dari bibir seksi Dewa, bagaimana Dewa tak bahagia jika seseorang yang disukainya kini berstatus menjadi pacarnya sediri, sungguh keberuntungan bukan, ya walaupun dengan cara yang sedikit curang.

Bahkan Rara yang melihat abangnya yang terus tersenyum itu sampai bergidik ngeri, takut jika Dewa sedang gila atau gangguan mental.

"Mah, pah, liat deh bang Dewa, kaya orang gila ya senyum-senyum sendiri, ihh Rara jadi takut liatnya." Ujar Rara pada kedua orang tuanya.

"Kamu sehat Wa?" Tanya Ocha dan menyentuh kening Dewa.

"Aku sehat mah, aku cuman lagi bahagia aja." Balas Dewa kemudian memakan roti yang sudah disiapkan Ocha dengan cepat lalu meneguk susu nya hingga habis.

"Buru-buru banget, mau kemana? Biasanya juga kamu santai-santai aja."

"Jemput calon mantu mamah, bye semuanya aku berangkat." Pamit Dewa setelah mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Dewa mengeluarkan motornya digarasi dan memanaskannya sebentar tak lupa Dewa juga membawa helm cadangan untuk dipakai Asya nanti, karna dimulai dari hari ini Dewa akan terus berangkat bersama Asya, sang kekasihnya.

Setelah memanaskan motornya Dewa langsung memakai helmnya dan segera menjalankanya menuju rumah Asya yang ternyata jarak dari rumahnya lumayan dekat.

******

Asya menggelengkan kepalanya tak percaya saat dirinya membuka pintu rumahnya dan disambut dengan Dewa yang sudah nangkring dimotor sportnya dengan senyuman tengil yang begitu menjengkelkan.

"Lo! Ck, ngapain sih dateng kesini!" Kesal Asya dan buru-buru menghampiri Dewa.

"Kenapa, kan gue jemput pacar gue." Balas Dewa dan memainkan alis tebalnya.

"Sarap lo ya, udah sana lo duluan aja, gue dianterin supir gue." Usir Asya seperti sedang mengusir anak ayam.

"Gak bisa gitu, gue udah dateng kesini dan berarti lo harus berangkat bareng gue."

"Siapa suruh lo dateng kesini, udah sana lo pergi, nanti papih gue liat bisa ditembak pala lo, mau!?" Ujar Asya namun sama sekali tak membuat Dewa takut.

"Mana papih lo, gue mau kenalan sama calmer gue."

"Jangan ngada-ngada, udah sana." Kesal Asya, lama-lama dirinya mulai jengkel menghadapi Dewa.

"Gue gak akan pergi kalo lo gak berangkat bareng sama gue!" Tegas Dewa.

"Ck, yaudah mana helmnya buruan." Ketus Asya namun membuat senyuman terbit dibibir Dewa.

"Sini gue pakein."

"Gak usah, gue bisa sendiri." Balas Asya dan merebut paksa helm yang dipegang Dewa kemudian langsung memakainya.

Tanpa disuruh lagi Asya langsung naik keatas jok belakang motor Dewa dan duduk diam menunggu Dewa menjalankan motornya, namun Dewa tak kunjung menjalankan motornya juga.

"Ayo jalan, lemot amat sih!" Ucap Asya dan memukul pelan punggung Dewa.

"Gimana gue mau jalan, kalo lo nya aja gak pegangan, gue mau ngebut, nanti kalo badan kecil lo ketiup angin gimana terus nyangkut dipohon gimana, kan berabe!" Ujar Dewa dan mendapat pukulan maut dari Asya.

Dewano (Squel MHIMCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang