16. *CBST*

1.9K 201 12
                                    

Heyyyy pakabar?

Buat kalian yang kepo kepanjangan dari judul part kali ini.. silahkan di baca dulu aja ya.

Happy Reading....

Teriak nya sinar matahari yang begitu bersinar di atas sana, cukup membuat banyak orang mengeluh kepanasan. Terlebih lagi seluruh murid kelas Asya yang kini sedang berada di lapangan karna pelajaran olahraga.

Semuanya berlari berurutan mengelilingi lapangan, sesuai perintah dari sang guru. Dengan keringan yang sudah membanjiri pelipis dan juga wajah yang mulai memerah karna terus berada di bawah sinar matahari, membuat Asya terlihat seperti habis memakan sesuatu yang sangat pedas.

"Sya. Lo gakpapa?" Tanya Natta, melihat wajah Asya yang memerah hingga ke telinga.

"Gakpapa, Nat. Kalian lari duluan aja, gue mau istirahat bentar."

"Yakin, kalo lo pingsan gimana." Ujar Adel, dibalas gelengan yakin dari Asya.

Natta dan Adel mengangguk, dan mulai kembali berlari mendahului Asya yang memperlambat lari nya hingga terselang oleh murid yang lain.

Asya memegang perutnya yang terasa perih, karna belum di isi apapun selain segalas susu tadi pagi hingga siang hari ini.

"Anasya, lebih cepat lari nya." Suruh guru olahraga yang berdiri di pinggiran lapangan dengan berdecak pinggang.

"Iya, pak." Balas Asya kemudian kembali berlari dengan sekuat tenaganya.

Tak sampai dua meter Asya berlari tiba-tiba badannya mulai kehilangan keseimbangannya dan tersungkur hingga membuat semua nya kaget dan langsung menghampiri Asya.

"Sya, Asya." Panik Adel menepuk pelan pipi Asya namun sepertinya Asya sudah tak sadarkan diri.

"Cepat bawa ke uks." Perintah guru olahraga mereka.

Denis yang posisinya di dekat Asya, langsung menggendong Asya dan membawanya menuju uks.

"Pak, kami izin mau nemenin Asya." Izin Adel.

"Tidak usah. Sudah ada Denis dan juga petugas uks disana."

"Tapi pak."

"Lanjutkan lari, kalian. Sebentar lagi bel istirahat."

Adel menatap Natta yang mengangguk, kemudian menghela nafasnya dan kembali berlari seperti yang lainnya.

Sedangkan di uks. Kini Denis sedang mengamati wajah Asya yang nampak terlihat pucat, namun wajah pucat itu tak mengurangi kadar kecantikan yang dimiliki Asya. Setelah diperiksa tadi, ternyata Asya hanya mengalami maag biasa dan hanya perlu makan dan minum obat agar maag nya kembali sembuh.

"Liat lo kaya gini, bikin gue pengen milikin lo Sya." Ujar Denis dengan terkekeh pelan, entah apa yang lucu menurutnya.

Dengan gerakan pelan, Denis membelai lembut pelipis Asya dan mulai mendekatkan wajahnya hingga jarak antara hidup Denis dan Asya sangat dekat, membuat Denis secara perlahan memejamkan matanya.

"Bangsat!"

Denis yang mendengar umpatan itu reflek langsung membuka mata nya dan segera mengambil jarak dari Asya ketika melihat Dewa yang berdiri di ambang pintu dengan tangan yang terkepal erat, menahan amarah.

Dewano (Squel MHIMCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang