Bab 5

12.8K 801 18
                                    

Semenjak pernyataan Rifat semalam, yang membuatku susah untuk memejamkan mata, seakan kena prank dari nya, sungguh tak percaya jika sosok Rifat yang famous kala SMA bisa menyukai ku yang hanya gadis biasa aja.

Dan menginggat keusilan Rifat yang membuatku sering kena hukuman, sering menangis karena jengkel, tetapi juga sering mentraktir ku makan di kantin meskipun secara tidak langsung, dan membawakan makanan hasil masakan sang mama.

Semalam suntuk teringat masa-masa SMA kita, dimana pernah aku yang suka menyembunyikan mie intan di laci meja, menyembunyikan cermin, dan dengan sengaja di jatuhkan oleh Rifat saat pelajaran sehingga aku di hukum memunguti sampah yang tidak masuk di tempat nya.

Keusilan yang memberiku tikus saat upacara, bahkan menempelkan cicak di pundaku saat pelajaran, hingga memasukan katak di dalam sepatuku, saat sholat dhuhur.

Bahkan kejahilannya yang dengan sengaja, menarik tali braku sampai punggungku terasa panas akan tingkahnya, bahkan saat aku memiliki tas baru, dengan sengaja di coret-coret dengan stabilo berwarna warni, saat aku pergi ke toilet.

Yang paling sering adalah menjambak rambut ku, atau menarik tali rambut ku hingga akhirnya rambutku tak rapi lagi.

Dan yang paling fatal membuat ku menangis tanpa dia duga, saat itu buku tugas yang kuberi nama Rahma Putri M. M yang berarti singkatan dari Mahmudi di gantinya dengan Macan, sehingga saat guru memanggil namaku semua anak yang berada di kelas tertawa terbahak-bahak, satu minggu aku tak bertegur sapa denganya.

Hingga saat di kelas dua belas, saat dia berjalan melewati bangku yang kududuki, tangan jahilnya itu pasti tak bisa diam, mulai dari yang menarik tali rambut, atau mengambil buku yang kubaca.

Yang lebih parahnya saat tas miliku diisinya dengan baju kotor olahraga nya, dan saat sampai di rumah mengirimkan pesan untuk mencuci nya, juga pernah tas miliku diisinya dengan daun kering yang di ambilnya di depan kelas.

Sepertinya aku harus berpikir ulang, jika menerimanya sebagai kekasih bahkan untuk menjadi suami, jangan sampai hidup tenang ku kembali menderita oleh nya.

Baru saja ku pikirkan di pagi hari yang terasa mengantuk ini, karena semalam tak bisa memejamkan mata, pesan masuk dari Rifat.

[Ma mama]

"Gue bukan mak loe ye"

Gumanku sendiri kepada ponselku yang layarnya terpampang room chat dari Rifat.

Tanpa kubalas, kuletakan kembali ponselku dan kembali memeluk guling untuk memejamkan mata.

Hari sabtu yang merupakan hari istirahat ku, kali ini benar-benar berubah menjadi sial lantaran baru saja mata tertutup akan mengarungi dunia mimpi, ketukan pintu apartemen membuat ku harus segera berjalan membukanya.

"Hai"

Rifat sudah berdiri di depan pintu, melambaikan tanganya, dengan wajah tengilnya yang kini terlihat menghilang.

"Ada apa?"

Tanpa menjawab pertanyaan ku, Rifat lebih dulu melangkah memasuki ruang tamu, dan duduk pada sofa.

"Fat, ini masih pagi please jangan usil deh gue ngantuk semalam enggak bisa tidur"

"Mikirin aku ya?"

Datang kembali nada percaya diri nya, ku tinggalkan Rifat di ruang tamu, sedangkan aku membasuh muka untuk menghilangkan rasa kantukku.

"Kamu enggak masak ma?"

Rifat sudah berada di dapurku saat aku kembali keluar dari dalam kamar mandi.

"Belum belanja Fat"

Suami tak Terduga (Tersedia Lengkap di Ebook Karya Karsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang