Bab 16

12.7K 837 31
                                    

Warning 21+

Malam ini seusai sholat terawih, berdua dengan Rifat di atas ranjang kami, tetapi sama-sama sibuk dengan ponsel masingmasing.

Sore tadi buka puasa bersama teman Rifat dengan suasana kekeluargaan, apalagi dengan keberadaan kak Nina yang merupakan satu-satunya sahabat perempuan Rifat yang begitu humoris, mampu mencairkan suasana.

Kehadiran Dimas sempat membuat ku tak nyaman, apalagi dengan pembahasan nya yang mengungkit masa laluku yang gagal move on.

"Ma, kamu bisa kenal sama Dimas gimana ceritanya?"

Seorang Rifat yang kepo tak mungkin tak membahas hal ini, aku sudah menduganya sejak sore tadi, saat dia melirikku tajam.

"Kan Dimas putra nya dokter Aryo Fat"

"Tau lah kalau bapaknya dokter, terus kok Dimas kelihatan tahu banyak tentang kamu"

Kurasa memang Rifat mulai curiga dengan ku, obrolan di awal kami ini sudah terdengar jika di memancing suatu rahasia yang ku pendam.

"Kan direktur rumah sakit nya si Dimas, jadi ya kenal kan kita kerja sama dengan rumah sakit"

Rifat mencharge baterai ponselnya, kemudian kembali naik keatas ranjang.

"Yakin itu aja"

Raut wajah menyebalkan itu benar-benar berbeda kalau mengungkungku saat kita bercinta, ingin rasanya ku jambak rambutnya, saat dia tersenyum mengejek ku.

"Dimas mantanku"

"Serius?"

Rifat yang awalnya tidur miring kembali bangkit duduk menghadap ku.

"Mantan korban pelampiasan maksudmu?"

Tawa terpingkal-pingkal Rifat benar-benar membuatku jengkel, bagaimana tak jengkel jika dia begitu mengetahui kebenaran tentang masa laluku, yang memang selalu gagal moveon meskipun berganti ganti cowok, tetapi masa lalu itu tetap membuat ku takut untuk melangkah ke hubungan serius.

Sedangkan aku sama sekali tak mengetahui masa lalu Rifat setelah kami lulus sekolah, siapa saja pacar-pacar Rifat, bahkan flashdisk yang ingin ku curi itu pun hingga saat ini tak kutemukan.

"Mulai deh reseknya"

"Bentar deh, berarti semua mantan-mantan mu dulu tahu dong kalau kamu gagal move on"

"Iyeee"

Teriaku kesal, ku tinggalkan Rifat, yang menertawakanku, kupeluk gulingku membelakangi Rifat yang terlihat menjengkelkan itu.

"Tapi sekarang kamu sudah lupain dia kan ma?"

Suara yang tadi begitu renyah kini berubah menjadi sendu, tak kuhiraukan Rifat, pura-pura memejamkan mata.

"Ma"

Rengekan Rifat tak kunjung membuatku membuka mata, dan akhirnya membuat Rifat membalikan tubuhku agar menghadap dirinya.

"Apa sih Fat?"

"Sekarang kamu sudah lupain dia kan?"

Raut wajah sok sedih sangat tak pantas untuk Rifat, dia lebih cocok dengan wajah tengil yang suka usil padaku.

"Dia siapa? Kamu tuh enggak jelas tau gak?"

"Mama ah"

Kini Rifat yang sok marah, berganti tidur membelakangi ku, memang dasar si Rifat ini tak ada romantis nya sama istri, yang ada bikin amkesel terus.

"Fat, kamu? Ih sok ngambek, enggak pantes Fat badan keker gini ngambekan"

Berganti menggoda Rifat agar semakin kesal, siapa suruh hobby bikin kesal istri.

Suami tak Terduga (Tersedia Lengkap di Ebook Karya Karsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang