Sudah lima hari menikah dengan Rifat, kini setelah pulang meeting dadakan di kantor, karena kedepannya mulai dari kantor pusat hingga kantor cabang di seluruh Indonesia, akan melakukan bekerja dirumah.
Selesai kubersihkan badanku, kini kubawa makanan yang sempat kubeli di salah satu rumah makan, menuju lantai tiga dimana apartemen milik Rifat berada.
Kutombol angka yang merupakan tanggal pernikahan ku dengan sang pemilik apartemen.
Tapi memang benar jika Rifat sosok laki-laki yang menjaga kebersihan, ruangan yang tertata rapi, tak ada barang yang berserakan, tak ada tumpukan kardus-kardus berisi sepatu atau tas yang terlihat berantakan seperti ruang tengah miliku.
Berjalan masuk kedalam dapur, menyiapkan makanan yang kubeli kedalam piring-piring, kemudian memasak nasi pada rice cooker.
"Fat"
Kubuka salah satu kamar yang lebih kecil dibanding kamar satunya, karena ini ruang kerja pribadi Rifat.
"Hai mama"
Suami idaman kalau sedang fokus dan serius di depan layar laptop seperti itu, memang baru kusadari beberapa hari saat kami tinggal bersama, kalau Rifat termasuk pria pekerja keras.
"Aku sudah masak nasi, juga beli lauk, mandi dulu gih"
"Huum, bentar lagi selesai kok"
Masuk kedalam ruang kerja Rifat, ini kedua kalinya, jika kemarin hanya sempat berdiri di depan pintu kini aku bisa berkeliling melihat sudut ruangan.
Saat seperti ini, Rifat sangat berbeda seperti biasanya yang tetap usil kepadaku meskipun kini kami berdua telah dewasa bahkan menjadi suami istri.
Tak kusangka sama sekali saat aku berdiri di depan jendela yang bisa melihat ruang apartemen, bukan keindahan kota melainkan sebuah bingkai foto yang di dalamnya ada fotoku ketika SMA bersama Rifat, dan di sandingkan dengan foto pernikahan kami dalam satu bingkai.
"Fat foto kapan ini?"
Rifat menoleh kearah ku, kemudian tersenyum malu sambil menggaruk leher belakangnya.
"Dulu lah ma, saat SMA masak enggak tahu"
Jawaban macam apa yang diberikan Rifat, kubawa bingkai foto yang berbentuk seperti buku dengan sisi kiri foto kami dengan seragam SMA dan sisi kanan foto pernikahan kami.
Semasa SMA seingatku, aku tak pernah berfoto berdua dengan Rifat, apalagi ini model foto yang diriku bisa tersenyum lebar begitupun dengan Rifat yang di sebelahku dengan tangan menekan kepalaku dengan gemas.
"Mau lihat foto aslinya? Sini deh"
Permintaan Rifat untuku mendekat padanya.
Benar tak pernah kuingat momen itu, dan akupun tak memiliki foto tersebut.
Foto beramai-ramai di depan laboratorium biologi, di saat salah satu teman kelas kami mendapatkan juara olimpiade dan aku yang berada di samping Ratna yang membawa piala sedangkan Rifat berada di sampingku.
Berarti foto kami berdua itu adalah potongan dari foto ramai-ramai dengan teman sekelas kami dahulu.
"Aku dulu memang pendek ya Fat?"
"Sekarang pun masih kok ma"
Kurang ajar bener, teganya menghina istri nya sendiri. Sungguh resek si Rifat yang kini malah tertawa lebar, tetapi memang salahku sendiri bisa lupa kalau sedang bicara dengan si usil.
"Tapi bikin gemes"
Lanjutnya yang begitu saja membuatku malu sendiri akan gombalannya.
Rifat mendudukkan ku dalam pangkuanya, aku fokus mengganti layar laptop nya yang menampilkan foto-foto saat kami SMA.
"Kamu sudah selesai haid nya ma?"
Rifat yang sedari tadi mencium rambutku yang sedikit kering karena baru saja tadi keramas, selepas pulang dari kantor.
"Belum"
"Wangi ya rambut mu"
Tak lagi kuhiraukan Rifat yang tanganya sibuk memainkan rambutku, kini aku lebih fokus pada layar laptop miliknya.
Foto yang tak pernah kusangka, jika dahulu Rifat sering mengambil fotoku saat duduk di depannya, saat kepala kuletakan di atas meja bergosip dengan Ajeng teman sebangku ku, bahkan saat aku sedang bercermin sebelum menuju kantin yang dengan alasan agar menarik perhatian kakak kelas.
"Fat kamu dulu ngefans banget ya sama aku"
Antara bahagia karena mengetahui Rifat yang suka mencuri fotoku, dan ingin menertawakan Rifat yang sebagai penguntit ku.
Aku yang masih tertawa dengan melihat hasil jepretan Rifat dengan menggunakan kamera ponsel jaman dulu sebelum era blackberry maupun smartphone seperti saat ini.
"Enak aja, itu mah dulu aku mau aduin tingkah kamu ke ayah"
Sungguh pandai dalam beralasan, masih tak mengaku saja si Rifat jika dia merupakan fans beratku sejak SMA.
Kuberalih pada folder lain, yang berjudul girl karena folder yang sebelumnya berjudul kelas IPA.
Folder foto dengan nama girl, membuatku ingin menjambak rambut Rifat hingga botak, bukan fotoku melainkan berisi foto kumpulan cewek-cewek cantik yang beberapa kutahu adalah foto mantan-mantan Rifat.
Rifat yang mengetahui aku melihat foto itu, seketika menarik flashdisk yang menancap di laptopnya, dan menutup layar laptop.
Flashdisk yang di tariknya sudah di masukan kedalam kantong celananya, aku yang sudah berdiri di depannya hanya bisa diam antara ingin meluapkan amarahku atau menahannya agar tak dikira cemburu.
Tahu betul sifat Rifat pasti dia akan menuduhku cemburu kemudian akan menggodaku habis-habisan.
"Mandi gih kamu, kita makan malam"
Tak kuhiraukan lagi perkataan Rifat, aku lebih dulu keluar ruangan dan menuju dapur.
"Tenang ma, itu pasti ada banyak rahasia, tunggu Rifat tidur curi saja tu flashdisk"
Tbc
Open PO
Suami Tak Terduga by Rahma Eko Agustin
(275 halaman)
Rp. 79.000
Sinopsis
Rahasia takdir memang tidak ada yang pernah tahu, dimana kita akan berjodoh dengan siapa tidak akan bisa tentukan, mungkin kita sebagai manusia bisa berencana tetapi apa yang Tuhan takdirkan kita tak bisa mengikarinya.Seperti kisah Rahma dan Rifat, yang mana teman sekelas di Sekolah Menengah Akhir yang tak pernah akur, akan tetapi takdir membawa mereka menjadi sepasang suami isteri.
#SuamiTakTerduga #RahmaEkoAgustin #Indie #Selfpublish #PrintOnDemand #Buku #Novel #NovelindoPublishing #Novelindo77 #Penerbit #Percetakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami tak Terduga (Tersedia Lengkap di Ebook Karya Karsa)
Romance21+ Rahasia takdir memang tidak ada yang pernah tahu, dimana kita akan berjodoh dengan siapa tidak akan bisa tentukan, mungkin kita sebagai manusia bisa berencana tetapi apa yang Tuhan takdirkan kita tak bisa mengikarinya. Seperti kisah Rahma dan Ri...