**
Tok tok tok
“Masuk Bi”
Senjana mengikat rambutnya kebelakang dengan seragam sekolah yang telah Ia kenakan.
“Non yakin mau ke Sekolah jam segini terus?” tanya Bi Inah, seraya menyimpan segelas susu putih dan sepotong roti di atas meja.
“Lebih baik aku berangkat jam segini daripada aku harus berangkat sama mereka”
Gadis itu duduk di tepi ranjang, menyuapkan sepotong roti ke dalam mulutnya. Kemudian, tangannya meraih sepatu yang akan Ia pakai.
“Tapi sekarang Non udah gak bisa bawa mobil sendiri. Kunci mobilnya kan sudah dipegang Tuan”
“Aku bisa naik taksi, Bi”
Semenjak kedatangan Sanjaya, Senjana memutuskan untuk selalu berangkat ke Sekolah pagi-pagi sekali. Jika tidak, Ia harus pergi bersama Gita dan Sanjaya. Ia tentu sangat menghindari kedua manusia itu. Belum lagi sebelum pergi, pasti akan ada acara makan bersama. Membuat Senjana mual saat itu juga.
Ah, ya walaupun sekarang Ia sudah tidak diperbolehkan membawa mobil sendiri. Paling tidak itu hanya sementara waktu, selama Sanjaya menghabiskan waktu liburnya di rumah. Namun, bukan Senjana namanya jika dia tidak nekat dan selalu membantah. Ia bahkan memiliki prinsip, rela berjalan kaki dibandingkan harus satu mobil dengan anak itu.
Senjana melirik wajah Bi Inah yang sedikit muram, “udah Bibi gak perlu khawatir. Dan makasih Bibi selalu mau aku repotin”
“Non jangan bicara begitu. Alasan Bibi masih disini juga karena Non Senja, kan”
Senjana tersenyum hangat mendengar ucapan Bi Inah. Benar-benar pengganti orangtuanya yang sangat harus Ia syukuri.
Ia lalu menenggak susunya, hingga tersisa setengahnya.
“Aku berangkat ya, Bi” pamitnya, lalu bergegas sebelum Sanjaya – Papahnya memergokinya.
Dengan berlari kecil dan meminimalisir suara, Senjana mengendap-endap dirumahnya sendiri.
Tepat saat gadis itu menutup pintu gerbangnya, seseorang menghadangnya. Tentu, itu membuat Senjana terlonjak kaget.
“Selamat pagi” cowok itu tersenyum. “Jadi, jam segini biasanya lo berangkat ke Sekolah?” Ia melirik jam tangannya.
“Sejak kapan lo disini?” tanya Senjana dengan ketus.
Cowok itu nampak berpikir “Mungkin, sekitar empat puluh lima menit yang lalu”
45 menit yang lalu? Ini bahkan baru jam 6 pagi.
Cih. Pagi-pagi begini, sudah ada yang berhasil membuat Senjana dongkol. Sebegitu istimewanya Gita, hingga cowok itu rela menunggu sejak pagi buta.
“Di jam segini, dia bahkan belum sarapan dan masih manja-manja sama Papah gue. Lo harus menunggu dia setengah jam lagi”
“Dia? Dia siapa?” Kevin berlagak tidak tau. “Gue kesini pagi-pagi buta gini untuk ngejemput lo”

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJANA [Re-Publish] REVISI !!
Novela Juvenilkisah pertama, cerita pertama. [ Alangkah baik nya untuk follow dulu yah gaes] Bagaimana perasaan kalian jika harus ditimpa berbagai masalah setiap saat? Dikhianati orang-orang terdekat. Bahkan rela mengorbankan segala hal agar bisa menikmati kehidu...