EmpatBelas

412 27 4
                                    

Aldy telah sampai di sekolah bersama Kezia yang kini baru saja turun dari motornya, seluruh pasang mata melihat aneh mereka. Kenapa tidak, kemarin Aldy selalu bersama Salsha kini dirinya membonceng gadis lain yang mereka tak kenal.

Aldy menyusuri koridor dengan wajah datarnya. Lain Aldy lain juga Kezia, gadis disebelahnya ini sedari tadi mengembangkan senyumnya jika bertemu orang, padahal ia tak mengenal satu orang pun selain Aldy.

Langkah mereka terhenti didepan ruangan yang bertulisan 'Kepala Sekolah'. "lo masuk, nanti biar dikasi tau lo masuk kelas mana" ucap Aldy pada Kezia.

"kapan lo ngenalin gue ke Salsha.." rengek Kezia yang tak sabar untuk bertemu langsung dengan Salsha.

"iya nanti.." Aldy memutar bola matanya malas, dan pergi meninggalkan Kezia.

•••
"Sha, gue denger tadi anak-anak di koridor ngomongin kak Aldy deh" ucap Steffi yang baru saja duduk bangkunya.

"ngomongin apa?" Salsha menyeritkan dahinya.

"kak Aldy bonceng cewek, gatau deh siapa.. Kayaknya anak baru, APA JANGAN-JANGAN CEWEKNYA YANG ITU?" Steffi sedikit berteriak hingga membuat seisi kelas melihat kearahnya.

"iya kali, gatau gue" jawab Salsha santai.

"sumpah deh Sha, gue kalo jadi lo gue maki maki tu kakak kelas" terlihat raut kesal di wajahnya. Sedangkan Salsha hanya menunjukkan ekspresi biasa-biasa saja. 

Namun jangan dikira Salsha tak memikirkan siapa gadis yang dibonceng Aldy. Perdebatan batin telah terjadi saat Steffi memberitahunya tadi. Pikirannya masih menerka-nerka hingga sekarang.

"diem-diem bae neng, bu Sondang udah masuk tuh" Steffi menyenggol lengan Salsha dan sontak mengejutkan Salsha.

"melamunin apa sih?" tanya Steffi tanpa melirik kearah Salsha. Namun tak dijawab oleh gadis itu.

"berasa ngobrol sama tembok gue" Cibir Steffi kesal.

"selamat pagi" sapa bu Sondang yang baru saja masuk ke kelas.

"pagi!" jawab mereka serentak.

"sebelumnya, ibu mau memberi tahu bahwa hari ini kita kedatangan murid baru, jadi dimohon semua tenang yaa. Termasuk kamu Steffi" Steffi terbelalak kaget saat namanya di sebut oleh bu Sondang.

"loh kok saya bu?" Steffi menunjuk dirinya sendiri bingung. Membuat satu kelas tertawa.

"sudah, sudah. Kamu silahkan masuk" Kezia memasuki kelas dan betapa terkejutnya Steffi yang melihat kehadiran Kezia, padahal ia belum mengenalnya.

"lah kok?" Steffi sedikit berteriak.

"Steffi kan sudah saya bilang. Diam" tegas bu Sondang. Dan Steffi hanya menyengir.

"Kezia silahkan perkenalkan diri kamu"

"perkenalkan gue Kezia Sevania Almo. gue pindahan dari Jerman, semoga bisa berteman dengan baik" ucap Kezia dengan penuh senyum. Ntah mengapa pandangannya terpaku pada Salsha yang juga menatapnya.

"kayaknya dia ngeliat lo deh Sha" bisik Steffi yang menyadari pandangan Kezia pada Salsha.

"hah apaan? ngaco. Udah diem" tegur Salsha yang sebenarnya juga sadar jika ia ditatap.

"sudah Kezia kamu boleh duduk" Kezia berjalan menuju bangku yang kosong tepat dibelakang Salsha dan Steffi.

"Kezia Sevania Almo?" gumam Salsha dalam hati.

🕘Istrihat
"hai, Salsha kan?" sapa Kezia yang sekarang sudah di depan meja SalSteff.

"ah iya? Lo tau nama gue?" tanya Salsha bingung.

"Stalker ya mba?" ujar Steffi ketus. Salsha menyadari itu dan menatap tajam Steffi.

"ah ngga, lo pacarnya bang Aldy yah?" Salsha langsung terbelalak kaget begitu juga dengan Steffi.

"pacar? Ngga.. Ngaco, gue temenan doang Sama kak Aldy" elak Salsha.

"lo kenapa nanyain kak Aldy?" tanya Steffi bingung.

"oh iya gue belum bilang ya? Gue adeknya bang Aldy" ucap Kezia penuh senyum.

"adeknya kak Aldy?" Salsha menatapnya bingung.

"kenapa? Gamirip ya?" Kezia terkekeh sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"gue baru aja minta bang Aldy buat kenalin gue ke lo, ternyata kita satu kelas" ujar Kezia antusias. Sedangkan Salsha hanya tersenyum kikuk.

"kita mau ke kantin, lo mau ikut?" tawar Steffi yang sudah bangkit dari kursinya.

"tentu. Gue belum kenal siapa siapa disini" balas Kezia penuh semangat.

📍kantin
"gila rame bangett!! ANJIR BISA-BISA GA KEBAGIAN BAKSO GUE!! eh gue duluan ya" teriak Steffi sembari berlari menuju kios bakso.

"lo mau makan apa?" tanya Salsha.

Kezia memperhatikan sekeliling. "gue minum aja deh, udah sarapan soalnya" Salsha membalasnya anggukan dan menyuruh Kezia untuk duduk.

*Brakkk
Clara menggebrak meja yang di duduki Kezia. Dengan tatapan kebencian yang terlihat jelas diwajah Clara.

"jadi lo anak baru yang berani deketin pacar gue?!" bentak Clara yang masih setia dengan tatapan tajamnya.

"gue Kezia" Kezia mengulurkan tangannya namun dengan cepat di tepis oleh Clara.

"cih. Sok manis, gue minta lo jangan deketin pacar gue lagi!" bentak Clara lagi.

"pacar lo siapa ya?" tanya Kezia bingung.

"sopan dikit dong! Kita lebih tua dari lo!" kini Vania yang bersuara sambil menunjuk tepat didepan mata Kezia. Namun seseorang menepis tangan Vania kasar.

"maaf ya tante, ini kantin! Kalo nyari ribut jangan disini. GANGGU"

Bukan. Bukan Kezia yang berbicara seperti itu. Tapi Salsha, ya Salsha lah yang menepis tangan Vania dengan kasar tadi.

"gausa ikut campur lo ya! Lo berdua tuh sama aja! Selalu Deketin pacar gue sama Vania!" ucap Clara sedikit berteriak.

"lo berurusan dengan orang yang salah!" Salsha tersenyum remeh lalu menarik Kezia keluar dari kantin.

•••
"Sal, tadi itu siapa sih?" Tanya Kezia yang masih bingung.

"itu tadi Clara sama Vania, cewek alay bin lebay yang ngejer-ngejer Aldy dan Iqbaal. Mungkin dia liat lo dibonceng sama Aldy tadi pagi, makanya lo di labrak. Udah gausa takut sama mereka. Kalo di bentak ya bentak balik aja, kalo di diemin takutnya ngelunjak. Nih minuman lo" Salsha menyodorkan minuman dingin pada Kezia.

"thanks, terus kenapa lo dibilang sering deketin cowok mereka?" tanya Kezia lagi

"gue akhir-akhir ini emang lumayan deket sama Aldy. Dan si Vania itu suka sama Iqbaal. Dia abang gue, tapi mereka ga tau itu abang gue. Makanya berani gitu, dan satu lagi yang mereka gatau, Steffi itu pacarnya bang Iqbaal." jelas Salsha sambil menyeruput minumannya.

"kenapa lo ga bilang kalo kak Iqbaal abang lo?" tanya Kezia.

"gue mau liat, seberapa jauh mereka bertindak. Gue rasa lo juga harus melakukan hal yang sama, gausa keliatan banget lo sama kak Aldy itu saudara, takutnya dua manusia itu deketin lo biar deket sama Aldy" Kezia menggangguk paham.

Terlambat. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang