Satou Takeru.
Itulah nama yang diberikan kepadaku.
Namun, ada sesuatu yang membuatku membenci nama itu.
Sehingga aku lebih dikenal sebagai 'Soraru' daripada 'Takeru'.
Yaitu karena nama itu mengingatkanku pada seseorang.
Seseorang yang di satu sisi aku sayangi, dan disisi lain aku merasa Trauma jika mengingatnya.
Dia adalah Ibuku.
------------------------------
"Takeru!!!"
Aku yang saat itu masih berumur 10 tahun, hanya bisa meringis disudut kamarku.
Seseorang mendobrak pintu kamarku sambil membawa tongkat.
"Takeru!!! Begitu ya, caramu memperlakukan ibumu sendiri?!" Kata ibuku.
"Okaa-san... G-gomennasai... T-Takeru hanya..." Aku tergagap.
"Kau berani bicara dengan nilai seperti itu?! Kau tak tahu apa yang dikatakan Sensei-mu kepada Ibu?!!" Ibuku mengayunkan tongkat yang dibawanya, menghantam kaki kiriku.
Aku menggeleng pelan, air mata mengalir di kedua pipiku.
"Mereka bilang kau tak mengikuti pelajaran dengan baik!!! Selalu saja tertidur di kelas!!!" Ibuku kembali memukul sisi kepalaku.
Aku memegangi kepalaku, kesakitan.
"O-Okaa-san... Ma-maafkan Takeru... Takeru... Hanya merasa kurang sehat..." Aku mengaku, tak berani menatap manik safir milik ibuku.
"Heh, kurang sehat? Ibu setiap hari bekerja untuk memberimu makan sejak laki-laki brengsek itu meninggalkan ibu, tahu tidak?!! Ibu lelah, Takeru! Setidaknya belajarlah dengan baik!!! Jangan cuma menjadi beban buat Ibu!!!" Gerungnya seraya terus memukuliku.
Aku hanya bisa menangis sambil berteriak kesakitan, sementara ibuku terus memukulkan tongkat itu ketubuhku.
Sejak Ayah meninggalkan kami, Ibu jadi sering memarahiku hanya karena hal-hal sepele. Seiring berjalannya waktu, Ibu makin menjadi-jadi. Ia bahkan tak segan untuk memberikan hukuman fisik jika aku melakukan sedikit saja hal yang tak ia senangi.
Rasanya sakit, dipukuli seperti ini tiap hari. Tapi aku tahu.
...bahwa sebenarnya dilubuk hati Ibu yang paling dalam...
...ia masih punya rasa sayang terhadapku.
Aku terbaring tak berdaya diatas lantai.
Sekujur tubuhku sakit akibat pukulan yang diberikan Ibu kepadaku.
Tiba-tiba pintu terbuka.
"Takeru..."
Aku memejamkan mataku. Takut.
Tubuhku gemetaran ketika sosok Ibu mulai mendekatiku dan duduk dihadapanku.
"G-gomen... Okaa-san..." Bisikku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
はい、大丈夫 だった。(Yes, I'm fine.)--A Soraru Fanfiction
Fanfiction"Kumohon, aku ingin menjalani hidupku tanpa ada keterpaksaan." Kalian tidak mengerti... Aku punya masalah... Aku tak tahu harus bagaimana... Aku ingin mengakhiri ini... Aah, semua ini membuatku gila. "Hey, dengarkan aku..." "Ada apa?" ... "Tidak apa...