"Tadaima..." Ujarku lemas sambil membuka pintu.
...
Hanya kegelapan rumah yang menyambutku. Aku melepaskan sepatuku, kemudian meraba tembok untuk mencari sakelar lampu.
Aku melepaskan jaketku dan berjalan kearah kamar mandi untuk menyegarkan diri setelah kejadian tadi.
Kepalaku masih agak berdering.
Setelah mandi, aku langsung menghempaskan diriku keatas sofa.
"Haaah..." Menghembuskan nafas pelan.
Aku memejamkan mata, mencoba untuk menenangkan diri. Dadaku sudah tak sakit lagi. Kepalaku sudah tak pusing lagi.
Tapi masih tak bisa melupakan kejadian tadi.
Suhu yang dingin, ditambah dengan cahaya lampu yang remang-remang membuat tubuhku rileks. Ya, kurasa rumah adalah satu-satunya tempat dimana aku bisa beristirahat dengan tenang.
Aku benci keluar rumah.
Aku memang dikenal sebagai hikikomori, tetapi mereka hanya menganggap bahwa aku malas untuk keluar rumah. Ditambah dengan fakta bahwa aku tak pernah meninggalkan kelas kecuali saat pulang sekolah atau ada tugas penting, memperkuat image-ku sebagai orang yang sangat anti-sosial dan pemalas.
Dan... Mereka memang benar.
20/100.
Aku tak menyangkal bahwa aku anti-sosial atau pemalas, namun ada alasan lain yang lebih tepat dari sekedar hal itu, kau tahu?
Aku punya teman. Walau terkadang aku jarang berkomunikasi kepada mereka saat disekolah, namun aku memiiki hubungan yang cukup baik dengan mereka diluar sekolah.
Teman-teman seperti Mafu, Urata, Sakata, Eve, Sou, dan Amatsuki sudah cukup bagiku. Terutama Mafu. Ya, dia teman masa kecilku. Jadi dia sudah sangat cukup mengenalku.
Anak itu aneh. Terkadang sebelum aku memberitahunya sesuatu, dia sudah mengetahuinya terlebih dahulu, dan terkadang ia membuatku kesal setiap kali ia menebak fikiranku.
Seperti seorang stalker pro.
Bagaimanapun, dia adalah teman yang cukup baik menurutku.
Ahh, jika aku terus membahas iblis albino ini, tak akan ada habisnya. Menurutku dia adalah makhluk teraneh dan... Entahlah, sulit dijelaskan.
Kembali pada kata 'anti-sosial'ini.
Sejujurnya, aku bisa saja menjalin komunikasi dengan baik. Namun ada satu hal.
...aku takut.
Ya, aku takut.
Aku takut pada orang-orang diluar sana. Entah sebaik apapun image mereka dihadapan orang lain, tetapi menurut sudut pandangku, mereka tak terlihat sebaik itu.
Siapa yang tahu, apa yang ada dibalik topeng mereka itu?
Terkadang apa yang kita lihat tak sesuai dengan kenyataannya.
Kenal dengan ucapan seperti, 'Aku sangat mengenal orang itu.'?
Menurutku itu terdengar sangat naif.
Yang kumaksud adalah, sebaik apapun kau mengenal seseorang, pasti tetap ada rahasia yang kau tak ketahui, kan?
Bahkan seorang ibu yang sudah bersama anaknya sejak anak itu masih di kandungan belum tentu tahu semua tentang diri anaknya.
Tak percaya?
Mafu membunuh ibunya ketika ia berusia 13 tahun.
Ibunya bahkan tak tahu bahwa malaikat albino kecilnya itu akan menjadi alasan kematiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
はい、大丈夫 だった。(Yes, I'm fine.)--A Soraru Fanfiction
Hayran Kurgu"Kumohon, aku ingin menjalani hidupku tanpa ada keterpaksaan." Kalian tidak mengerti... Aku punya masalah... Aku tak tahu harus bagaimana... Aku ingin mengakhiri ini... Aah, semua ini membuatku gila. "Hey, dengarkan aku..." "Ada apa?" ... "Tidak apa...