Semenjak kejadian tadi malam, entah mengapa diriku tak bersikap seperti biasanya.
Aku yang kerap kali bangun sekitar jam 8 kini sudah beranjak dari kasur semenjak jam 6.
Bahkan sakit kepala yang sering kali ku rasakan, telah hilang bak diterpa angin.
Aneh, rasanya aku bukanlah diriku yang biasanya.
Aku sendiri tak tahu menyebut ini apa.
Entah ini keajaiban atau bahkan kutukan, apalagi mimpi.
Semuanya tampak begitu nyata dan jelas di kedua mataku.
Kamisama, kali ini ada masalah apalagi yang akan kuhadapi hari ini?
Namun, dipikir-pikir lagi, bukankah itu lebih bagus jika kehidupanku akan berjalan senormal ini?
Dengan begitu aku akan menjadi bahagia, bukan?
......
...Mungkin hanya aku saja yang terlampau terbiasa dengan kehidupanku saat ini.
Tapi tetap saja, pikiran ini selalu saja menghantuiku.
Bahkan saat ini pun hal tersebut masih terbayang-bayang di benakku.
Kini, aku yang sudah lengkap dengan seragam dan syal merah yang melingkari leherku hendak memasang sepatuku kemudian beranjak pergi dari rumah menuju sekolah.
Ah, pemandangan pagi ini sungguh menyegarkan.
Lihatlah burung-burung yang beterbangan di atas langit biru itu. Walau sinar matahari baru saja menyinari dunia, namun sinar tersebut seolah-olah mampu memancarkan semangat untuk semua orang.
Jam masih saja menunjukkan pukul 07.15. 2 jam lagi sebelum sekolah dimulai.
Dalam kesempatan tersebut, aku menyempatkan diri untuk menunggu di sebuah taman yang jaraknya cukup dekat dengan sekolah.
Udaranya cukup dingin, namun terasa begitu sejuk.
Aneh, padahal musim dingin masih cukup jauh. Apa Oktober sedingin ini? Untung saja aku memakai syal hari ini.
Bagaimana pun juga, aku memilih untuk duduk di bangku taman sambil menikmati udara pagi hari ini.
Hingga, sebuah suara yang familiar terdengar di telingaku.
"Ehh... Soraru-san?"
Begitu aku menoleh ke samping, sosok pemuda albino menatapku heran.
"Ah, Mafu? Kau kenapa ada di sini?" Tanyaku santai.
Namun bukannya menjawab, ia malah kembali bertanya. "So- Soraru-san sendiri kenapa ada di sini??! Kok tumben?!!"
Ya, wajar ia terkejut. Memang baru pertama kalinya aku datang ke sekolah pagi-pagi saat masa SMA ini.
Dengan tenang, ku balas ucapannya. "Oh, aku terbangun awal hari ini. Namun selagi menunggu, aku duduk saja di bangku taman."
"Ohh..." Mafu sendiri hanya mengangguk ria.
Aku memandang dirinya yang tengah membawa kemasan plastik. "Selagi kau di sini, kenapa kau tidak duduk? Kemarilah, duduk saja di sebelahku."
Dengan senang hati, ia kemudian menghampiriku lalu duduk di sebelahku. Kemasan plastik yang ia genggam tadi diletakkan di antara kami berdua.
Tangan Mafu mulai mengambil sebuah makanan di dalam kemasan, kemudian ia menawarkan makanan tersebut padaku.
"Soraru-san mau? Numpung aku beli dua, jadi sekalian buat kamu juga!" Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
はい、大丈夫 だった。(Yes, I'm fine.)--A Soraru Fanfiction
Fiksi Penggemar"Kumohon, aku ingin menjalani hidupku tanpa ada keterpaksaan." Kalian tidak mengerti... Aku punya masalah... Aku tak tahu harus bagaimana... Aku ingin mengakhiri ini... Aah, semua ini membuatku gila. "Hey, dengarkan aku..." "Ada apa?" ... "Tidak apa...