Vote dan comment kalian sangat berharga bagi author😊
Happy reading!!!😉
.
.
.Sebulan telah berlalu semenjak kejadian itu, Taehyung beserta keluarganya sudah hidup normal di negeri orang sebagai warga biasa. Jinhwan dan Irene pun sudah menjadi orang tua dari sesosok makhluk mungil berjenis kelamin perempuan yang mereka beri nama Kim Jihyun.
Tn. Kim kini bekerja sebagai karyawan biasa di salah satu perusahaan di London, Inggris tempat tinggal mereka sekarang dan begitu pun dengan Jinhwan.
Sedangkan Taehyung hanya berdiam diri di rumah, ia sangat jarang keluar dari kamarnya, dirinya yang dulu dikenal sebagai sosok yang ceria dan periang kini berubah menjadi sosok yang sangat pendiam dan penyendiri.
Ia selalu terlihat murung dan terkadang meneteskan air mata yang keluarganya tidak mengetahui apa penyebabnya.Bukan karena efek dari kecelakaannya dulu yang membuatnya seperti itu, semua itu terjadi tentu karena Taehyung sangat amat merindukan kehadiran seorang Kim Yerim dalam hidupnya. Karena keegoisan Ayahnya, kini ia harus dihadapkan dengan 2 pilihan yang sangat berat baginya. Dia bisa saja melacak keberadaan Yeri dan menghubunginya, namun apabila hal itu sampai terjadi dan Ayahnya mengetahuinya, Yeri akan kehilangan Ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal bagi Yeri, meskipun gadis itu kerap kali melontarkan kata benci pada Ibunya tapi Taehyung tau, jauh di lubuk hati pacarnya itu masih tersimpan rasa sayang yang teramat besar untuk Ibunya.
Mau tidak mau, Taehyung pun memilih untuk lost contact dari pacarnya itu, termasuk dengan teman-temannya yang ada di Korea meskipun itu membuat hidupnya hancur.
Dan lagi.. Taehyung kembali terisak di kamarnya
"Yer, maaf telah membuatmu menderita, maaf telah membuatmu khawatir, aku tidak bermaksud untuk melakukan semua ini dan asalkan kau tau, disini aku juga sangat menderita dengan rasa rindu yang teramat besar padamu, tak sedikit pun pikiranku teralihkan dari memikirkanmu, suara dan wajah indahmu selalu terbayang di benakku". Air mata Taehyung bercucuran, suara isak tangisnya menggema dalam ruang kamarnya yang terkunci.
"Apa kabar sayang? aku sangat merindukanmu, rasa cinta dan rasa sayangku padamu tak akan pernah berubah sampai kapan pun, aku tidak akan berpaling darimu, aku lebih memilih untuk mati sendiri dari pada harus mencari penggantimu, sungguh.. ku harap kau tau itu tapi apakah kamu juga akan melakukan hal yang sama? hhhh.. aku berharap suatu hari nanti kita akan bertemu kembali, entah dimana, kapan dan bagaimana pun caranya, karena aku yakin kita memang ditakdirkan untuk bersama".
Setelah menyelesaikan ungkapan hatinya, Taehyung lalu menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya dan menangis sejadi-jadinya.
...
Di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, Yeri, Jungkook dan Hanbin tengah membicarakan sesuatu di sebuah cafe.
"Jadi gimana bin? kamu udah dapat lokasinya?"
Hanbin yang terlihat serius berkutat dengan laptopnya hanya menjawab dengan gelengan kepala. Sedangkan Jungkook hanya menatap malas layar laptop yang menampilkan berbagai data-data yang tidak ia mengerti.
"Oh iya kalian mau makan apa?" Yeri bertanya pada kedua pria yang duduk di hadapannya.
"Ehh nggak usah Yer, minum ini aja udah cukup kok" jawab Jungkook.
"Ini udah jam makan siang lohh, udah nggak pagi lagi dan kalian harus makan"
Jungkook melihat arloji yang melingkar dilengannya dan benar apa kata Yeri, sudah 4 jam mereka di sini.
"Ya udah, makanannya samain aja sama yang kamu pesan, tapi bayarnya masing-masing aja"
"Enggak, pokoknya aku yang bayar, titik!"
"Paan sih kalian berdua, gitu aja pake diributin sgala, berisik" Hanbin menegur mereka berdua karena telah mengganggu konsentrasinya.
"Udah, pesan aja Yer, terserah kamu aja" lanjutnya.
...
Selama sebulan terakhir, mereka bertiga selalu menghabiskan waktu bersama untuk mencari keberadaan Taehyung. Hal itu membuat mereka semakin dekat dan akrab, hingga salah satu di antara mereka merasakan hal yang berbeda, siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook, ia mulai tertarik pada Yeri, ia tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia telah jatuh cinta padanya.
Terkadang ia mengajak Yeri untuk jalan-jalan berdua tanpa sepengetahuan Hanbin dengan alasan ingin menghibur Yeri yang selalu terlihat murung. Namun, selama jalan-jalan itu berlangsung, topik pembicaraan mereka tak pernah lepas dari Taehyung, Yeri terus saja membicarakannya. Jungkook memang agak risih, tapi demi menghabiskan waktu berdua dengan gadis yang disukainya, ia rela menyakiti hatinya sendiri dengan mendengarkan semua curhatan Yeri yang masih berstatus pacar orang.
Mungkin Hanbin akan berpikir bahwa ini gila jika mengetahuinya, Jungkook yang harusnya membantu Yeri bersatu kembali dengan tambatan hatinya malah balik menyukainya.
"Pacarnya sudah mencampakkannya dengan meninggalkan Yeri tanpa alasan yang pasti dan tanpa kabar hingga saat ini, jadi apa salahnya jika aku membahagiakannya di sini" kalimat itu yang selalu ada di benak Jungkook. Tapi Yeri menunjukkan hal yang berbeda dan sama sekali tidak peka terhadap semua perlakuan Jungkook padanya.
Yeri sudah menganggap mereka berdua sebagai kakak laki-laki yang akan selalu menjaga dan melindunginya. Semua perhatian dan rasa sayang yang Yeri berikan pada mereka hanya sebatas layaknya adik pada kakaknya, tidak lebih.
Sama sekali tak pernah terbesit sedikit pun dipikirannya bahwa salah satu diantara mereka akan timbul rasa suka. Karena dipikirannya hanya ada Kim Taehyung, seseorang yang sudah mengisi sebagian besar ruang di hatinya.
Walaupun pada kenyataannya Taehyung secara tiba-tiba menghilang dari kehidupannya, tapi Yeri sangat yakin.. itu semua bukanlah kemauan dari Taehyung, ia tahu bahwa Ayah dari pria yang disukainya itu tidak merestui hubungan mereka dan hal itulah yang menjadi penyebab ini semua.
Tapi Yeri adalah wanita yang kuat, ia tidak mungkin menyerah secepat itu hanya karena tidak mendapat restu dari orang tua. Mereka sudah berjanji akan berusaha untuk tetap bersama apapun yang terjadi, Yeri masih mengingat janji itu dan kini adalah saatnya untuk membuktikan janjinya.
~•🌸•~
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm So Sick | Taehyung X Yerim
FanfictionSemenjak kepergianmu.. hidupku bagai dirundung badai yg tiada hentinya menerpa.. Hingga sekarang aku sudah tidak peduli lagi dengan hidupku.. Andai kau masih ada disini.. Aku sangat merindukan sosokmu.. Ayah.. -Kim Yerim