4. Anger

137 11 4
                                    














Pada awal kehamilan keenam Chaerin, ia menyadari bahwa ia masih terhindar dari morning sickness karena ia belum mengalami sedikit pun rasa mual di pagi hari. Senin pagi setelah pernikahannya dengan Jiyong dan awal kehamilannya yang ketujuh, morning sickness akhirnya menghampirinya. Begitu ia bangun pagi itu, ia bergegas ke kamar mandi dan mengosongkan isi perutnya. Dan kemudian ia mengosongkan perutnya yang sudah kosong lagi.

Ketika ia merosot ke lantai, menikmati perasaan dingin ubin terhadap tubuhnya, ia tidak yakin bagaimana ia akan bertahan di hari berikutnya. Sebagian besar jadwal kuliahnya ada di hari Senin, Rabu, dan Jumat. Ia akan berada di kampus dari pagi hingga sore hari. Selalu dan mungkin juga terlalu ambisius, ia dengan cepat menyadari kesalahan mengambil jadwal kelas jam 8 pagi ketika bersandar di sebelah toilet adalah tempat terbaik baginya. Ia menunggu 10 menit untuk memastikan ia tidak akan muntah lagi. Ia kemudian berdiri dan menyeret dirinya ke lemarinya untuk bersiap-siap ke kampus, sementara sebagian dirinya hanya ingin kembali ke tempat tidur.

Jiyong sudah berangkat bekerja saat Chaerin mengalami morning sickness pada Senin pagi ini. Hal pertama yang dilakukan Jiyong setibanya di tempat kerja adalah, ia dengan malu-malu mengubah status pengarsipan pajaknya dari 'lajang' menjadi 'menikah' di bagian penggajian yang dijaga karyawan wanita. Karyawan wanita itu memelototi Jiyong ketika pemuda itu mengembalikan kertasnya. Jiyong tahu pandangan wanita itu mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa ia telah meniduri wanita itu dua kali dalam setahun terakhir dan wanita itu telah merayu untuk yang ketiga kalinya. Mengabaikan tatapan tak setuju dari wanita itu-wanita yang sangat buruk dan Jiyong tidak akan memberi kesempatan untuk yang ketiga kali, anyway-Jiyong menghilang ke dalam tempat kerjanya dan mulai menjalani harinya. Ia memiliki jadwal kuliah pada hari Senin, Selasa, dan Rabu, dari siang hingga malam dan tahu ia akan menghadapi hari yang panjang. Ia dengan singkat bertanya-tanya apakah ia akan bertemu Chaerin di kampus.

Senin itu, baik Chaerin maupun Jiyong menghadapi kenyataan hidup baru mereka. Minggu sebelumnya, hidup mereka hanya terhubung oleh anak yang dikandung Chaerin. Sekarang, kehidupan mereka secara tak terduga bergabung, dan itu adalah sesuatu yang mereka berdua harus biasakan. Tidak hanya memiliki rutinitas kuliah dan hobi sama untuk dijaga, tapi sekarang mereka juga berbagi rumah dan hal asing lainnya.

Semua pemikiran itu berputar di kepala Chaerin ketika ia pergi ke kampus.

Aku tidak percaya ini adalah hidupku. Sedangkan mimpiku... oke, aku harus melupakannya. Aku harus mengucapkan selamat tinggal pada teman-temanku... Aku tidak akan pernah memerankan Elphaba... Sepanjang hidup Chaerin telah difokuskan pada satu tujuan untuk mencapai Broadway dan menjadi bintang. Tapi sepuluh menit di tempat tidur asing bersama seorang pria menyentak mimpinya dari bawah tangannya selamanya. Dan ia harus berkabung atas kematian mimpi-mimpi seumur hidupnya itu, yang telah tumbuh dan dipeliharanya selama bertahun-tahun, secara emosional ini sangat menghancurkannya.

Untuk pertama kalinya sejak ayahnya memaksanya menjalani kehidupan yang aneh ini, ia akhirnya membiarkan dirinya menangis. Dan menangis. Dan menangis lagi. Pada saat ia berhenti menangis tersedu-sedu, ia baru sadar bahwa ia telah terlambat masuk ke kelas jam 8 paginya. Hari pertama di minggu itu tidak dimulai dengan baik.

Mencoba untuk kembali ke realita, Chaerin meraih tasnya dari kursi belakang mobilnya dan melangkah menuju gedung. Ia berbelok dan menabrak seseorang.

"Maaf, maafkan aku," gumam Chaerin menyesal, tanpa melihat sosok yang ditabraknya.

"Rinnie?"

Menyadari suara itu, Chaerin mengangkat kepalanya. "Mingkki, hai!"

Gong Minzy adalah salah satu teman sekelas Chaerin semasa sekolah. Mereka berada di paduan suara bersama dan sering bersaing karena keduanya memiliki suara yang kuat. Namun, selama bertahun-tahun di paduan suara, mereka berhasil menjadi sahabat, meskipun masih ada persaingan diantara mereka. Minzy juga kebetulan adalah teman yang mengundang Chaerin ke tempat yang sekarang disebut Chaerin dalam pikirannya sebagai 'pesta pembuahan'.

AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang